Part6: Kembali

302 347 27
                                    

Hai minal aidin wal faizin buat semuanya. Mohon maaf lahir batin

Ok mari kita lanjut

****

Arluna menenggelamkan kepalanya di lipatan tangannya. Arluna duduk sendirian di kursinya karena sebagian teman sekelasnya di luar, dan Lina dan Varo pun belum datang.

Sebuah suara membuat Arluna mendongak. "Loh, Lun Udah sekolah lo? Siapa yang jagain adik lo? Mama lo, atau papa lo?." Tanya Mauren sedikit menyindirnya.

Mendengar kata Mama, sama papanya Arluna terkejut. Kenapa dia tidak menghubungi orang tuanya. Dan apakah mereka tidak mendapat atau mendengar kabar tentang mereka? Atau mereka memang sudah tak perduli?

Arluna terdiam cukup lama dia betul-betul tertampar dengan kata-kata Mauren barusan.

"WOY." Lina menarik bahu Mauren hingga Mauren mundur beberapa langkah. "Ngapain lo?" Sinis Lina

Mendapat perlakuan kasar dari Lina membuat Mauren geram, tapi sebisa mungkin dia tahan. Tujuannya sudah selesai.

"Gak ngapa-ngapain." Balas Mauren. Ia melangkah keluar dari kelas Arluna misinya pagi ini telah tercapai.

"Dasar Mak Lampir!" Kata Varo dengan gemas.

Lina dan Varo berjalan ke arah Arluna dan duduk di samping Arluna.

"Kok lo udah sekolah Lun?" Tanya Varo.

"Gilang yang nyuruh gue ke sekolah, walaupun gue gak mau." Jelas Arluna.

"Gilang?" Tanya Lina penasaran.

Luna menjelaskan semua dengan tatapan nya. Lina langsung paham itu memegang bahu sahabatnya itu.

"Jangan larut-larut dalam kesedihan Lun. Kita semua ada di sini. Kita adalah rumah buat lo pulang, ataupun pergi. Dan kita milik lo Lun." Ucap Lina.

Mendengar apa yang di katakan Lina membuat Arluna tersenyum dan mengangguk. Sedangkan Varo yang otaknya belum sampai masih memikirkan apa yang di maksud dengan 2 sahabatnya.

***

Arluna gelisah sendiri di bangku nya pasalnya jam pelajaran terakhir belum juga selesai yang membuatnya gelisah karena ingin cepat-cepat datang ke rumah sakit.

"Sabar, Arluna bentar lagi kok." kata Lina tanpa mengalihkan pandangannya dari buku catatan.

"Gue gelisah banget, Lin. Mana gue harus nyari orang tua gue dulu. Gue sendiri gak tau mereka di mana." ucap Arluna dengan lirih.

Lina yang mendengar itu menghentikan kegiatannya yang sedang mencatat. Dia menatap Arluna. "Mereka belum pernah ngunjungin Arlana?" tanya Lina mana bisa orang tuanya tidak mendengar kabar tentang Arlana?

Arluna menggeleng kan kepalanya. "Bahkan udah satu bulan mereka gak ada nge hubungin gue." kata Arluna.

Lina tersenyum, dia merangkul bahu Arluna memberi semangat. Arluna melihat itu tersenyum, dia tak boleh putus asa banyak orang yang harus ia bahagia kan. Dan ada tanggung jawab yang harus ia kuatkan. Arlana dan sahabat-sahabatnya yang harus ia bahagia kan.

"Semuanya sudah selesai?" tanya sang guru.

"Belum pak!" jawab satu kelas

"Di lanjut minggu depan. Karena waktunya sudah habis, dan bersamaan dengan azan Zuhur, bagaimana kalau kita sholat dulu?" Tanya sang guru.

Satu kelas pun mengikuti sang guru untuk melaksanakan sholat berjamaah di mushola yang ada di sekolah, bukan cuman ada mushola sekolahpun menyiapkan Gereja kecil yang di tempati buat siswa yang non muslim. Karena banyak murid SMA 2 MERPATI yang non muslim.

𝚂𝚃𝚄𝙲𝙺 𝙸𝙽 𝚃𝙷𝙴 𝙿𝙰𝚂𝚃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang