14 • Equanimity

90 26 9
                                    

Equanimity merupakan upaya seseorang agar dirinya tetap tenang meski sedang di bawah tekanan. Hal yang mungkin sebagian orang gunakan pada dirinya, dan Juan Liera adalah salah satunya. Equanimity selalu melekat pada diri Liera dalam kondisi apa pun, karena dengan itu Liera menjadi bisa mengontrol diri sepenuhnya termasuk dengan kontrol otak untuk memikirkan segala hal yang bisa terjadi dan dapat ia pergunakan untuk mempertahankan hidupnya. Pasti, karena bagaimanapun Liera sangat menyayangi nyawanya.

Liera tak pernah menganggap semua rencananya itu seperti sesuatu yang licik, walau pada dasarnya terlihat seperti itu. Malahan, Liera menganggap itu sebagai kelebihan atas kecerdasan otak yang dimilikinya. Bersyukur pada Tuhan yang memberikan anugerah itu padanya. Jika tidak, mungkin Liera sudah mati sejak lama ditelan oleh kegelapan yang tercipta dari dunia bawah yang kelewat hitam ini.

Akan tetapi, bukan berarti selama ini Liera tidak merasakan ketakutan. Sebuah kebohongan besar jika Liera tidak merasakan itu. Liera juga manusia, pastinya merasakan hal yang sama, hanya saja Liera sangat pandai mengontrol perasaannya sendiri, sekalipun itu rasa takut.

Mungkin Liera beberapa kali memilih lari, tetapi dia sadar jika lari tak sepenuhnya akan menghilangkan masalah. Semakin jauh Liera berlari menghindarinya, maka semakin besar pula masalah itu akan datang padanya. Dan di sinilah equanimity mengambil perannya. Termasuk dengan saat-saat bersama Leoxisier Claus Dean dan kali ini pun juga.

Terbangun dan mendapatkan tatapan intimidasi tinggi bukan yang Liera inginkan. Terlebih dari seseorang yang sama sekali tidak ingin ia lihat. Perlahan Liera mengatur napasnya yang mendadak sesak seolah tengah dihadapkan binatang buas yang siap menerkam kapan pun jika ia salah mengambil langkah. Tidak usah bertanya kenapa Leo bisa ada di kamarnya, sebab ini bukan kali pertama pria itu menerobos masuk tanpa permisi.

Entah mengapa ketika berhadapan dengan Leo, Liera selalu kacau. Mungkin dulu hanya jantung maupun hati Liera yang kacau, tetapi sekarang terasa semua menjadi kacau. Kacau dalam artian yang menyedihkan, bukan kebahagiaan yang menggebu. Sebab yang Liera hadapi merupakan sosok yang berbeda, sosok hangat itu telah lenyap tergantikan oleh dingin yang kelam. Dan equanimity mengambil penuh perannya saat ini. Liera membuat semua seolah tak terjadi sesuatu yang besar, yang berbahaya.

Dengan perlahan mengubah posisi menjadi duduk. Liera menghiraukan Leo yang tengah berdiri bersandar pada dinding di sudut ruangan. Liera lebih memilih melakukan rutinitas paginya. Lalu dengan cepat berjalan melewati Leo untuk masuk ke dalam kamar mandi.

Setelah selesai dengan rutinitas kamar mandi yang memakan waktu hampir satu jam, Liera keluar. Jangan heran, ini termasuk mandi terlama yang Liera lakukan sepanjang sejarah. Jika tidak mengingat Leo masih ada di kamarnya, mungkin Liera sudah keluar sejak setengah jam yang lalu. Sialnya, Liera teringat jika ini adalah akhir pekan, yang di mana kafe mereka tidak beroperasi. Liera seharusnya menikmati akhir pekan ini dengan tenang, tetapi kedatangan Leo malah membalikkan keadaan.

Saat keluar dari kamar mandi, Liera mengernyit sebab sudah tidak mendapati sosok itu lagi. Apa Liera tadi berhalusinasi? Tidak. Liera merasa sudah sadar sepenuhnya. Rasa kantuknya pun sudah berubah menjadi terjaga sepenuhnya setelah mendapati sosok pria Dean itu berada di kamarnya.

Namun saat menginjakkan kaki di lantai dapur, semua terjawab jika manik cantiknya memang tak salah melihat. Liera mengutuk detik itu juga. Hatinya sakit ketika teringat kembali bagaimana Leo dulu memilih menyiapkan sarapan pagi tanpa membangunkan dirinya. Sosok hangat itu kini menjadi petaka, karena Liera tahu itu hanya sebuah kebohongan semata. Liera tak mengerti, mungkinkah Leo ingin mendekatinya lagi dengan cara yang sama?

Povýšený • Leo Xodiac [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang