Gini-gini, biar gampang sebut saja
Papa Nathaniel=> Aditya.
Mama Nathaniel=> Maya.
.
.
.
Flashback on.Bandung, 2004.
PLAKK!!
Sebuah tamparan dilayangkan Aditya pada Maya, istrinya. Maya sedikit meringis kesakitan memegang pipi kirinya, Hampir saja wanita itu menangis tapi ia menahannya.
"DASAR WANITA SIALAN!!" bentak Aditya pada Maya. Maya memejamkan mata sejenak, mendengar perkataan yang keluar dari suaminya itu.
"Maafin aku mas," parau wanita itu berkata pelan.
Aditya semakin memanas mendengar kata maaf yang keluar dari istrinya tersebut. "Maaf? MAAF KAMU BILANG?! Segampang itu?" Aditya mengusap keningnya frustasi.
"Setelah mengandung anak dari orang lain?!" lanjut Aditya, membungkam mulut Maya.
Pertahanan Maya seketika runtuh, cairan bening turun begitu saja dari mata kirinya. Namun Maya berusaha untuk tidak terisak, menahan pedih luka dihatinya.
"Mas, maafin aku." parau Maya sekali lagi, meminta maaf.
"Gugurkan kandungan itu Maya." telak Aditya.
Maya sontak menoleh pada Aditya, menatap tak menyangka, Wanita itu kemudian menggeleng kuat.
"Enggak mas! Enggak! Anak ini ga salah!" tegas Maya, menolak untuk menggugurkan kandungannya.
Mendengar itu Aditya tidak terima, lelaki itu terlihat mengepalkan tangan kuat.
"LALU APA MAUMU?!" ucap Aditya menatap Maya.
Maya hanya bisa menangis, memejamkan matanya sedikit terisak.
"Tolong terima anak ini Mas," pinta Maya.
"TIDAK AKAN! SAYA TIDAK AKAN SUDI MENERIMA ANAK HARAM ITU!!" Aditya murka, kata-kata itu keluar begitu saja dari mulutnya.
"MAS!!" Maya meninggikan suaranya, Tidak terima kandungannya disebut sebagai Anak haram.
"Cukup Mas cukup! Dia bukan anak haram! Dia anak aku!" tegas Maya.
"DIA ANAK HARAM MAYA!"
"TIDAK!!"
"IYA!! ANAK YANG DIKANDUNGANMU ITU ANAK HARAM! DIA. ANAK. HARAM!!" ucapnya sembari menunjuk kearah kandungan tersebut.
Aditya benar-benar terlihat emosi; kesal, marah, kecewa, sedih, semua tercampur aduk. Lelaki itu merasa frustasi dengan apa yang sedang terjadi, meluapkan emosinya begitu saja, bisa dilihat dari urat-urat wajahnya yang tercetak jelas disana.
"MAS!!!" Maya berteriak, tidak ingin kata-kata itu kembali terucap.
Aditya menatap Maya tajam.
"Kalo emang kamu tidak mau nerima anak ini, oke! Ceraikan aku mas!" telak Maya.
Aditya tertawa sinis, "Emang ini tujuan kamu kan? Kamu sengaja hamil dengan pria itu dan meminta cerai pada saya!"
Tangan Maya terangkat, menutup mulutnya tak menyangka, dengan mudahnya Aditya berkata seperti itu padanya. Semua ini, Itu semua adalah murni kesalahan yang tidak disengaja, kejadian malam itu, itu terjadi begitu saja.
"Mas? Apa maksud kamu? Semua itu tidak seperti yang kamu bayangkan, kejadian malam itu.. Itu tidak disengaja mas!"
Aditya kemudian berbalik, mengalihkan pandangannya kearah lain, tidak ingin bertatap muka dengan Maya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Something that can't be Tied
Novela Juvenil[SELESAI] "Kita memang dipertemukan oleh semesta. Namun semesta juga lah, yang tak membiarkan kita untuk bersama.." -Alana Aurellia . . . "Nathaniel, kita.."