37

131 30 5
                                    

Sudah seminggu lebih Cecilia tidak bicara pada Connor. Kebetulan, Connor tidak ingin bicara padanya juga.

Kemarin naga batu baru saja berkunjung ke sekolah. Segala sesuatu berjalan lancar. Kendati seorang anak menangis ketakutan, tapi pada akhirnya tidak ada yang tewas tergilas batu atau semacamnya, seperti yang dicemaskan para orang tua dan Mr. Xanderson.

Kunjungan naga batu adalah yang terakhir untuk saat ini. Libur musim panas akan berlangsung selama tiga minggu ke depan, memberikan Cecilia dan teman-temannya kesempatan istirahat. Bastian mengajaknya kencan lagi pada hari ini. Pria itu membawakan sebuket bunga bernuansa merah muda dan biru bagi Cecilia sebagai buah tangan, kemudian mereka pergi ke padang rumput terdekat dan makan roti isi bersama.

"Pertemuan kemarin sungguh luar biasa," ujar Bastian, masih takjub dengan peristiwa tersebut. "Seumur-umur, baru kali ini aku melihat naga sebesar itu di tengah-tengah kumpulan manusia."

"Sama," timpal Cecilia, tak kalah bahagia. "Omong-omong, Magistra Ollenard, kalau tidak salah Magistra Mamond pernah membahas soal pembasmian naga liar yang tersisa. Apa rencana itu masih diperbincangkan?"

Bastian mengingat-ingat sejenak. "Ah! Aku ingat. Sejujurnya aku tidak mendengar perkembangan dari rencana itu. Tapi bisa kupastikan Komite Penyihir dan pihak pemerintah pusat akan mempertimbangkan ulang segala sesuatu, terlebih karena kelas dragenologi sukses sejauh ini."

Mendengarnya memberi Cecilia sedikit kelegaan. Lagi pula, masalah itu yang membuat Cecilia segera bersedia membantu Freya.

"Ayahku sempat membahas soal pernikahan," ujar Bastian tiba-tiba. "Beliau pikir tidaklah sopan jika kami menunda prosesi lamaran terlalu lama, sekalipun dengan adanya semua masalah ini. Dia dan ibuku beranggapan bahwa aku bisa lebih berguna jika sudah menjadi suamimu. Bagaimana menurutmu, Miss Lockwood?"

Cecilia bahkan hampir lupa mengenai tujuan perjodohan ini. "Oh, ya, kita juga harus membahas persoalan itu."

Bastian bergerak gelisah. "Apa ada masalah?"

"Tidak. Kenapa kau berpikir begitu?"

"Soalnya caramu bicara menyiratkan ada sesuatu."

Cecilia memilin renda gaunnya. "Kalau boleh jujur, ada sesuatu yang kupikir, Magistra Ollenard. Dan aku ingin kita membahasnya sebelum menikah."

Bastian mengangguk ragu-ragu. "Apa tepatnya yang ingin kau bahas?"

Aeryn, Cecilia duluan berkata dalam hati. Aku ingin membahas soal gadis yang kelihatannya menarik hatimu itu.

Tapi bagaimana kalau penilaiannya salah? Interaksi antara Aeryn dan Bastian jarang dia lihat secara terang-terangan. Mungkin tatapan yang waktu itu mereka berikan kepada satu sama lain hanyalah gestur sayang sebagai teman.

Bagaimana jika dugaanmu benar? salah satu sisi Cecilia berbisik. Kau mau pura-pura mengabaikannya dan memisahkan mereka?

Tidak mungkin, desis Cecilia.

Tapi, kalau tebakannya salah, dia khawatir Bastian akan mengurangi interaksinya dengan Aeryn, yang mana akan memengaruhi persahabatan keduanya. Kelihatannya pria itu akan melakukan apa pun jika Cecilia tega menyuruhnya demikian.

"Bisakah aku pakai gaun hijau muda?"

Bastian mengerutkan dahi. "Apa?"

"Untuk upacara pernikahan," jelas Cecilia. "Kurasa gaun hijau muda akan terlihat segar."

Bastian kelihatan bingung sesaat. Kemudian dia tertawa kecil. "Apa aku perlu memakai pakaian hijau muda juga?"

"Kalau kau mau."

Daughter of Naterliva [#1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang