Cecilia tidak yakin apakah dirinya suka menunggangi naga atau tidak. Setiap detik, tubuhnya selalu bergeser ke sana-kemari.
Seminggu berlalu sejak percakapan terakhir Cecilia dan kenalan barunya. Mereka menunggu sampai keluarga Ollenard pulang terlebih dahulu, baru memulai pelajaran dragonologi yang sudah dijanjikan. Keadaan semakin didukung oleh kepergian Papa dua hari lalu untuk urusan bisnis di Hangara.
Kau masih memegangku? Suara Sycamore nyaris terlewat begitu saja dari benak Cecilia.
Aku masih memelukmu, Sycamore! Cecilia berteriak dalam hati, tanpa sengaja mengagetkan Sycamore. Naga itu tersentak tiba-tiba dan Cecilia memeluk lehernya lebih erat. Demi dewa-dewi kenapa kau berguncang?
Jangan berteriak!
Maaf. Cecilia mencoba memelankan suara. Dia membenamkan wajah ke dekat sisik hijau Sycamore. Naga itu beraroma seperti hutan yang lembap. Sisik naga pohon mirip dengan ular sehingga Cecilia tidak perlu khawatir wajahnya terkena luka gesekan, tetapi justru karena itu juga posisi duduknya mudah bergeser.
Cecilia membaringkan kepala pada tubuh Sycamore. Dia hanya mengintip dari balik lengannya yang mulai kebas. Mereka terbang cukup tinggi sehingga satu-satunya pemandangan yang terlihat hanyalah serat-serat awan putih.
Bisakah kau terbang lebih pelan? tanya Cecilia. Kurasa aku mau menegakkan tubuh.
Tentu.
Sayap Sycamore tidak mengepak sesering sebelumnya. Naga itu membiarkan arus udara menjaganya tetap terangkat di angkasa. Cecilia mendorong tubuh bagian atasnya, sementara kedua tangan masih memegang erat bagian belakang leher Sycamore. Kakinya mengepit naga itu lebih kuat.
Kau bisa membuat pepohonan menangkapmu kalau kau jatuh, usul Sycamore.
Cecilia melongok ke bawah, mengamati hutan yang membentang luas di bawahnya. Hamparan padang putih membentang sejauh mata memandang. Sementara jauh di depan mereka, bebatuan kokoh dari Pegunungan Andorra telah menanti Cecilia dan Sycamore.
Aku lebih suka terbang dengan selamat hingga sampai tujuan, Cecilia membalas.
Cecilia bisa menebak ketika mereka hendak sampai, karena Sycamore menukik ke bawah perlahan-lahan, menyiapkan diri untuk mendarat. Seekor naga pohon sudah menanti kedatangan mereka bersama Espen.
"Di mana Freya dan Jaromir?" tanya Cecilia, mencari-cari kedua sosok itu.
"Mereka membantu mengurus anak-anak naga." Espen menghela napas panjang. Matanya menolak dibuka lebih lebar sehingga menampakkan raut lelah.
"Kau bisa menggantikan mereka," usul Cecilia. "Aku yakin menjaga anak naga akan lebih menyenangkan."
Pemuda itu mengulas senyum penuh keterpaksaan dengan tatapan datar yang tak berubah. "Omong-omong, ini Marigold, salah satu pasangan Sycamore, pemimpin dari naga betina lainnya. Dia akan membantumu bicara pada teman-teman naganya. Marigold, ini Cecilia."
Cecilia, kau siap bertemu naga batu dan naga tanah? tanya Marigold. Karst dan Viel setuju untuk datang. Mereka teman-teman kami dan sudah mendengar beberapa hal tentangmu.
Cecilia merapikan rambut dan pakaiannya yang agak berantakan. "Kupikir kita akan mulai dengan naga pohon."
Ah, naga pohon, naga daun, dan naga bunga adalah perkara mudah, ujar Sycamore. Lebih baik berkenalan dengan yang lain dulu.
Sycamore benar, Marigold menyetujui. Nah, Viel mungkin membuat suara aneh tapi dia selalu begitu ketika berkenalan dengan naga baru. Dia tidak akan terlalu aktif karena baru menyelesaikan hibernasi. Sementara Karst memang selalu berwajah datar dan kelihatan akan memakanmu, tapi setahuku dia sudah menyantap makanannya minggu lalu dan tidak berniat makan sampai bulan berikutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daughter of Naterliva [#1]
FantasyHidup Cecilia yang tenang berubah seratus delapan puluh derajat ketika tiga orang asing mendatanginya. | • | Yang Cecilia Lockwood inginkan hanyalah menikahi pria baik dan menjalani hidup tenang bersama keluarganya. Namun, keadaan tidaklah semudah...