Nathaniel telah sampai pada tempat dimana teman-temannya berada. Bisa ia lihat ketiga temannya itu sudah tiba disana, mereka sedang menunggu Nathaniel diluar.
Dari kejauhan Jenaka melihat Nathaniel yang baru saja tiba. Laki-laki itu lalu melambaikan tangannya supaya Nathaniel bisa melihat mereka disana. Nathaniel kemudian sedikit berlari dan menghampiri ketiganya.
"Gue bilang juga apa? Ada aja yang ngaret." sindir Jenaka saat Nathaniel tiba. Arga hanya merotasikan bola matanya malas.
"Ya maap?" ucap Nathaniel. "Yi miip." kata Jenaka mengulang perkataan Nathaniel.
Galang yang berada disana hanya tertawa melihatnya. "Udah ah. Ayo masuk." ajak Galang, Mereka bertiga lalu masuk kedalam bersama.
Saat memasuki tempat tersebut, Keempatnya sibuk melihat-lihat, dan memperhatikan tempat itu. Tidak sengaja mata Jenaka melihat ketiga wanita yang sepertinya tidak asing. Laki-laki itu mulai menajamkan matanya untuk memastikan, dan benar saja itu Rubi, Laura dan si Anak Baru.
Jenaka melotot kaget dan seketika heboh. "Eh eh, liat-liat. itu kan si Laura, Rubi, Sama Anak baru juga." sambil menepuk bahu Arga yang berada disampingnya.
Mendengar itu sontak yang lainnya ikut menoleh kearah yang dimaksud oleh Jenaka. Dan benar saja disana ada Rubi, Laura dan Alana. Baru saja Nathaniel ingin menyuruhnya untuk putar arah ke arah yang lain, Jenaka malah berjalan mendekat kearah ketiga kaum hawa tersebut. Yang mau tidak mau ia mengekorinya bersama yang lain.
Diseberang sana Laura, Alana dan Rubi. Dapat melihat Jenaka yang mendekat kearah mereka. Ketiganya saling pandang karena merasa bingung.
"Itu si Jenaka? jalan kesini?" tanya Rubi, memicingkan matanya.
"Keknya iya deh," -Laura.
"Ngapain coba?" Laura mengedikkan bahu tidak tahu, menanggapi.
Alana sedari tadi hanya diam masih menatap kearah Jenaka yang berjalan menghampiri mereka. Dibelakangnya, Alana bisa melihat dengan jelas ada Galang, Arga dan juga.. Nathaniel.
Jenaka sudah berdiri tepat didepan kaum hawa tersebut dan menatap ketiganya satu persatu. "Gilak! Bener ya kata orang jodoh tu ga kemana." kekehnya.
Rubi mengernyit heran, "Emang jodoh lo siapa?"
"Kiw. Neng Laura," goda Jenaka.
Laura seketika membelalakkan matanya, "Dih?!" diikuti tawa dari Alana dan Rubi.
Arga dan Galang juga ikut tertawa, berbeda dengan Nathaniel yang sedari tadi hanya menampilkan wajah datar.
"Lo pada ngapain kesini? Ngikutin kita? Ngaku!" omel Laura tiba-tiba.
Arga lalu menoleh kearah Laura, "Geer banget. Terserah kita lah, inikan tempat umum."
Laura lalu mendecih kesal, "Ya iya sih.. Maksud gue kenapa harus hari ini? Kenapa gak besok, lusa atau kemarin?"
Jenaka yang sedari tadi memperhatikan Alana lalu bersuara, "Gue bilang juga apa? Bener kan jodoh ga kemana? Noh liat, si Anak baru bajunya serasi banget tuh sama si El. Janjian yak?" Jenaka menunjuk Alana dan menoleh kearah Nathaniel bergantian. Dan benar saja pakaian yang digunakan Alana dan Nathaniel sangat serasi, layaknya couple.
Alana yang tidak menyadari hal itu sontak melihat kearah Nathaniel. Begitu juga dengan Nathaniel yang melihat kearah Alana. Alana refleks menutup mulutnya kaget dengan kebetulan yang sedang terjadi, sedangkan Nathaniel berusaha tetap tenang dan mengalihkan pandangannya kearah lain.
'LAH KOK?!! KOK BISA?! HAH? KOK BISA?!!!' teriak Alana dalam hati.
'APA-APAAN NIH? KOK BISA SAMA GINI?!!' batin Nathaniel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Something that can't be Tied
Ficção Adolescente[SELESAI] "Kita memang dipertemukan oleh semesta. Namun semesta juga lah, yang tak membiarkan kita untuk bersama.." -Alana Aurellia . . . "Nathaniel, kita.."