10 • Zajímavý Záludný

111 48 3
                                    

Berkunjung ke painthouse besar Dae Zayyan berada di luar dugaan Liera. Tetapi pria itu sangat cerewet atas semua taruhan keduanya tempo hari. Meminta Liera datang untuk bertanggung jawab atas tubuhnya dan sama sekali tidak menerima penolakan yang tidak mendasar. Liera benar-benar ingin mengumpatnya. Sebab, pria itu kemarin terlihat seolah tidak mempermasalahkannya, namun sekarang? Dia berubah pikiran? Gila.

Tapi beginilah kenyataannya. Liera sudah berada di depan pintu masuk painthouse Zayyan. Penghuninya hanya ada dua orang, sang pemilik unit mewah tersebut dan satu wanita paruh baya yang sudah lama bekerja padanya. Liera dipersilahkan untuk masuk oleh wanita paruh baya itu setelah memencet tombol sekali. Cukup telaten, mungkin karena dia sudah mendapat perintah jika akan ada wanita cantik yang datang berkunjung.

Liera menduga pria ini memiliki rencana lain untuk kembali mengganggunya. Entah apa rencananya itu. Tapi sejujurnya Liera juga sedikit merasa bersalah atas kecelakaan yang diperbuatnya. Dan lagi, Liera sempat melupakan Zayyan yang masih di rumah sakit sedangkan dia memilih untuk cepat pulang lebih dulu karena pikirannya terlalu dipenuhi ucapan pria Aeo saat itu.

Interior rumah yang terbilang cukup mewah dan unik. Liera suka sekalipun dia mengingat sang pemilik merupakan seorang gangster. Maniknya masih asik memandang ke sana kemari. Liera tak mengerti, kenapa Zayyan memilih menjadi seorang gangster, padahal setahunya pria itu terlahir dari keluarga yang terbilang kelebihan uang. Bagaimana keadaan perusahaannya sekarang? Sayang jika Zayyan tak mau meneruskan sedangkan dia merupakan penerus satu-satunya.

Wanita paruh baya itu meninggalkan Liera setelah memberitahukan jika Zayyan sudah menunggu di tempat yang ditunjukkannya. Liera hanya terus berjalan sampai akhirnya berhenti di dekat sebuah kolam renang. Mendapati seseorang yang tengah berenang, memberikan pemandangan kelewat indah. Dae Zayyan, dengan proporsi tubuh yang jelas mampu membuat wanita mana pun menelan air liur ketika melihatnya. Sebab tubuh atasnya sama sekali tidak terhalang oleh apa pun.

Keluar dari kolam renang dengan tubuh basah, hanya mengenakan celana pendek renang. Zayyan berjalan mendekati Liera yang masih berdiri membatu. Dengan tiba-tiba dia sedikit membungkuk ke arah Liera untuk menjangkau segelas kopi yang berada di atas meja tepat di belakang wanita itu.

Hampir saja Liera mengumpat dan menendang selangkangan pria itu, jika saja tak segera memperlihatkan gelas di tangannya. Kemudian Zayyan meneguk habis memberikan kehangatan di tubuhnya yang dingin. "Bisa ambilkan handukku?" pinta Zayyan menatap handuk di belakang Liera, yang tadinya berada sebelahan dengan segelas kopi.

"Kau benar-benar ingin menjadikanku pelayan, ya?" Liera mengedikan bahunya dan memandang ke samping. Tidak menatap Zayyan. Wajahnya pun terlihat angkuh, seolah memperingati jika dia terlalu mahal hanya untuk melakukan hal semacam itu. Lagi pula Liera juga merasa dibohongi. Zayyan sekarang terlihat cukup jauh dari kata tidak baik-baik saja.

Seringaian terlihat di bibir Zayyan, lalu dia kembali membungkuk ke arah Liera. Kali ini sampai membuat wanita itu mundur dan tubuh bagian belakangnya sedikit berbenturan dengan sudut meja. "Kenapa? Tidak bersedia?" tanya Zayyan mengunci pandangan maupun pergerakan Liera dengan tangan yang menumpu di meja. Sengaja, sedikit menyentuhkan lengannya dengan pinggang ramping Liera.

Liera mendengus. "Bukan seperti itu, hanya saja bukankah seharusnya aku marah?" rengek Liera mempoutkan bibir seraya menaruh tangannya di dada Zayyan, bersentuhan langsung dengan kulit tan itu tanpa terhalang apa pun. Seolah wanita itu melakukannya tanpa sadar. Zayyan jelas sadar, tetapi hanya menatap sekilas pada tangan mungil itu. Sama sekali tak berniat menepisnya.

Povýšený • Leo Xodiac [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang