Part16: Support sistem

58 22 6
                                    


Haiii gyuss, where are you today? Saia harap sih fine. Gimana cerita hari ini di hidupmu? Apakah kamu masih sama denga cover mu yang lama?

Jangan lupa vote and komen gyuss😍😍😍

•••Happy Reading•••

Pagi ini langit nampak mendung terlihat jelas dengan gumpalan awan hitam di langit. Lina yang sedang duduk di atas motornya menatap langit yang gelap.

Menengok jam tangannya yang menunjukkan pukul 17.02, dia sudah 30 menit berada di pinggir jalanan yang cukup sepi itu.

Tak lama kemudian sebuah mobil sport merah menghampiri dirinya. Terlihat seorang lelaki dengan jas hitam rapi berdiri di depannya.

"Bagaimana, Lina? Kau berhasil?" Tanyanya dengan suara pelan.

Lina mengangguk, "Sedikit lagi, anda tak perlu khawatir. Aku tak mungkin mengecewakan mu, sir." Jawab Lina dengan mantap.

Lelaki itu tersenyum. "Aku menunggu kabar selanjutnya, kuharap kedepannya kabarnya lebih baik dari ini. Aku ingin tak ada yang tau keberadaan ku, dan mereka tak mengetahui siapa orang tua kandungnya." Ucapnya tegas kepada Lina.

"Kau tahu akibat dari masalah ini, bukan? Jadi, ku harap tau tahu cara mengatasinya."

Setelah mengatakan itu lelaki tersebut meninggal Lina. Lina menatap mobil itu tanpa ekspresi. "Kenapa semuanya semakin rumit, sialan!!?" Umpat Lina frustasi.

Lina memakai helm fullfacenya menyalakan mesin motor sportnya. Menjalankan motornya dengan kencang guna melampiaskan amarahnya.

Setelah kebut kebutan hampir 25 menit Lina tibah di rumah yang biasa ia tempati saat sedang sedih, bahagia, frustasi dll. Yah, itu rumah gadis kembar yang selalu bisa membuatnya tertawa dalam keadaan apapun.

"KEMBAR!!" Teriak Lina ketika berada di depan gerbang rumah Arluna dan Arlana, padahal gerbang tinggal ia dorong, gerbang pun tak di kunci karna kebiasaan temannya yang sering datang ke rumahnya.

"ANNA, LUNA GUE BAKAR RUMAH LO KALAU GAK LO BUKA GERBANGNYA." Lanjutnya.

"Tinggal lo dorong tuh gerbang, gak usah teriak teriak. Lo lagi di perumahan bukan di hutan." Sahut seseorang dari seberang jalan.

Gilang berjalan kearah Lina, mendorong gerbang hingga terbuka lebar. Bahkan dua mobil masukpun bisa. "Lo kebanyakan drama, Lin. Buka gitu aja pake drama segala." Gumam Gilang yang masih bisa di dengar oleh Lina.

Tanpa mengucapkan terima kasih Lina nyelonong masuk ke area rumah Arluna, sekali lagi tanpa mengucapkan salam ia masuk ke dalam rumah besar itu dengan cara mendobrak pintu utama.

"SETAN"

"ASTAGFIRULLAH." Sahut kedua gadis yang sedang main PS di ruang tamu.

Lina langsung membanting dirinya kesofa guna menghilangkan rasa kesal, amarah, dan frustasi. Lina memejamkan matanya yang panas itu.

"Gue punya masalah besar, tapi sayangnya gue gak bisa ngasih tau kalian." Batin Lina yang memejamkan matanya.

"Lo lagi ada masalah, Lin? Kenapa Lo kaya frustasi gitu?" Tanya Arlana yang menatap Lina dalam.

Lina hanya mampu menggeleng tak ingin bicara. Kepalanya sangat ingin meledak karena masalah ini.

Lina menatap kedua temannya, "Hubungi yang lain, kita barbeque'an di sini. Gue yang nanggung." Ucap Lina sebelum meninggalkan mereka berdua ke arah dapur.

Arluna dan Arlana saling pandang. Apa yang terjadi sama sahabatnya satu ini? Lina tak pernah terlihat sangat lesu, dan tak punya gairah hidup lagi.

"Gue samperin Lina. Lo hubungin Gilang, ama Varo, Lun." Arlana beranjak kearah dapur untuk menemui Lina.

𝚂𝚃𝚄𝙲𝙺 𝙸𝙽 𝚃𝙷𝙴 𝙿𝙰𝚂𝚃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang