Fourteen

817 198 30
                                    

Jangan lupa vote atau komen ya temen-temen, terima kasih:)

*

Sungguh, Lia tidak habis pikir dengan fakta yang dikatakan Minji padanya tadi. Mulai dari Minji yang tahu tentang kebiasaan buruk Jaemin, Minji yang tahu tentang dirinya, Minji yang ternyata selingkuh dan pernah tidur bersama laki-laki lain.

Kini ia bimbang, apakah ia akan memberitahu Jaemin tentang apa yang ia dengar tadi ataukah tetap diam dan tidak ikut campur urusan mereka. Bersikap tidak peduli dan hidup dengan tenang saja.

Lia melangkah dengan pelan menuju kamarnya, sepertinya ia sudah memutuskan untuk tidak ikut campur dan bersikap acuh. Itu urusan mereka dan Lia bukan siapa-siapa yang harus meluruskan permasalahan mereka.

Ketika masuk ke kamarnya, Lia mendapati Jaemin sedang berbaring di ranjang. Sepertinya tertidur sebab Jaemin terlihat sangat tenang. Lia pun melangkah dengan hati-hati supaya tidak membangunkannya.

Tapi sayang, pergerakannya membuat Jaemin membuka mata. “Kenapa kau mengendap-endap seperti pencuri, baby?” sahutnya, yang langsung membuat Lia terlonjak kaget.

“A-aku, aku tidak mau membangunkan Kak Jae. Jadi aku berjalan dengan langkah pelan.” Lia mendekat ke arah ranjang dan tidak jadi ke kamar mandi untuk ganti baju. “Apa langkahku membangunkan Kakak?”

“Kemari..” Jaemin merentangkan tangannya lalu mendekap tubuh Lia yang sudah duduk di sampingnya.

Hari ini pikirannya benar-benar kalut. Kemungkinan yang diutarakan oleh Jeno tentang Karina masih ia pikirkan sampai saat ini. Terlalu berfokus pada ucapan teman ayahnya Cassa hingga ia mengabaikan kemungkinan yang lainnya.

Baby, kau punya saudara?”

“Punya, kan. Kak Anna, Yujin, dan Hana.”

“Kau menyukai mereka?”

“Mereka jahat, aku tidak suka. Tapi biar bagaimanapun juga, aku sudah bersama mereka sejak kecil, jadi masih ada rasa suka sedikit. Kita sama-sama anak ayah.”

Jaemin bergumam pelan dan menatap Lia yang sedang berbaring di bawahnya, menjadikan pahanya sebagai bantal.

“Aku ada masalah, sangat rumit. Pikiranku sedang berkecamuk dan aku merasa tidak baik-baik saja. Bisakah kau menenangkanku?”

“Bagaimana?”

“Terserah dirimu.”

Lia beranjak duduk dan menatap Jaemin sambil berpikir. Sejenak, ia memikirkan perihal pembicaraannya dengan Minji tadi sore. Yang bisa Lia simpulkan adalah, Minji tidak lagi mencintai Jaemin.

Jadi sekarang, sepertinya Lia merasa bebas untuk mengekspresikan rasa sayangnya pada pria ini walaupun pada kenyataannya mungkin saja Jaemin tidak menyukainya dan tidak bisa membalas perasaannya.

Lia maju sedikit dan mengecup pelan pipi Jaemin kemudian bibir Jaemin. Ia tersenyum lebar setelah melakukannya dan hal itu sukses membuat Jaemin mengulas senyum kecil. Merasa gemas akan tingkah Lia.

“Terima kasih, aku merasa lebih baik sekarang,” sahut Jaemin seraya kembali menarik tangan Lia dan mendekapnya. “Bagaimana perkembangan kuliahmu? Apakah ada yang perlu dibayar lagi?”

“Tidak ada, uang semesternya sudah lunas semua, kan. Sekarang aku sedang mengerjakan laporan akhir, Kak. Sebentar lagi lulus dan wisuda.”

Hm, tidak terasa ya kau sudah mau lulus saja. Nanti kalau kau wisuda, aku pasti datang. Katakan, kau mau apa sebagai hadiah kelulusan?”

SAVE ME [JAELIA✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang