"Dia sederhana, namun dia berhasil membuat luka dengan sempurna."
•••Happy Reading•••
Minggu, adalah hari yang begitu sangat banyak di gemari makhluk bumi, manusia contohnya. Terutama buat para pelajar.
Seperti saat ini, gadis dengan hoodie cokelat, serta kamera yang ia bawa, menelusuri setiap mall. Dia berjalan dan sesekali memotret sisi mall yang terdapat banyak pengunjung.
Hingga pandangannya berhenti di salah satu keluarga yang terlihat begitu bahagia. Matanya memanas, dadanya sesak, nafas memburu, Amara bercampur jadi satu.
Dia berbalik dan bersandar pada tembok besar. Memukul dadanya dengan keras agar rasanya sesaknya menghilang.
"Jangan sekarang, Na." Lirihnya, "Lo kuat, mereka itu gak penting. Jangan lemah,Na." Lanjutnya meyakinkan dirinya sendiri.
Siapa dia? Dia adalah adik dari Arluna, yaitu Arlana.
Arlana mengambil masker dari sakunya, dan memakainya berserta topi hoodie. Arlana berjalan keluar dari mall, memasuki mobil putih, dan melajukan dengan kencang.
Setelah cukup kebut-kebutan di jalanan, akhirnya dia berhenti di pinggir jembatan panjang yang sepi. Arlana berjalan ke pinggir pembatas jembatan itu.
Menarik nafas dalam-dalam, Arlana berteriak sangat kencang.
"ARGHH, PAPA JAHAT. PAPA CUMAN MENTINGIN DIRI SENDIRI, PAPA NGGAK PERNAH MIKIRIN GIMANA SUSAHNYA AKU SAMA ARLUNA!!"
"Papa tahu nggak, Aku selama ini mencoba untuk tenang, mencoba untuk sabar dengan semuanya." lirih Arlana. "Tapi apa, pa? PAPA TETEP MILIH JALANG ITU!!" Arlana berteriak, menumpahkan semua isi hatinya di jembatan sepi itu.
Arlana merosot duduk di aspal. Meremas kuat rambutnya hingga beberapa helaian rambut rontok. Kemudian dia mencengkeram pelipis nya hingga kukunya menancap di bagian pelipis nya.
"ARGHH...." Arlana menjerit sangat kencang. Nafas nya tersengal-sengal. Air matanya jatuh dengan derasnya, hatinya hancur.
"ARGHHH, PAPA..."
"Berisik woy!"
Belum selesai Arlana melanjutkan kata-katanya, tiba-tiba suara mengejutkan nya.
Arlana berbalik dan melihat seorang lelaki sedang duduk di atas motornya. Arlana menyipitkan matanya mencoba mengenali orang tersebut.
"Kaya kenal deh?" Batin Arlana.
Lelaki tersebut pun menghampiri Arlana yang sedang bersandar di pembatas jembatan.
"Lo kaya kesetanan aja teriak-teriak disini. Ganggu makhluk hidup tau gk?" Katanya.
Arlana menghapus air matanya, menetap lelaki tersebut. "Gue mau ngelampiasin semuanya, Lex."
Alex mengangguk, "Tapi gak gini caranya, Na."
"Gue tau masalah lo. Bukan cuman lo doang, gue juga ngerasain apa yang lo rasain." Kata Alex dengan lirih.
Arlana langsung mendongak menatap Alex. Orang kaya Alex punya masalah keluarga? Sama kaya masalahnya?
Arlana terus memperhatikan Alex saat lelaki itu membuka tas ransel miliknya, mengeluarkan kotak P3K yang membuat Arlana makin heran dengan laki-laki ini.
"Gue juga sama kaya lo, broken home. Tapi bedanya keluarga gue utuh, dan keluarga lo nggak." Kata Alex
"Isss," desis Arlana saat alkohol mengenai luka di pelipisnya akibat kukunya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝚂𝚃𝚄𝙲𝙺 𝙸𝙽 𝚃𝙷𝙴 𝙿𝙰𝚂𝚃
Teen Fiction[Follow sebelum membaca!!] Hanya penulis amatir yang berharap bisa sukses dengan karya pikiran nya sendiri. ---- "Tersenyum untuk terluka, adalah hal sangat luar biasa sakitnya." "Terkadang kita harus bahagia, untuk menutupi luka."--- Arlana. "Dan t...