2 • Claus?

264 72 25
                                    

Seoul, Korea Selatan
March 9, 2022

Juan Liera berdiri memandangi malam yang menyelimuti pusat kota dari ketinggian lantai dua puluh di painthouse tempat tinggalnya. Tak menyangka Liera akan kembali lagi ke sini untuk membuang semua kenangan sama sepeti bagaimana ia membuang pandangannya sekarang. Merengkuh tubuhnya sendiri dari balik jendela-jendela kaca besar yang kini tengah menopang tubuhnya ketika hampir ambruk sempurna ke lantai. Orion-nya kini samar-samar sebab perlahan tertutup oleh air mata yang keluar semakin deras.

Tangisnya pecah saat mengingat kembali pada keputusan yang dia ambil satu pekan lalu. Liera kira akan berjalan sesuai rencana, tetapi nyatanya tidak. Cinta yang Liera kira hanya sesaat, itu masih terasa abu-abu. Liera tak dapat mengerti perasaannya sendiri, ada rasa cinta, benci, kekecewaan, semuanya melebur dalam satu wadah yang sama. Perpisahannya bersama Leo sangatlah menyakitkan, tetapi Liera tak ingin nyawanya terbuang sia-sia. Karena Liera sama sekali tak mau percaya pada seorang mafia.

Rasa-rasanya Liera juga masih tak percaya jika pria yang menikahinya adalah mafia. Apalagi saat melihat dengan kedua orion-nya bagaimana aura killer yang Leo keluarkan pada saat itu. Liera sungguh merasa tak pernah mengenal Leo. Liera seakan takut pada sisi itu, seperti melihat malaikat kematian. Jika dipikir, Liera telah melewati banyak hal berbahaya dalam dunia hitam yang mengajarinya banyak hal. Akan tetapi terasa sangat berbeda dengan Leo.

Mulanya, Leo memberikan kehangatan yang belum pernah Liera dapatkan sebelumnya. Selalu membuat Liera merasa dicintai, diperhatikan, diberikan kasih sayang. Terlebih, Liera selalu bisa terbuai dengan kelembutan yang Leo berikan. Bersama Leo membuat Liera seakan memiliki seorang pelindung. Leo seperti cermin yang bertolak belakang denganya. Itulah yang membuat Liera bisa mencintai sosok Leo yang menjadi suaminya.

Liera pikir, mereka akan bisa saling melengkapi dengan adanya kekurangan masing-masing. Dan Leo bisa melengkapi semua kekurangan itu bersama dirinya, memberikan semua yang Liera inginkan. Lebih dari kata sempurna.

Tetapi Liera merasakan ada kejanggalan dengan semua itu. Tak mungkin seseorang bisa sesempurna itu untuk Liera miliki. Lebih mengerikan lagi ketika Liera tahu itu hanyalah sebuah topeng. Kenyataannya, Leo itu seperti cermin bagi Liera.

Setelah dipikirkan kembali, Liera mengerti pasti ada sesuatu yang Leo inginkan darinya, atau mungkin suatu hal yang menurut Liera sendiri cukup rumit untuk sekedar memikirkannya. Tanpa Liera berkata jujur, Leo sejak awal pasti sudah mengetahui siapa Liera sebenarnya. Liera seperti dipermainkan. Liera merasa bodoh telah masuk ke dalam permainan itu. Kebenciannya kini menjadi sangat tak terkendali. Liera marah pada dirinya sendiri karena telah menuruti ucapan temannya saat itu.

"Hei, apa kau tak bosan mengurung diri di tempat gelap seperti ini?" dumel Acasha Lau seraya menyalakan lampu di ruangan yang tadinya memang dibiarkan gelap oleh sang pemilik. Lalu melangkah ke arah nakas untuk menaruh sebuah barang di atasnya.

"Matikan," desis Liera dengan suara dingin yang parau.

"Kau tak bisa hidup seperti ini terus menerus, Lier. Sudah satu minggu kau mengurung dirimu, dan kali ini aku tak akan membiarkanmu seperti itu lagi. Bangkitlah, kumohon. Jika tidak, aku akan merasa bersalah seumur hidupku. Liera ... aku ingin melihat dirimu yang dulu, bukan Liera yang mudah dipatahkan menjadi serapuh ini. Kumohon, Lier. Keluarlah dari lingkaran hitam yang mengurungmu," pinta Acasha yang kini telah tertunduk di sebelah Liera.

Tawa kecil Liera keluarkan dari balik senyum seduktifnya. Lalu menghela napas samar. "Aku selalu menertawakan orang-orang yang gila karena cinta. Dan kini ... aku malah menertawakan diriku sendiri. Sungguh naif, bukan?" caci Liera untuk dirinya.

"Tidak, semua makhluk memang membutuhkan cinta. Hanya saja, mereka juga harus bisa membedakannya. Apakah itu cinta ... atau obsesi belaka."

Menyeka air mata dengan punggung tangannya kasar. Lalu bangkit dari duduknya. "Sudahlah, kembalilah ke rumahmu. Aku akan kembali membantu di kafe mulai besok, puas?" ujar Liera sambil menarik dua sudut bibirnya tipis.

Povýšený • Leo Xodiac [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang