🌼 18 🌼

318 56 6
                                    

🌼🌼🌼

Hari ini Virendra benar benar gelisah,   sejak kemaren dia belum  bertemu Dalisha, saat taraweh, sholat subuh gadis itu tak menampakkan batang hidungnya , bahkan di masjid kampus pun dia tidak melihat Dalisha, padahal Virendra sengaja datang lebih cepat ke masjid agar bisa bertemu dengannya, Karena dia sangat tahu biasanya gadis itu pasti datang ke Masjid untuk sholat Zuhur.

Sudah beberapa kali dia mencoba menghubungi gadis itu melalui wa , tapi pesannya tak jua di balas, di baca pun tidak, tentu menimbulkan tanda tanya di hati cowok itu.

Karena penasaran, akhirnya Virendra memutuskan untuk menemui Dalisha di gedung fakultasnya setelah sholat Zuhur.

Dengan bersemangat Virendra melajukan motor sportnya menjumpai gadis itu.

Namun di tengah jalan, matanya menangkap sosok Dalisha bersama Daniel, tengah berdiri diteras Perpustakaan kampus, mereka terlihat ngobrol.

"Daniel?" Gumamnya, raut wajahnya seketika berubah kesal, sorot matanya menajam ke arah cowok itu.

Tanpa pikir panjang lagi dia pun berbelok arah menuju Perpus.

Virendra mengamati keduanya dari kejauhan, dia sengaja memarkirkan motornya di balik pohon besar yang ada di pelataran parkir perpus.

Virendra mengurungkan niatnya untuk menemui Dalisha, Namun dia tidak pergi dari tempat itu, hanya mengamati kedua orang itu dari jauh dari balik pohon besar layaknya seorang Intel yang mengamati target.

Tiba tiba rahangnya mengeras, tangannya mengepal kuat saat dilihatnya Daniel mengusap kepala Dalisha, dan gadis itu tidak menolaknya? Berbagai spekulasi  bermain di otaknya, apakah Dalisha tahu kalau Daniel suka padanya, dan dia juga suka pada cowok itu? Apakah mereka sudah jadian?  Berarti kemarin Daniel bertanya padanya , untuk memperingatinya agar menjauhi Dalisha?

Yang membuat Virendra tak habis pikir, kenapa Dalisha mau disentuh kepalanya , biasanya dia menikah berjabat tangan dengan laki laki, apa karena berhijab jadi gak menyentuh kulitnya, tapi bukankah tetap saja tidak baik dilihat orang banyak.

Karena tak tahan dengan praduga praduga yang membuatnya sesak, akhirnya dia melangkah pergi dengan membawa hati yang kecewa dan marah, diapun kembali kegedung fakultasnya.

.
🌼🌼🌼

Virendra terlihat murung, Jacky, Bobby dan Bekti yang melihatnya sedari tadi seperti itu jadi bertanya tanya, beberapa kali disapa dia hanya diam saja, kalau sudah mode bete begitu , tidak ada satupun dari mereka yang berani mengusiknya.

"Tuh anak kenapa sih? Balik dari masjid kaya begitu? Kesambet jin pohon di Masjid kali ya?" Ujar Bobby.

"Iya , perasaan tadi baik baik aja .." sahut Bekti.

"Tanyain gih Jack " suruh Bekti pada Jacky.

"Ah yang ada ntar gue kena serangan es batu ." Cicit Jacky enggan.

"Lo kasih sirop lah , biar enak kwwkkwk..." Bobby cekikikan sendiri, kedua temannya malah aneh melihatnya sampai mengedikkan bahu mereka.

Sementara Virendra yang masih bisa mendengar obrolan ketiga teman laknatnya itu, karena posisi mereka berada tak jauh di sampingnya, sama sekali tak menghiraukan, dia hanya memainkan ponsel, mengutak Atik akun instagramnya.

Tiba tiba muncul notifikasi WhatsApp di layar ponselnya, tertera balasan dari Dalisha, meski sedikit enggan karena rasa kesal yang masih bersemayam di hatinya, namun Virendra tetap membuka dan membacanya.

📱"Wa'alaikumussalam .. maaf ya baru baca chat kamu, tugas kuliah ku lagi banyak, jadi jarang buka hp"

Begitu jawaban Dalisha, Virendra memang mengirimkannya beberapa pesan , namun sama sekali tak dibaca oleh Dalisha, sesibuk itukah? Hingga baru sempat membuka ponsel?, Lalu tadi di perpus dia sempat tuh asyik ngobrol sama cowok , apa sengaja ya tak mau baca chat darinya? , Begitu pikir Virendra.

Hijrah Cinta 1 || Taelice (Edisi Ramadhan) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang