15. Waste Area (1)

6 4 3
                                    

Ren mencegah Oa dan Lliya mengatakan ‘ya’ sebelum terlambat. Anak itu adalah ancaman dari petunjuk, seharusnya mereka menghindari Shine. Namun, dua orang itu terjebak pada sosok manis tersebut. Ren merubah tubuhnya seperti bayangan, kemudian menarik si bocah.

“Kau mau apa, Bocah?” tanya Ren sinis.

Shine tersenyum creepy. Darah segar mengalir dari perut serta mulut, genangan darah membasahi kaki mungil bocah tersebut. “Kau tak kasihan padaku, Tuan?”

“Kau pikir?” Ren berdecak. “Masa lalumu memang suram, tetapi kau tak bisa menjerat orang lain untuk ikut!”

Gadis kecil itu menangis darah, baju yang semula bersih menjadi bersimbah noda merah. Beberapa orang tak mengerti penderitannya. Lahir di keluarga kaya membuat ia tersiksa, batin dan fisik. Tak pernah mendapat kasih sayang, hanya hukuman sampai kematian menejmput. Itu pun dengan cara tragis.

Ren bersiaga, makhluk di hutan ini begitu tak terduga. Bisa saja ia diserang saat lengah. Jika Ren ikut terserat oleh Shine, maka selamanya tak akan pernah keluar dari ini, atau lebih parah lagi menjadi pengurus hantu semacam bocah tersebut.

“Kau beruntung memiliki keluarga. Mereka menyayangimu, tanpa pilih kasih ….”

Sementara, Shine berbicara terus, Ren mencoba siaga serta menahan Lliya dan Oa yang masih di bawah pengaruh bocah setan itu. Akhirnya, secara terpaksa ia mebuat keduanya tak sadarkan diri. sedikit pukulan pada kepala tidak mengakibatkan lupa diri. Mungkin.

Setelah mengurusi Lliya dan Oa, ia menjadi sebuah bayangan. Diam-diam Ren mengikat Shine menggunakan tali cahaya. Bocah itu teriak kesakitan, Ren didorong sampai terkena noda darah. Kemudian, Shine melempar beberapa pisau yang keluar dari tubuhnya. Dalam wujud bayangan, semua lemparan itu tak akan melukai, ia pun masuk ke dalam tubuh Shine. Ren menekan keinginan bocah malang itu. Dirasa keinginan dalam hati Shine hilang, pengaruh pada Lliya dan Oa pun terlepas.

Masa lalu kelam membuat Shine ingin merasakan kebahagian. Itu menjadi dasar untuk bisa memengaruhi orang lain untuk terjebak dalam perangkapnya. Jika terperangkap, maka orang tersebut tak akan kembali ke dunia manusia atau bahkan mati.

“Kau … menghancurkanku, Tuan,” lirih Shine.

Ren menatap tubuh Shine mulai melebur. Keinginan itu hancur bersamaan dengan tubuh bocah tersebut. Ia juga manusia, merasakan apa yang dirasa makhluk kecil seperti Shine. Namun, dalam perjalanan ini Ren tak mungkin luluh atau ia akan mati.

“Ya, menghancurkanmu adalah pilihan terbaik. Kau seharusnya pergi ke tempat lain. Tidak di sini.” Ren menunduk. “Kau salah soal diriku yang memiliki keluarga bahagia, kita sama, Shine.”

Bocah itu tertegun, ternyata ada yang bernasib sama dengannya. Senyum tulus akhirnya terukir di sudut bibir Shine. Mungkin ia salah menilai orang lain. “Terima kasih, Tuan. Kau baik. Akan kusampaikan salammu pada orang terkasihmu di sana. Sampai jumpa.”

Kepergian Shine membuka luka pada diri Ren. Gadis kecil itu pasti bahagia di alam sana, ia harap dia juga bahagia.  Setelah beberapa menit merenung, ia teringat Oa dan Lliya. Ternyata Tuan dan Nonanya sudah bangun dan menatap dirinya bingung.

“Syukurlah kalian sudah sadar, Tuan. Nona.” Ren tersenyum tulus.

Setelah mengurusi Shine, mereka melanjutkan perjalanan. Lliya merasa hatinya sedih entah karena apa. Sedangkan, Oa seperti ingin menangis tanpa alasan. Efek dari bocah itu memang luar biasa, beruntung Ren tak merasakannya juga.

Selanjutnya, mereka harus menemukan sumber cahaya tanpa bertemu makhluk aneh lagi.  Kini, jalan yang dilalui seperti menanjak. Cukup melelahkan , tetapi tak bisa mundur. Sampai di puncak tertinggi terdapat jurang, cukup dalam dan mengerikan.

My King [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang