Part8: Kembali Bahagia.

286 303 33
                                    

****

Saat ini Arlana merasa sangat bosan, bahkan dia sudah duduk, tidur lagi dan begitu seterusnya. Tapi rasa bosannya tidak juga hilang.

Arlana terdiam ketika ia mengingat kejadian semalam. Kejadian itu tiba-tiba berputar di otaknya. Dia terdiam termerenung sendiri, dia membayangkan kejadian semalam.

Flashback on

"Tapi gak sama keluarga papa," Sahut Arluna dan Arlana.

Semua terdiam, Arlana terkekeh miris melihat reaksi sang papa.

"Kenapa, pa? Gak bisa yah?" Tanya Arlana.

"Kalau begitu saya pamit, semoga cepat sembuh." Liora tiba-tiba berpamitan membuat semua menatap nya.

Arlana menatap kepergian sang ibu, hanya itukah? Arlana tersenyum miris orang tuanya benar-benar tidak peduli lagi kah?

Setelah keluar dari ruangan rawat Arlana, Mahendra kembali bersuara,"Gak ada permintaan yang lain gitu?" Tanya balik Mahendra.

Gelengan kepala Arlana membuat Mahendra mengambil nafas, susah sekali rasanya berdamai dengan anaknya. Kesalahan masa lalunya menghancurkan masa depan kedua anaknya ini, mereka keras bahkan sangat susah untuk di buat mengerti.

"Maaf, ya, sayang..."

"Gak pa-pa, kok, pa." Sergah Arluna membuat Mahendra menghentikan ucapannya.

"Udah malam lebih baik kalian pulang aja, jam besuk juga udah mau habis." Lanjut Arluna.

Semua mengerti apa yang mereka berdua rasakan, akhirnya mereka berpamitan kepada mereka berdua, dan setelah kepergian mereka semua Arluna berjalan dan langsung memeluk adiknya.

"Jangan sedih, dong." Bujuk Arluna.

"Lo tau gak, Na?" Tanya Arluna

Arlana menggeleng, dan Arluna tersenyum. Arluna merasakan yang sama apa yang Arlana rasakan, tapi dia menutupinya, agar Arlana tidak sedih sekali.

"Kan gue belum ngasih tau, mana lo tau," kata Arluna, "kebanyakan sedih mati mudah." Lanjut Arluna.

Arlana memukul Arluna dengan bantalnya, dan akhirnya Arlana tertawa.

"Jangan marah ya sama mama, Lo pasti ngerti perasaannya." Kata Arluna

Arlana mengangguk, dia tersenyum,"gk kok, Lun. Gue gak marah sama mama. Kita yang keterlaluan sama dia."

Arluna tersenyum dan memeluk adiknya dengan erat, mencium kepala adiknya. Bagai anak dan ibu si kembar itu.

Flashback off.

Huftt...
Arlana mengambil nafas dan membuang nya. Rasa sakitnya terhadap orang tuanya tidak pernah sedikitpun berkurang. Apa yang harus dia perbuat? Dia tidak mengerti apa yang orang tuanya mau sebenarnya.

Lamunan Arlana buyar karena suara pintu terbuka. Dia menengok dan melihat laki-laki tinggi dengan seragam SMA yang sangat ia kenali.

'Aldo?' fikir Arlana, 'mau ngapain dia?' batin Anna lagi

"Haii.." sapa Aldo.

"Haii.." sapa balik Arlana.

"Apa kabar?" Aldo bertanya dengan kikuk, dia menggaruk kepalanya.

Arlana melihat itu jadi merasakan yang sama, "Lo gak sekolah? Dan kok lo bisa di sini?" Tanya Arlana.

"Gue mau ke sekolah, kebetulan jam pertama gue kosong, dan adik gue lagi di rawat di kamar sebelah lo,

𝚂𝚃𝚄𝙲𝙺 𝙸𝙽 𝚃𝙷𝙴 𝙿𝙰𝚂𝚃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang