Jangan lupa vote atau komen ya temen-temen, terima kasih:)
*
“Pernahkah kau berpikir Cassa mungkin ada di sekitar kita tapi kita tidak menyadarinya? Pernahkah kau berpikir Cassa mungkin tidak dijual pada Tuan Choi dan sekarang ada di sekitar kita?”
Pertanyaan dari Jeno itu membuat Jaemin berbalik. Ia yang semula berdiri di depan jendela sambil melihat gedung pencakar langit lainnya langsung terkesiap mendengar pertanyaan Jeno yang tiba-tiba itu.
Jaemin masih berdiri di tempatnya, menatap Jeno dengan wajah datar. Tapi pikirannya berkecamuk dan bekerja keras untuk memikirkan tentang pertanyaan Jeno tadi.
“Coba jelaskan, dari mana kau bisa mendapat pemikiran seperti itu?”
“Entahlah, aku hanya asal bicara. Tapi itu bisa saja terjadi sebab selama ini kau hanya berpegang teguh pada fakta bahwa Cassa dijual pada Tuan Choi. Kau tidak pernah memastikan apakah gadis itu benar dijual atau tidak. Sekarang aku tanya, siapa yang memberitahumu informasi itu?”
Lagi, Jaemin terdiam. Ia menunduk dan mencerna pertanyaan Jeno dengan baik. Kedua alisnya bertaut, mendandakan bahwa ia sedang berpikir keras.
“Aku mendapatkan informasi dari teman ayahnya Cassa. Waktu itu, saat aku mencari Cassa di alamatnya, tidak ada orang di sana dan aku diberitahu oleh teman ayahnya Cassa bahwa Cassa mungkin dijual pada Tuan Choi sebab mereka pernah membicarakannya.”
Jeno tersenyum tipis dan beranjak kemudian mendekat ke arah Jaemin. “Mungkin..” gumamnya seraya menyodorkan satu lembar kertas berisi identitas Karina yang lengkap.
“Nama lengkapnya di identitas itu, Katharina C. Yoo. Orang tuanya ditulis sudah meninggal semua tapi pada kenyataannya ayahnya masih hidup. Karina pernah bilang padaku bahwa ayahnya bukan orang Korea lalu ibunya orang Korea. C, bisa saja itu Cassandra. Ayahnya Cassa orang luar negeri, kan? Lalu ibu kalian asli Korea. Dia dititipkan ke panti asuhan oleh ayahnya lalu ayahnya menghilang begitu saja,” lanjut Jeno yang kembali beranjak duduk dan meraih satu batang rokoknya.
Kerutan di kedua alis Jaemin semakin tercetak jelas tatkala mendengar penjelasan Jeno. Ia beranjak duduk dan meletakkan lembaran kertas itu lalu menatapnya lamat sambil menunduk.
Selama ini ia terpaku akan fakta bahwa Cassa dijual ke Tuan Choi karena informasi dari teman ayahnya Cassa. Tanpa memikirkan fakta dan kemungkinan yang lain.
“Ya Tuhan..” Jaemin menghela napas frustasi dan mengusap wajahnya kasar. “Tapi jika memang Cassa adalah Karina, bukankah setidaknya ia akan mengingatku?”
“Jae, jangan pura-pura lupa. Kau sendiri yang bilang bahwa kalian jarang bertemu. Sekalinya bertemu kau pasti menghindarinya karena tidak menyukainya. Lalu, kau berharap Cassa akan mengingatmu?” Jeno tertawa sumbang. Merasa lucu mendengar pertanyaan Jaemin. “Lalu kau sendiri bagaimana? Apakah kau ingat bagaimana wajahnya sekarang?”
Jaemin semakin mengusap wajahnya kasar. Ya, semua yang dikatakan Jeno memang benar. Mereka jarang bertemu dan sekalinya bertemu Jaemin selalu menghindar. Padahal Cassa selalu menyambutnya dengan senyum lebar. Gadis kecil itu selalu menebarkan senyum manisnya yang sayangnya tak pernah digubris oleh Jaemin.
“Wajahnya pasti sudah berubah. Mungkin jadi lebih dewasa sekarang. Satu yang aku ingat, bagaimana dia selalu tersenyum saat aku datang ke rumah ibu..” Jaemin tersenyum miris. “Padahal aku sering mengabaikannya tapi dia tetap menyambutku dengan senyumannya saat aku datang.”
“Hm.. Sangat brengsek.” Jeno bergumam pelan dan beranjak setelah meletakkan batang rokoknya. Ia menyembulkan kepalanya lalu memanggil Karina dan memintanya untuk masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAVE ME [JAELIA✔️]
FanfictionLia meminta dan memohon untuk diselamatkan supaya bisa terbebas dari rasa sakit fisik. Tapi setelah itu, setelah ia merasa bebas, ia malah tersakiti secara batin. 2022. ©dear2jae