Par11: Janji lagi?

231 206 102
                                    


Tersenyum untuk terluka,
adalah hal sangat luar biasa sakitnya.

-lina marcella-

••Happy reading••

Saat ini Arluna sedang bersama Gilang di taman. Tadi dia menelfon Gilang, dia ingin curhat bersama.

Setelah mengatakan semua isi hatinya kepada Gilang Arluna sedikit tenang. Dia mengatakan tentang Arlana yang sejak kajadian dua hari yang lalu menjadi diam, bahkan Arlana tak berbicara padanya.

Kejadian yang mana Arlana menjebloskan Rana ke penjara tak lama, karena sorehnya Arlana mencabut tuntutan nya.

Setelah mengatakan semuanya kepada Gilang, Arluna tiba-tiba ingin menyanyi. Lagu yang mewakili perasaannya.

Suara petikan gitar terdengar, Gilang memetik gitarnya terus tersenyum, walaupun lagunya sangat mengiris hatinya.

Gilang tersenyum, menganggukkan kepalanya membuat Arluna melanjutkan bernyanyi.
Sejujurnya aku takut jauh dari mu....
Sebenarnya aku tak bisa sendiri tanpamu...
Air mataku terjatuh, melihat fotomu,
Batinku s'lalu tersentak mengingat kasih mu....

Air mata Arluna turun Tampa dia minta mendengar lagu tersebut.

Dunia ini terlalu kejam
Untuk bayi kecilmu
Mama, aku rindu....

Mama... Aku rindu
Mama... Aku rindu

"Hikss, Hikss. Lang, gue.." Arluna berkata dengan terbata-bata.

Gilang tersenyum, dia merangkul bahu Arluna. Gilang mencium pucuk kepala Arluna, memberikan kehangatan.

"Cerita, Lun. Lampiaskan Amara lo." Kata Gilang.

Masih ada sesuatu yang mengganjal di hati Arluna, masalah tentang Arlana sudah selesai tapi masih ada sesuatu yang sulit dia ungkapkan.

Arluna terus menangis di pelukan Gilang. Dia mendongak menatap Gilang yang sedang menatapnya.

"Gue, gue kangen sama mama, papa gue Lang." Ujar Luna lirih.

Gilang membuang muka ke samping tak sanggup melihat wajah sahabatnya. Gilang menarik nafasnya dalam-dalam, dia mencoba tersenyum.

"Telfon, bilang lo rindu. Liat responnya," saran Gilang.

Arluna makin tersentak, rasa rindu terhadap orang tuanya kian menjadi kuat. Arluna menghapus air matanya, dia mengambil ponselnya dan menghubungi mamanya.

Tutt...

"Hallo, sayang?" Terdengar suara dari seberang.

"Luna rindu, Ma," Sura getar Arlana membuat mamanya menghentikan aktivitasnya.

"Kamu, kenapa sayang?" Tanya mamanya. "Ada masalah? Siapa yang bikin kamu kaya gini?" Lanjutnya.

"Hikss, maafin Luna, yah, ma.Selama ini, Luna belum bisa jadi yang terbaik, ma," kata luna.

"Iya sayang, gak pa-pa kok. Mama juga minta maaf, belum bisa jadi mama yang baik buat kamu."

"Yaudah kalau gitu ma, Luna tutup dulu telfonnya, Luna lagi ada kerjaan." Alabi Luna.

"Yaudah sayang, bye.."

Tutt..
Setelah selesai menelfon Arluna makin terisak. Entah kenapa dia begitu rapuh saat ini.

𝚂𝚃𝚄𝙲𝙺 𝙸𝙽 𝚃𝙷𝙴 𝙿𝙰𝚂𝚃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang