16. Cemburu

10 1 0
                                    


"Motor baru lagi lo?"

Haidar yang baru menyadari kehadiran Narendra dan Farsha sempat tersentak. Ia lantas menghampiri kedua temannya dan membanting tubuh di sofa kosong. Ia tak bersuara dan juga tersenyum seperti kebiasaannya saat berjumpa Farsha, yang ia lakukan malah membaringkan tubuh dan menutup mata dengan lengan. Mengabaikan kedua orang itu.

"Dari mana lo, Dar? Kok Si Maung berubah suaranya? Habis lo modif?"

Rentetan pertanyaan itu tak mendapati respon apa pun, membuat Narendra menjadi bingung sendiri dengan perubahan suasana hati Haidar yang tak seperti biasanya. Hanya berdiam diri saat diberi pertanyaan sangat tidak menggambarkan temannya yang paling ceriwis itu, tetapi saat ini ia hanya bisa berdiam diri karena tak tahu harus berbuat apa.

Farsha yang menyadari keanehan di antara keduanya lantas berdeham. Berusaha mencairkan suasana yang mendadak aneh semenjak kepulangan Haidar yang tanpa suara itu.

"Dari mana, Dar?"

Hanya pertanyaan yang berisi tiga kata, sempat juga dilontarkan oleh Narendra dengan kalimat yang serupa. Namun, kali ini dijawab oleh Haidar tanpa mengubah posisinya.

"Habis keliling tadi."

Kedua bola mata Narendra terbelalak sempurna saat mendapati jawaban singkat dengan nada menggelikan dari Haidar. Lelaki itu hampir melempar bantal sofa ke arah temannya itu jika saja tak ditahan oleh Farsha. Narendra sempat melayangkan rasa tidak terimanya melalui raut wajah yang dijawab senyuman tipis Farsha.

"Udah makan?"

Haidar menggeleng.

"Motornya kenapa berubah?" tanya Farsha atas perintah Narendra yang telah pergi menuju garasi guna memastikan apakah temannya benaran memodifikasi motor sport-nya. Mata Farsha mengawasi pergerakan Narendra bahkan hingga lelaki itu kembali berjalan menuju sofa lagi.

"Udah ngeliatinnya? Narendra enggak lebih ganteng dari gue."

Teriakan Farsha menggema di seluruh ruangan karena terkejut dengan kehadiran Haidar yang tiba-tiba berada di sisi kirinya. Perempuan itu bahkan merasakan jantungnya berdetak lebih cepat dan kepalanya mendadak pusing seketika karena terlampau kaget. Di saat ia berusaha menormalkan diri, Haidar malah sibuk melayangkan pandangan tajam ke Narendra yang tampak kebingungan.

"Lo ngapa dah?"

Alih-alih menjawab, Haidar malah meletakkan kepalanya di bahu kiri Farsha yang masih tampak syok dengan kejutannya tadi. Lelaki itu kemudian sibuk mengeluh punggung tanga Farsha dan menganggap Narendra tidak ada.

"Astaghfirullah Haidar, jantung gue kalau copot enggak ada gantinya ini," seru Farsha. Ia mendaratkan pukulan keras di paha Haidar yang direspon teriakan kencang.

"Kak, coba lo tanya bocah ini kenapa. Tiba-tiba merajuk padahal enggak habis kena sambar petir," pinta Narendra ditambah rentetan gerutuan untuk Haidar. "Mana pakai segala melotot-melotot, kaya gue habis ngerebut doinya aja."

Farsha yang masih kesal karena dikejutkan hanya berujar, "Jawab noh pertanyaan temen lo."

"Gue marah sama lo, Cha. Masa gue tadi ngebujuk lo buat keluar kamar, tapi kaga digubris. Pas giliran Narendra malah diajak ngobrol. Sakit tahu gak hati gue!"

Gambarasa (revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang