🌼 23 🌼

346 61 16
                                    

Hay Sahabat Firosa
Mohon maaf kalau up nya sering agak telat

Maklum semakin dekat lebaran semakin banyak tugas di rumah hehe

Terimakasih yang selalu setia menantikan kisah ini

Love U All

Enjoy Reading

💜💛💜💛

🔹🔸🔹🔸🔹🔸🔹🔸🔹🔸🔹🔸🔹🔸

Hubungan Virendra dengan Dalisha berjalan dengan baik, meski gaya pacaran mereka tidak seperti pada umumnya, tanpa kencan, tanpa malam mingguan, tanpa ketemuan berdua dan jarang video call-an.

Komunikasi mereka hanya via chattingan Wa , dan sesekali Video call.

Dalisha memang tidak diperbolehkan berpacaran, keluarganya sangat anti pacaran karena di larang dalam agama, begitu yang mereka yakini, dan Virendra sangat faham akan itu , jadi dia tidak keberatan, apalagi sekarang bulan Puasa, mereka harus saling menjaga dan menahan nafsu bukan?

Dengan hanya saling menanyakan Khabar, mengingatkan sholat, sahur bahkan berbuka lewat chat, sudah membuat hati keduanya bahagia.

Virendra masih bisa melihat gadisnya saat dia belajar mengaji di Musholla keluarga Dalisha, di masjid saat taraweh, atau di masjid kampus. Melakukan bakti sosial seperti santunan, takjil on the road bersama dengan remaja masjid yang lain.

Hari hari Virendra menjadi berwarna, lebih hidup dan mempunyai tujuan, bahkan kedua orang tuanya pun merestui hubungan nya dengan Dalisha, tentu saja mereka merestui , siapa yang tidak ingin berbesan dengan keluarga ustadz yang terkenal di komplek itu, mereka orang orang baik, berhati tulus, cerdas dan peduli pada sekitar.
.
.

Hari ini Virendra tidak ke musholla untuk belajar mengaji, tenggorokan nya mengalami radang sehingga tubuhnya demam, sejak pulang dari kampus dia hanya berbaring, karena sang mama melarangnya untuk keluar, dan disinilah sekarang Virendra, meringkuk di atas king sizenya berbalut selimut, wajahnya sangat pucat dan bibirnya terlihat memerah.

"Sayang, kamu harus makan .. lalu minum obat , ini mama sudah buatkan bubur , makan ya.." bujuk Shafitri sambil menyentuh dahi Virendra yang terasa hangat.

Virendra menggeleng lemah

"Tidak ma .. Vi lagi puasa." Kayanya seraya menepis sendok berisikan bubur yang di sodorkan mamanya.

"Tapi kamu lagi sakit sayang .. batalin aja ya.." shafitri masih berusaha membujuknya, tapi Virendra terus menggeleng.

"Sayang ma .. tinggal beberapa jam lagi , azan maghrib."

Shafitri pun menghela nafasnya , susah sekali membujuk putranya ini, pikir dia prustasi.

Tiba tiba wanita paruh baya itu seperti mendapat ide.

Bukankah Shafitri sudah menyimpan nomer HP nya Dalisha, meski mendapatkannya dengan cara agak maksa dari Virendra. Dan putranya itu memberikannya dengan syarat, jangan menghubungi Dalisha jika tidak penting .

Nah .. sepertinya ini adalah waktu yang penting menurut wanita paruh baya yang masih terlihat sangat cantik itu, diam diam dia pun tersenyum smirk.
Lalu Shafitri beranjak meninggalkan kamar Virendra, setelah mencium keningnya.

"Istirahat ya sayaang .." dia menyelimuti tubuh Virendra hingga ke leher, lalu melangkah keluar..

" dia menyelimuti tubuh Virendra hingga ke leher, lalu melangkah keluar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hijrah Cinta 1 || Taelice (Edisi Ramadhan) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang