Jangan lupa vote atau komen ya temen-temen, terima kasih:)
*
Salah satu alasan kenapa Lia meminta jalan-jalan untuk refreshing adalah ia ingin membuktikan apakah Jaemin masih bersikap tidak peduli padanya jika di luar ataukah sudah melunak dari sebelumnya. Sebab, jika mereka bertemu di luar Jaemin selalu mengabaikannya dan bersikap acuh seolah tidak pernah terjadi saat di mansion.
Selama ia tinggal di mansion, Jaemin tidak pernah secara sadar mengajaknya keluar. Hanya untuk sekadar makan bersama atau jalan-jalan berdua pun tidak pernah. Pernah memang sekali saat mereka menghadiri acara ulang tahun anak Tuan Lee. Tapi itu mungkin sebuah keterpaksaan sebab Lia sadar bahwa malam itu Jaemin sedang bersama Minji. Mungkin Minji menolak, itu sebabnya Jaemin mengajaknya.
Lia sempat ragu Jaemin akan mengiakan permintaannya. Tapi ternyata, Jaemin tidak perlu berpikir dua kali untuk mengiakan. Apakah itu artinya Jaemin sudah mulai melunak padanya? Entah, Lia masih ragu tapi Lia menyukainya.
“Ya Tuhan..” gumam Lia dengan pelan sambil memperhatikan Jaemin yang sedang menuruni anak tangga satu persatu. “Umur hanya angka. Bagaimana bisa Kak Jae terlihat masih seperti anak remaja usia 20an di usianya yang sekarang. Tampan sekali, aku harus bagaimana? Ya Tuhan, aku menyukainya. Tidak peduli bagaimana dia padaku, aku tetap menyukainya. Aku bersamanya sekarang, aku bahkan bebas meminta dan melakukan apapun dengannya. Kak Jae tidak menolak lagi dan aku suka. Ya Tuhan Choi Lia, apa yang kau katakan sekarang? Sadar.”
Seulas senyum tipis terukir di bibir Jaemin ketika melihat Lia yang belum berkedip padahal kini ia sudah berdiri di depannya. Jaemin meniup pelan wajah Lia dan membuat Lia terkekeh kemudian menutup wajahnya karena malu. Merasa malu sebab ia termenung saat memperhatikan bagaimana tampannya Jaemin hari ini.
“Mau ke mana?”
“Ke mana saja asalkan bersama Kak Jae, aku mau.”
“Kau yang meminta untuk jalan-jalan, baby. Sekarang katakan kau mau ke mana sebelum aku berubah pikiran.”
Lia cemberut, ia bahkan belum memikirkan tujuan pastinya sebab semalam ia terlalu bersemangat untuk hari ini.
“Begini.. Kita jalan dulu, misalnya nanti tujuannya Sungai Han atau tempat kencan lainnya. Terus, kalau lapar kita bisa mampir makan di mana saja. Beli camilan sepuasnya dan kita makan di mobil.” Lia menjelaskannya dengan antusias seraya bergelayut manja pada lengan Jaemin. Bahkan tanpa sadar mengatakan kencan. “Kak Jae mengerti? Maksudku, aku mau melakukan hal-hal yang spontan. Intinya kita jalan-jalan dulu. Kalau ada tempat yang terlihat menarik, kita mampir. Iya?”
Benar-benar masih remaja, pikir Jaemin. Pola pikir mereka sangat berbeda. Lia cenderung suka hal-hal spontan seperti itu sedangkan Jaemin lebih suka hal yang terencana dengan jelas. Jalan tanpa tujuan bukanlah hal yang disukai Jaemin tapi entah kenapa, kegemasannya akan cara Lia menjelaskan membuatnya tersenyum kecil dan menganggukkan kepala. Bahkan tidak keberatan saat Lia bilang tempat kencan.
“Sebentar, tadi kau bilang tempat kencan, ya? Apa aku salah dengar atau memang benar?” Jaemin bermaksud menggoda Lia sebab ia suka saat melihat wajah salah tingkah Lia.
“Itu.. Aku.. Maksudku, aku mau bilang seperti tempat orang-orang yang pacaran sering kencan. Kita bisa ke sana, tidak harus orang yang berkencan. Begitu. Kak Jae mengerti?” Lia menjelaskannya dengan gelagapan yang lagi-lagi membuat Jaemin gemas.
Jaemin mengangguk dan hendak memasang seatbeltnya tapi tidak jadi. Ia beralih menatap Lia dan mencondongkan tubuhnya kemudian bertumpu pada jok mobil untuk bisa meraih bibir Lia dengan bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAVE ME [JAELIA✔️]
FanfictionLia meminta dan memohon untuk diselamatkan supaya bisa terbebas dari rasa sakit fisik. Tapi setelah itu, setelah ia merasa bebas, ia malah tersakiti secara batin. 2022. ©dear2jae