Hal pertama yang akan Bastian kerjakan pada pagi hari adalah membujuk pengikut Naterliva yang tersisa untuk datang ke kantor keamanan dan memberi kesaksian mereka.
Dia tak ingat tertidur di ruang tunggu. Setelah para penyerang di area pergudangan dikurung, barulah dia dan Aeryn bisa beristirahat dalam kelegaan. Ketika Bastian bangun keesokan paginya. Aeryn sudah bekerja duluan, menginterogasi pada pelaku penyerangan.
Bastian mencuci wajah dan merapikan penampilan dirinya yang sebelumnya sudah agak tidak keruan, bersiap pergi lagi. Sekeluarnya dari toilet, Edwin dan Robert telah menunggu.
"Hei, apakah kau merasakan sesuatu yang aneh?" tanya Robert. "Mendadak aku ingat malam ketika Edwin mencoba menangkap naga daun itu, dan tahu-tahu melihat Miss Lockwood sudah ada di sana."
"Ya, aku juga ingat," Bastian membalas. Nada suaranya terlalu dingin sampai-sampai Robert enggan melanjutkan kata-katanya. Bastian mengedikkan bahu. "Masalah itu bisa kita khawatirkan nanti. Sekarang aku sibuk."
"Aku tahu kau marah karena hasil pekerjaan kami tidak sesuai keinginanmu," Edwin buka suara, langsung membahas inti permasalahan. "Tapi biarkan kami membantu, Bas."
Bukan karena itu aku marah, Bastian berkata dalam hati. Dia menggeleng kecil. "Kalian sudah bekerja keras kemarin. Biar aku saja."
"Kau dan Aeryn yang sudah bekerja keras," ralat Robert. "Malahan, kulihat semalam Aeryn cuma istirahat sebentar dan lanjut bekerja."
Mendengarnya membuat Bastian merasa bersalah. Kalau tahu begitu, seharusnya dia ikut membantu Aeryn. Tampaknya gadis itu sudah terlanjur geram karena Bastian memberi tahunya perihal Richard Mamond. Tetapi mereka berdua sama-sama berjanji untuk tutup mulut, setidaknya sampai ada bukti yang lebih kuat.
"Pengikut Naterliva itu tidak akan nyaman bila orang lain datang bersamaku," Bastian beralasan. "Kalian tunggu di sini, mungkin kalian bisa membantu Aeryn. Dia bekerja terlalu keras."
Bastian buru-buru pergi. Keluarga Lockwood tidak pernah berpindah dari tempat mereka dan hanya memandangi Bastian sekilas sambil menganggukkan kepala sebagai sapaan singkat.
"Mr. Lockwood, apa kau butuh sesuatu?" tanya Bastian.
Pria itu menggeleng kecil. "Terima kasih atas tawaranmu, Magistra Ollenard, tapi aku baik-baik saja."
"Kurasa kalian bisa mengajukan pertemuan dengan Cecilia," kata Bastian. "Mr. Connor, sampaikan informasi yang kita terima kemarin padanya."
Connor mengangguk dan mendekati seorang petugas keamanan yang berjaga, meminta waktu bertemu dengan Cecilia. Bastian pergi duluan menuju Hutan Merydew, berharap bisa membujuk para pengikut Naterliva untuk datang dan membantu.
≿━━━━༺❀༻━━━━≾
Tidur Freya cukup nyenyak kendati posisinya tidak begitu nyaman. Dia bangun lebih awal dalam kondisi lebih segar. Freya yakin dirinya sudah siap menghancurkan benak siapa pun yang berani mengganggunya hari ini.
Connor kembali dengan senyum sumringah. "Kita bisa menemuinya," dia mengumumkan. "Tapi hanya dua orang."
Mr. Lockwood dan Dion bertukar pandang, kemudian pria itu menyentuh pundak putranya. "Kau saja," pria itu menyuruh. Lalu, Dion dan Connor pergi mengikuti arahan seorang petugas.
Freya menghela napas, mengusap bekas luka di pergelangan tangan dan sekitarnya lengannya. Orang yang lalu-lalang mulai memperhatikan dirinya dan Espen dengan wajah bersimpati bercampur kerut jijik. Dirinya cuma memutar bola mata, mengabaikan tatapan-tatapan tersebut. Mungkin topi hangatnya yang norak adalah sumber kejijikan orang-orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daughter of Naterliva [#1]
FantasyHidup Cecilia yang tenang berubah seratus delapan puluh derajat ketika tiga orang asing mendatanginya. | • | Yang Cecilia Lockwood inginkan hanyalah menikahi pria baik dan menjalani hidup tenang bersama keluarganya. Namun, keadaan tidaklah semudah...