Jangan lupa vote atau komen ya temen-temen, terima kasih:)
*
Jeno meletakkan satu lembar kertas di atas meja, di hadapan Jaemin saat ini. Selembar kertas dengan tulisan nama-nama negara di Asia. Di antaranya ada China, Thailand, Vietnam, Filipina, dan Hong Kong.
“Negara tujuan Tuan Choi dalam memperdagangkan manusia,” sahut Jeno seraya menyandarkan punggungnya di sofa. “Lebih baik kau tambah gajiku karena aku melakukan pekerjaan ganda. Kau tahu, aku mendapatkan informasi ini dari seseorang yang dulunya pernah menjual seseorang pada Tuan Choi. Jangan tanya di mana aku tahu orang itu karena aku tidak bisa mengingatnya sebab prosesnya terlalu panjang. Intinya, lima negara ini adalah tujuannya.”
“Terima kasih, Jen. Aku pasti akan melipat gandakan gajimu.” Jaemin meraih kertas itu lalu menatapnya lamat.
“Kau bertekad mencari ke mana Cassa dijual tapi sepertinya sekarang kau terlihat tidak berminat, Na Jaemin. Ada apa?”
“Aku sibuk mengurus perusahaan, Lee Jeno. Banyak yang harus aku urus sebagai owner sekaligus CEO jadi buang pikiran burukmu sebelum aku menendangmu.”
Tawa renyah Jeno menggema di seluruh penjuru ruangan. Ia sudah tahu kalau Jaemin membeli Lia dari Tuan Choi karena Jaemin sempat curhat padanya semalam. Mengatakan bahwa ia iba pada kehidupan perempuan itu.
“Kenapa kau tidak membuka panti asuhan saja? Tapi khusus untuk perempuan yang menurutmu memprihatinkan, seperti Lia dan Karina?”
Kesal, Jaemin meremat selembar kertas itu dan melemparnya hingga mengenai kepala Jeno. Bukannya marah, Jeno malah semakin menertawakannya.
“Tapi serius, karena kasus Cassa, kau jadi orang yang peduli terhadap perempuan. Ya, walaupun kepedulianmu kau manfaatkan untuk membuat mereka tunduk padamu..” sahut Jeno lagi. “Dulu, kau mengambil Karina dari panti asuhan karena mendapat perlakuan tidak baik dari ibu panti. Kau iba, memberikannya tempat tinggal hingga menyekolahkannya sampai ia sukses seperti sekarang. Sama dengan Lia, mendapat perlakuan tidak baik dari keluarganya dan sekarang kau menyelamatkannya. Kasusnya sama seperti Cassa, disiksa.”
“Lia yang terakhir, aku tidak akan iba lagi terhadap siapa-siapa. Dan kau, jangan pernah berpikir untuk mempermainkan Karina karena anak itu anak baik-baik. Aku tahu, kau sekarang menjalin hubungan dengan Yeji, kan? Manager bagian personalia?”
“Kepolosannya membuatku gemas, Jae. Karina selalu menurut dan mengiakan ajakanku, itu sebabnya aku menyukainya. Kau tahu, saat kami berciuman hanya aku yang berperan aktif, dia kaku.”
Jaemin memicingkan matanya dengan tatapan sinis, seperti seekor harimau yang siap menerjang mangsanya ketika mendengar ucapan Jeno. Tapi tak lama, tatapannya berubah melunak.
“Itu juga yang membuatku ketagihan terhadap Lia, Jen. Kepolosannya.” Jaemin terkekeh.
Ketika mereka asik tertawa, suara pintu ruangan yang terbuka membuat perhatian mereka teralihkan. Ternyata yang datang adalah Minji. Perempuan itu masuk dengan senyum merekah sambil mendorong satu buah koper tanpa rasa bersalah setelah menghilang hampir satu minggu.
Ia langsung berhamburan memeluk Jaemin sedangkan Jeno memilih beranjak dan keluar dari ruangan. Sangat muak melihat pemandangan di depannya ini. Apalagi kebodohan seorang Na Jaemin yang jelas-jelas diselingkuhi berkali-kali.
“Kemarin ada jadwal mendadak dan aku langsung sibuk. Itu sebabnya aku tidak sempat mengabarimu dan kembali lebih lambat dari hari yang aku janjikan. Maaf ya, sayang?” Minji bergelayut manja di lengan Jaemin.
“Hm, tidak apa-apa. Lain kali kabari ya supaya aku tidak khawatir.” Jaemin mengelus pelan punggung tangan Minji dan mengecupnya.
Ia benar-benar melupakan apa yang diberitahu oleh Jeno tempo hari, tentang Minji yang sedang makan bersama seorang laki-laki. Ia kelewat bodoh hingga menutup mata saat bukti nyata perselingkuhan Minji ada di depan matanya. Sampai Jeno sudah muak memberitahunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAVE ME [JAELIA✔️]
FanfictionLia meminta dan memohon untuk diselamatkan supaya bisa terbebas dari rasa sakit fisik. Tapi setelah itu, setelah ia merasa bebas, ia malah tersakiti secara batin. 2022. ©dear2jae