🌥️ 53 | epilog (last)

60 4 0
                                    

Acara pernikahan outdoor yang lebih terkesan natural dan indah nantinya saat ada sunset, semua teman-teman dan keluarga inti di undang ke dalam acara pernikahan Wang Xiuhan dan Zhang Xue setelah menunda selama setahun, hari baik telah ditetapkan oleh orang tua dan Xiuhan selama dia masih di Paris, semuanya telah dikerjakan oleh Xiuhan sesuai keinginan Zhang Xue melalui informasi Meiling dan Luxi.

Mengucapkan janji suci di depan para tamu undangan dan seorang pendeta sebagai saksi mereka untuk selalu ada di saat suka maupun duka, melewati berbagai rintangan, menghormati satu sama lain, saling percaya, selalu ada baik sehat maupun sakit sampai maut memisahkan. Dia menyematkan cincin nikah dijari manis Zhang Xue, begitu juga dengan sebaliknya. Mata saling bertatapan dan masih merasa tidak percaya bahwa sekarang sudah resmi menjadi suami-istri di depan keluarga inti, teman dan rekan kerja.

Xiuhan membuka kerudungnya pelan dan tanpa disuruh sudah langsung ia mencium sang pengantin, semuanya bersorak-sorai sambil tepuk tangan turut bahagia melihat mereka sudah menikah. Seusai acara, para tamu di persilahkan mengambil makanan di aula samping yang sudah disiapkan.

Pengantin pria dan wanita berkeliling menyapa tamu yang datang sembari membawa minuman.

"Terima kasih sudah datang ke acara pernikahan kami, Erick," ucap Xiuhan bersulang dan meminumnya, begitu juga dengan Zhang Xue yang minum bersama-sama namun pakai jus jeruk.

"Nyonya Wang, jangan bilang sudah mengisi duluan sebelum acara," goda Erick yang menyadari minumannya berbeda padahal pernah melihatnya minum anggur sebelumnya.

Zhang Xue tertawa mendengar Erick dan berkata, "Aku hanya ingin tidak mabuk hari ini."

Erick tertawa mengurangi rasa malu dan sebagai hukuman untuk dirinya yang sudah melebihi batas di depan mereka berdua dengan menenggak anggur sekaligus. Yixiang berjalan ke sebelah sana, menghampiri seseorang yang dikenalnya ikut nimbrung dan berbincang santai sekalian memberi ucapan selamat ke pengantin di hari baik ini.

"Xiuhan, kalau kau sampai membuat dia menangis akan ku rebut dia dari tanganmu," ancam Yixiang dan tidak bersungguh-sungguh hanya ingin saja menakut-nakuti Xiuhan. Dan, segera dia balas dengan serius sambil peluk istrinya dari samping berjanji tidak akan membuat istrinya menangis ke Yixiang dengan niat pamer mesra.

Acara pernikahan berlangsung lancar sampai selesai, para tamu pulang dan sedangkan pengantin pergi ke kamar hotel yang sudah disiapkan sebagai kamar untuk malam pertama, dalam kamar telah dihiasi bunga mawar di atas kasur berbentuk hati dan dua angsa di tengah-tengah.

Zhang Xue membuka laptopnya dan melanjutkan mengerjakan skripsinya yang hampir selesai sambil tunggu giliran mandi. Pintu kamar mandi di buka, Xiuhan keluar sambil gosokkan rambut basah dengan handuk kecil lalu menyuruhnya segera mandi.

"Xiao Xue, apakah harus kau kerjakan skripsi mu di hari pernikahan? Tutup laptop mu dan nikmati malam ini di malam pertama kita menikah," ujar si Xiuhan yang menyuruhnya menutup laptop dan segera mandi.

Giliran Zhang Xue selesai mandi dan mengeringkan rambutnya, ia melihat sang suami sudah tidur pulas tidak menunggunya sama sekali, tentu di dalam hati kecewa dan juga sebuah kesempatan untuk kembali kerjakan skripsinya sebelum sidang terakhir.

Xiuhan terbangun kena sinar laptop yang sangat cerah, ia menutup paksa dan meletakkan di meja nakas. Dan, Zhang Xue diam saja, mengikutinya.

"Bukankah sekarang sudah waktunya untuk melakukannya lagi? Kita harus memberikan hadiah ke orangtua kita seorang cucu yang gendut dan sehat," serang Xiuhan menindih tubuh sang istri dan menyelipkan rambutnya di belakang telinga lalu mencium leher yang lembab dan wangi.

Zhang Xue menahan tubuh Xiuhan di atasnya sambil berkata, "aku hamil."

"Hah?" Xiuhan mengerutkan kening dan masih belum mencernanya di dalam otak dengan baik. "Kapan kau menyadarinya? Berapa bulan?"

YOU ARE MY SUNSHINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang