12 • My Beautiful Lady Fox

150 50 12
                                    

Suasana bar dengan percahayaan minim dari lampu berkelap-kelip, musik berdentum keras membuat kerumunan orang menari mengatasnamakan kesenangan. Bercanda, tertawa, berbincang keras, tak sedikit orang yang saling mengirimkan interaksi secara seksual tanpa memikirkan hal apa pun, sebab mereka hanya memburu kesenangan duniawi.

Zayyan menatap wajah Liera di bawah lampu temaram yang membuatnya terlihat cantik secara sensual. "Apa dia kuat minum?" tanya Zayyan sambil sesekali melirik Acasha yang duduk di depan meja bar tepat berada di samping kiri Liera.

Liera yang sempat menatap Acasha, kini beralih melirik Zayyan di sebelah kanannya. Lalu menelengkan sedikit kepalanya agar mempermudah tangan kirinya untuk menyangga sebagian kepalanya itu. "Walau toleransi alkoholnya tak sehebat diriku, percayalah, satu botol tak akan membuatnya mabuk," jawab Liera sangat percaya diri dengan senyum manisnya.

"Kau yakin?" tanya Zayyan yang langsung mendapat sekali anggukan kecil dari Liera. Zayyan bukannya kawatir, hanya saja dirinya tidak mau direpotkan oleh wanita mabuk. Tetapi mungkin itu tidak berlaku jika sang wanita adalah Liera, dia malah akan senang dan mungkin bisa mendapatkan sedikit keuntungan dari sana.

"Dae," panggil Liera sedikit berteriak sebab alunan musik yang berdentum keras mengharuskannya melakukan hal itu. Zayyan yang baru saja meneguk minumannya, lantas kembali memberikan atensi penuh pada Liera. "Boleh aku bertanya?" ucap Liera sebab merasa telah diperhatikan.

"Selama aku bisa menjawabnya, katakanlah." Zayyan mengulas senyum, jarang sekali mendapati Liera yang meminta persetujuan darinya terlebih dahulu sebelum bertanya. Mungkin ini merupakan hal kecil, tetapi rasanya begitu menyenangkan.

Tidak langsung bertanya, Liera sempat memikirkannya lebih dulu. Lalu dengan tiba-tiba menatap Zayyan kembali. "Kau mengenal Aeolus Sing?" ucap Liera yang seketika mendapati senyuman Zayyan mulai memudar. Menyadari sesuatu yang mungkin tidak baik, Liera kembali berucap, "Jika tak mau menjawab, tak apa. Itu hanya sekedar rasa penasaranku saja—"

"Sedang membicarakan pria tampan?" tanya seseorang yang sudah berdiri di belakang Liera, memotong sekaligus memecahkan atensi keduanya. 

Liera mendengus kasar setelah berbalik dan mendapati Aeolus Sing di sana. Tak menyangka akan bertemu pria gila yang sangat menyebalkan itu di tempat seramai ini. "Untuk apa kau kemari?" tanya Liera sarkastik. Sama sekali tidak mau bersikap ramah. Setidaknya Liera tahu jika dirinya tidak akan mati hanya karena satu pertanyaan sarkastiknya itu. Jangan lupakan apa yang sudah pria itu perbuat kemarin malam. Sungguh, walau Liera berakhir di kamar hotel Leo, tetapi Liera sama sekali tidak melupakan perbuatan Aeolus Sing padanya.

Liera yakin jika pria yang tengah menatapnya itu, sudah merencanakan sesuatu sebelum pertemuan mereka. Sing itu pria gila yang licik. Dan Liera harus cukup sabar untuk menghadapinya.

"Aku sudah datang, kau tidak merindukan ini," ucap Sing sembari menyentuh bibirnya sendiri. Seakan ingin mengingatkan Liera pada tempo hari dengan ciuman yang dia berikan. Liera hanya menatap jengah, tetapi lain halnya dengan tanggapan Zayyan, terlihat sangat tidak suka, tatapannya pun sangat suram, seolah dipikirannya mengatakan telah terjadi sesuatu di antara Sing dan Liera. Dan sesuatu itu menjadi sangat mengganggu. 

"Berhenti mengganggunya," sergah Zayyan menatap Sing dingin.

Sing sempat terkekeh, lalu memandang Zayyan sambil menarik sudut bibirnya tipis. "Dae Zayyan, kau berkencan dengan dua wanita sekaligus? Wow, boleh aku bergabung? Aku tertarik pada wanita cantik ini. Bagi satu untukku, ya. Sudah lama kita tidak bermain bersama, bukan?" pungkas Sing memberikan penawaran untuk dirinya sendiri.

Liera mengernyit mendengar kalimat terakhir yang Sing ucapkan, kenapa lagi-lagi rasanya dua orang ini seperti saling mengenal satu sama lain. Bukan baru mengenal, tetapi seakan keduanya teman lama. Liera masih tidak mengerti kejelasannya. Dan Liera rasa kecelakaan itu bukanlah pertemuan pertama mereka.

Povýšený • Leo Xodiac [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang