Dua bocah berumur tujuh tahun itu saling berhadapan di koridor sekolah. Pandangan mereka lurus kedepan melihat anak-anak yang seragam dengannya di jemput oleh orang tuanya masing-masing. Si bocah yang di ketahui kakak dari bocah satunya itu merangkul sang adik memberikan semangat buat adiknya itu.
"Udah,jangan di pikiran. Pasti nanti mama, sama papa jemput kok" Arluna----gadis kecil itu merangkul sang adik.
"Ayok balapan, nanti kalau Anna menang, Luna beliin ice cream, deh" katanya masih mencoba menghibur sang adikMendengar itu Arlana----sang adik langsung semangat dan menganggukkan kepalanya seraya tersenyum.
"Ayok, siapa takut!" Jawabnya langsung lari mendahului sang kakak
***
"Luna,grimis." Kata Arlana seraya merentangkan tangannya"Iya,Na. Kayanya mau hujan. Kamu, mau pulang hujan-hujanan apa mau neduh dulu?" Tanya sang
kakak."Kita neduh dulu,aja,Lun." Jawab sang adiknya.
"Ayok kesana, Anna." Kata sang kakak menunjuk pos satpam yang tergeletak di pinggir jalan.
"Ayok." Balas sang adik dengan senang hati.
Mereka berdua berlari menghampiri pos satpam itu. Hujan pun semakin lebat,dan angin pun bertiupan. Arlana yang melihat sang kakak menggosokkan kedua tangannya itu kerkikik. Arlana mengambil dan menggenggam kedua tangan kakaknya sambil sesekali meniupnya memberikan sedikit kehangatan.
"Masih dingin,gak,Lun?" Tanya sang adik
Arluna mengangguk seraya menjawab "Dikit kok, Kamu juga kedinginan kan?" Balik tanya Arluna
"Aku mah udah biasa," jawabnya seraya terkikik sendiri
Mereka berdua saling melempar candaan satu sama lain, dan hujan pun sedikitnya mulai reda bersamaan dengan hari yang sudah mulai larut.
Arlana menatap sang kakaknya lalu berkata.
"Arlana janji, Arlana gak akan ninggalin Arluna apapun keadaannya." Kata Arlana mantap.
Arluna tersenyum mendengar kata-kata dari adiknya.
"Luna sayang Anna"
"Anna lebih sayang sama Luna"***
Maaf kalau pendek soalnya baru pertama nulis.
Tandai kesalahan. Jika penulis nya kurang rapi atau banyak yang salah gak-papa kalau mau di kritik
KAMU SEDANG MEMBACA
𝚂𝚃𝚄𝙲𝙺 𝙸𝙽 𝚃𝙷𝙴 𝙿𝙰𝚂𝚃
Teen Fiction[Follow sebelum membaca!!] Hanya penulis amatir yang berharap bisa sukses dengan karya pikiran nya sendiri. ---- "Tersenyum untuk terluka, adalah hal sangat luar biasa sakitnya." "Terkadang kita harus bahagia, untuk menutupi luka."--- Arlana. "Dan t...