"Nathaniel.."
Nathaniel sontak menghentikan langkahnya tanpa menoleh kearah Sang Papa yang sedang memerhatikannya.
"Dari mana kamu?" tanya Sang Papa.
Nathaniel menghela napas malas, "Papa enggak perlu tau."
"Papa tanya dari mana kamu?!" ulang Sang Papa, sedikit meninggikan suara.
"Itu bukan urusan Papa." jawab Nathaniel tanpa berniat menoleh kearah Sang Papa.
"NATHANIEL!" Sang Papa membentak.
Nathaniel kemudian menoleh kearah Sang Papa. "Kenapa? Kenapa Papa mau tau? Kenapa Papa peduli? Lebih baik urus keluarga Papa sendiri!"
PLAKK!!
Satu tamparan mengenai wajah Nathaniel.
"TUTUP MULUT KAMU!" lagi-lagi Sang Papa membentak.
Nathaniel memegang bekas tamparan Sang Papa, sedikit meringis. Dapat dipastikan bekas tamparan itu akan membiru esok pagi.
"Papa dapat telepon dari sekolah, kalo kamu bolos! Apa maksud kamu?! Jangan terus-terusan bikin Papa malu Nathaniel!!"
Nathaniel menoleh pelan kearah Sang Papa dengan tatapan nanar. "Aku? Bikin Papa malu? Memangnya aku siapa? sampai bikin Papa malu?" berbagai pertanyaan dilontarkan Nathaniel.
"NATHANIEL!!" satu tamparan lagi hampir mengenai pipi tersebut.
"Apa? Mau tampar aku lagi? Tampar! Sini tampar! Udah basi tau gak!" tantang Nathaniel.
Sang Papa menghempaskan tangannya kasar, berusaha mengendalikan emosi.
Nathaniel tersenyum miris, ia kemudian melangkahkan kaki dari sana, menuju kamarnya. Sang Papa hanya menatap kepergian Sang Putra dengan tatapan nanar yang sulit untuk diartikan.
~
Alana, Rubi dan Laura sudah berada dikelas, ketiganya berkumpul dimeja Alana.
"Masih sakit gak? Pipi lo?" tanya Laura khawatir, begitu juga Rubi.
Alana tersenyum tipis, "Udah Enggak kok? Udah gue kompres semalem." Rubi dan Laura ber-oh lalu mengangguk paham.
"Kemaren.. kenapa Nathaniel ga balik kelas ya?" tanya Alana tiba-tiba mengenai Nathaniel.
Rubi merotasikan bola matanya mendengar nama Nathaniel disebut. "Ck. Kenapa harus bahas dia sih?"
Alana menatap Laura bingung seakan bertanya, Rubi kenapa?
Yang ditatap hanya mengedikkan bahu, memilih untuk tidak memberitahukan kejadian dikantin kemarin."Al, Lo masih suka ya? sama Nathaniel?" tanya Laura tiba-tiba.
Alana menghela napas sejenak, "Hftt, kenapa ditanya lagi? Ya masih.." cetus Alana.
Flashback on.
3 hari yang lalu (Grill me)."Eh tapi serius deh, Lo suka ga sih sama El." Rubi bertanya dengan wajah serius.
"Gue.."
Alana sedikit menggantungkan kata-katanya. "Ah udah, ngaku aja ngapa sih?" gerutu Laura tak sabaran.
"Is. Diem." karna geram Rubi memukul tangan Laura.
Alana menggelengkan kepala manatap kedua temannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Something that can't be Tied
Roman pour Adolescents[SELESAI] "Kita memang dipertemukan oleh semesta. Namun semesta juga lah, yang tak membiarkan kita untuk bersama.." -Alana Aurellia . . . "Nathaniel, kita.."