5 • Špinavé Sny

166 60 8
                                    

Fajar mulai menggantikan ketika matahari bergerak semakin meninggi. Awan-awan menghias pada bentangan langit biru. Pagi yang cerah, sangat indah. Tetapi cerah pagi itu tak cukup membuat cerah di wajah Juan Liera yang baru saja terbangun dari tidurnya. Wajahnya sendu. Penuh peluh gairah. Terbangun dari mimpi kenikmatan bersama pria yang bukan lagi miliknya.

Mimpi yang nakal. Sangat kotor. Sialnya, rasa lemas itu seperti nyata. Menjalar ke seluruh pangkal selangkangannya. Semua salah Leoxisier Dean. Pertemuan mereka kembali pada tempo hari benar-benar sangat mengganggu. Membuat beberapa kenangan penuh gairah masuk ke dalam mimpi tidurnya. Kembali membuatnya jatuh pada keterpurukan. Padahal Liera ingin membuktikan jika dirinya benar-benar sudah lupa atas semua kenangan mereka bersama.

Leo itu benar-benar bahaya. Tidak hanya identitasnya saja tetapi semuanya, segalanya tentang dirinya sangat berbahaya. Leo mampu membuat Liera gila sampai sefrustasi ini. Ketika bersama Leo, seolah Liera berada  dalam waktu yang membeku. Terasa sangat lama, membuatnya tak tahan ingin memaki. Memaki semua yang berada di sekitarnya.

Kegelapan datang tak kunjung menghilang. Yang ada Liera semakin menggila. Hidup dalam kenangan yang berakhir menyakitkan. Takdir seakan mempermainkannya, atau mungkin memang suka membuatnya terhanyut dalam permainan gila bersama pria penuh dusta. Liera kembali jatuh ke dalam kegelapan. Seperti terpuruk di malam yang tak berujung. Dan kembali mengutuk mimpi penuh gairah bersama pria yang sama sekali tak ingin Liera percaya.

Liera bangkit untuk membersihkan diri. Tubuhnya kotor karena ulah pria yang mendobrak masuk ke dalam mimpinya. Merasa jijik ketika mengingat kembali pada bagian tubuhnya yang pernah disentuh, dikecup, dipoyak pada titik-titik tertentu oleh pria Dean itu. Membuat Liera merasa tidak nyaman dengan cara yang nikmat. Baiklah, hentikan. Pikiran Liera ke mana-mana.

Duduk menatap diri sendiri di depan cermin. Memberikan sedikit polesan pada wajah. Liera tengah mengenakan kemeja putih dan celana hitam panjang. Sederhana tetapi tetap menawan. Bagaimanapun juga, apa yang Liera kenakan terlihat luar biasa. Proporsi tubuh semampai itu terjaga sangat elok di setiap lekukannya. Tak heran jika banyak pria ke kafe hanya memesan beberapa menu, mereka lebih banyak menggoda dan memandanginya.

Memang terlihat sederhana, karena Liera tak mau mengundang tanya oleh banyak orang dengan brand mewah paling berharga di dunia, seperti Louis Vuitton, Gucci, ataupun Chanel. Liera mengoleksi banyak semua brand itu, tetapi mengingat kembali dirinya hanya bekerja di kafe, pakaian semacam itu sepertinya terlalu mewah untuk dikenakan.

Liera bersiap ke kafe untuk membantu Acasha. Membuka pintu utama painthouse, ada buket bunga tergeletak sangat rapi. Raut wajahnya bingung, ia memandang sepanjang koridor. Tidak ada siapa pun di sana. Bertanya-tanya apakah si pengirim orang yang sama dengan buket bunga sebelum-sebelumnya. Ingin segera menghilangkan rasa penasaran, Liera mengambil buket bunga itu dan kembali mendapati kartu ucapan yang berisikan ;

Untukmu 10 tangkai mawar. Juan Liera, kau cantik.

From Claus.

Liera masih tak mengerti, untuk apa orang ini mengiriminya bunga terus menerus. Jelas Liera tidak mengenal nama itu, tapi seakan begitu familiar. Nama itu seperti pernah Liera dengar di suatu tempat, dan sayangnya Liera lupa atau malah tak begitu mempedulikan. Tetapi yang pasti, Liera memiliki firasat yang tidak baik.

***

Liera terkejut ketika langkahnya sudah berada di dalam kafe. Maniknya menatap pria tampan, manis, dan juga bersih. Pria yang ia temui beberapa pekan lalu, Dae Zayyan. Bukan hanya karena keberadaannya, melainkan apron kafe yang tengah Zayyan kenakan. Liera memutar otaknya, kembali mengingat. Tetapi seingatnya Acasha memang tidak memberi tahu apa pun tentang pekerja baru padanya.

Povýšený • Leo Xodiac [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang