🌞 11 | two-faced

55 38 1
                                    

Xue Feng mengintip ke dalam ruang kelas yang sedang dipakai dan coba mencari kakak sepupunya duduk lalu kembali ke tempat Xingchen dan Zhao Yang menunggu.

"Bagaimana?" tanya Xingchen kepada Xue Feng yang masih melihat ke arah belakang untuk berjaga-jaga.

"Kurasa dia sedang mood yang bagus, tapi kalau aku bertemu dengan kakak sepupu bakal dipukul. Mari kita coba cari cara mengalihkan perhatiannya,"
kata Xue Feng yang kurang yakin.

Xingchen melihat ke arah Zhao Yang yang sedang menaikkan kacamatanya lalu Xue Feng mengikuti pandangan Xingchen sambil tersenyum miring dan mengangguk. Mereka bersamaan memegang lengan Zhao Yang lalu berjalan mendekati ruangan 205.

"Zhao Yang, kau harus mengalihkan perhatiannya, ok? Aku hanya perlu waktu dua menit saja untuk instal di ponselnya," kata Xue Feng sembari menunjukkan kabel data dan laptop di kedua tangannya.

"Baik, semangat!" balas Zhao Yang dan memberi semangat kepada Xue Feng sebelum pergi.

"Semangat!" balasnya.

Xue Feng duduk di atas lantai lalu ia membuka laptopnya dan membuat program untuk meng-install alat seperti pelacak serta dapat melihat semua isi history chat milik Zhang Xue melalui laptopnya. Dalam hati, Xue Feng merasa bersalah karena meng-install alat pelacak itu di ponsel Zhang Xue tapi yang namanya uang tidak bisa ia tinggalkan begitu saja, apalagi klien yang memakai jasanya itu ibunya sendiri.

"Maaf, ya, kak Xue," gumamnya dan meminta ampun sambil melihat ke arah langit kepada Yang Mahakuasa.

Xingchen memantau terus gerak-gerik Zhao Yang dan Zhang Xue dari jauh, ia menepuk lengan Xue Feng ketika melihat pergerakan.

"Itu ... apakah kau bisa membantuku untuk mengukur panjang ruangan di sebelah? Aku memiliki tugas gambar ruang sebelah," kata Zhao Yang yang sedikit gugup ketika melihat ke arah Zhang Xue. Tanpa sadar, keringat dingin mulai membasahi dahinya.

"Kenapa kau tidak minta tolong pada temanmu?" tanya Zhang Xue sambil membereskan barang-barangnya ke dalam tas ransel.

"Mereka semua sibuk dan kebetulan aku bertemu denganmu di sini."

"Baik, aku akan membantumu."

Mata Zhao Yang mulai bergetar saat melihat barang-barangnya dibereskan ke dalam tas ransel dan kembali mata Zhao Yang menatap lawan bicaranya sambil menaikkan kacamata.

"Kau bisa tinggalkan sebentar tasmu di sini, itu akan tidak nyaman kalau membawa tas ransel di pundakmu saat mengukur nanti," usul Zhao Yang yang gugup setengah mati.

"Baiklah," ucap Zhang Xue membuat dia bisa merasa lega saat ia melepas kembali tas ranselnya dan menaruh di atas meja. "Ayo kita pergi ke ruang sebelah," ajaknya dan menunggu dia jalan lebih dulu.

Zhao Yang yang berhasil mengajaknya keluar dari ruangan 205 ke 206, Xue Feng langsung bergerak mengendap-endap masuk ke dalam ruangan 205 dengan kabel data dan laptop dalam dekapannya. Xue Feng duduk di kursi sambil mencari ponsel milik Zhang Xue di dalam tas ransel lalu Xue Feng menancapkan kabel data di ponsel itu yang sudah terhubung dengan laptop.

"Mari kita mulai," gumam Xue Feng dan menekan tombol "enter" di keyboard dengan wajah tak sabar.

Layar laptop seketika mulai bergerak scan ponselnya dan menghubungkan antara laptop dengan ponsel melalui program yang kini sedang di install oleh Xue Feng di ponsel milik Zhang Xue, ia menggigit kuku jarinya saat melihat proses yang hanya kurang dua persen saja sambil mengintip keluar ruangan dan berharap proses install ini segera selesai.

Tertulis kata "successful" yang berarti sudah berhasil, Xue Feng mencabut kabel data dari ponsel milik Zhang Xue dan kembali memasukkannya ke dalam tas ransel sebelum ia pergi dari ruangan dengan mengendap-endap ke tempat Xingchen bersembunyi.

YOU ARE MY SUNSHINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang