Jangan lupa vote atau komen ya temen-temen, terima kasih:)
*
Jaemin sudah memejamkan matanya tapi untuk terlelap ia belum bisa. Percakapannya dengan Tuan Lee masih terngiang-ngiang apalagi setelah diberitahu bahwa semua manusia yang diperdagangkan oleh Tuan Choi tujuannya hanya luar negeri. Pernyataan itu semakin menguatkan informasi yang didapatnya dari Tuan Choi tempo hari.
“Tujuannya hanya luar negeri. Kalau untuk dalam negeri, di club malam banyak sekali yang menjajakan dirinya.”
“Apakah anda tahu mereka dijadikan apa saja sesudah dijual ke luar negeri?”
“Paling banyak, ya, dijadikan pemuas nafsu para pengunjung club malam. Atau bisa saja permintaan pribadi dari para pengusaha yang ingin menghabiskan malam setelah penat dari pekerjaan seharian. Untuk yang masih dibawah umur biasanya akan diadopsi oleh keluarga yang tidak memilik anak kalau memang beruntung. Tapi kalau nasibnya tidak beruntung, anak yang masih dibawah umur kadang diberikan pekerjaan untuk menjual koran dan sejenisnya. Dibesarkan sampai berumur legal kemudian mulai melayani para pengunjung club.”
Rahang Jaemin mengeras saat mendengar penuturan Tuan Lee. Napasnya mendadak memburu saat emosinya meluap.
“Sekarang katakan, kenapa kau bertanya tentang hal ini?” sergah Tuan Lee sebab tidak dipungkiri kalau ia merasa takut saat Jaemin tiba-tiba bertanya tentang pekerjaannya di masa lalu. Takut semuanya terbongkar dan ia dipecat dari pekerjaannya.
“Aku mencari seseorang yang sudah lama menghilang. Setahuku dulu, ia dijual pada Tuan Choi. Itu sebabnya aku bertanya,” jawab Jaemin setelah berhasil menenangkan dirinya. “Umurnya saat itu mungkin sekitar 7 atau 10 tahun. Entahlah, aku juga tidak ingat.”
“Menyerah saja, sudah belasan tahun. Aku juga tidak bisa menjamin sekarang mereka semua masih hidup atau tidak. Sebab, ketika mereka sudah keluar dari negara ini, tanggung jawabku dan Tuan Choi sudah tidak ada.”
Pergerakan Lia di sampingnya membuat Jaemin tersadar dari lamunannya. Ia mengembuskan napas berat seraya memijit keningnya.
Rasa ngantuk tak sedikitpun menyerangnya, matanya masih terbuka lebar padahal jam sudah menunjukkan pukul satu pagi. Ia kemudian beranjak, tapi sebelum itu ia menunduk dan mendaratkan satu kecupan pada pundak Lia yang membelakanginya lalu turun dari ranjang. Meraih bungkus rokoknya yang ada di atas nakas dan berjalan ke halaman belakang.
Angin malam sangat dingin, tapi itu sama sekali tak mengusik Jaemin padahal ia tidak mengenakan pakaian dan hanya mengenakan celana pendek.
Kalimat yang diucapkan Tuan Lee masih terus berdengung di telinganya. Apakah ini saatnya ia menyerah dan mengikhlaskan kehilangan Cassa lalu melanjutkan hidup sebagaimana mestinya?
“Tapi, jika kau masih ingin mencarinya. Aku punya beberapa informasi untukmu tapi kau harus berjanji bahwa kau tidak akan pernah membeberkan tentang aku yang ikut terlibat. Bagaimana?”
“Iya, aku berjanji.”
“Sebenarnya kita membagi tujuannya berdasarkan umur tergantung negara mana yang paling banyak membutuhkan wanita malam. Biasanya, anak di bawah umur tujuannya HongKong. Ah, bukan biasanya lagi tapi tujuannya memang HongKong. Hanya ini yang bisa aku katakan karena aku tidak tahu lagi setelahnya. Tanggung jawab Tuan Choi sudah tidak ada jika mereka sudah naik pesawat.”
Kepulan asap rokok memenuhi area sekitar. Entah sudah berapa batang yang habis, yang pasti Jaemin masih terus termenung dan memikirkan langkah apa yang akan ia ambil selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAVE ME [JAELIA✔️]
FanfictionLia meminta dan memohon untuk diselamatkan supaya bisa terbebas dari rasa sakit fisik. Tapi setelah itu, setelah ia merasa bebas, ia malah tersakiti secara batin. 2022. ©dear2jae