🌞 51 | Erick in China

18 4 0
                                    

Masih muka bantal dan sekarang jam lima pagi yang bagi si Putri tidur ini masih terlalu pagi untuknya bangun dari mimpi, ponsel yang berdering membuat sedikit kesal dan menjawab teleponnya. "Halo, Xiuhan? Ada apa pagi-pagi gini menelepon? Bukannya kau berada dalam kamarmu? Kenapa tidak datang saja ke kamarku?"

"Aku tidak pulang semalam. Bisakah kau ambilkan bajuku dan membawa sarapan empat porsi ke hotel Charles? Tidak ada kata nanti. Se-ka-rang juga! Kutunggu kedatangan mu, Sayang. Ku tutup teleponnya," kata Xiuhan yang bicara terus seperti kereta beruntun tidak ada berhentinya dan langsung mematikan telepon sebelum ia balas, yang paling mengerikan lagi diakhir masih ditambah dengan kecupan di speaker membuatnya merinding saat mengingat lagi.

Zhang Xue duduk di atas kasur ketika telepon dimatikan dan bergumam di dalam kamar sendirian. "Empat porsi sarapan? Dia babi atau gimana? Dan juga, ini masih jam berapa? Ya astaga, masih jam 5, pantas saja masih sangat ngantuk. Entah apa lagi cobaan yang diberikan padaku."

🐏🐏🐏

Turun dari taksi dan berdiri di pintu masuk hotel Charles dengan di kedua tangan yang penuh barang bawaan, ia melirik ke kiri melihat wanita sedang bermesraan bersama pria seumuran suaminya lalu masuk dalam taksi tadi yang ia tumpangi. Dalam pikiran otak kecilnya itu sudah ada bayangan hal yang tidak benar, menarik napas lalu buang perlahan untuk menenangkan diri sebelum menghadapi tantangan di depan sana yang entah ada apa.

Kaki kanan menginjak area lobi hotel, dekorasi wah, pandangan mata tidak bisa lepas dari lampu menggantung di tengah yang merupakan peran utama untuk menarik pelanggan menginap di hotel bintang tujuh ini, indah sekali dan pantas didatangi oleh anak muda seperti yang ia lihat di depan tadi.

Tangan mungil dan putih mengetuk pintu kamar hotel Xiuhan, tak butuh waktu lama segera dibuka oleh orang di dalam kamar. Pemandangan yang langka berdiri di depannya sekarang ini, Xiuhan membuka pintu, telanjang dada dan menutupi bagian bawahnya dengan sehelai handuk putih, rambut yang basah terus meneteskan sebutir air ke perutnya yang sixpack.

Zhang Xue menutup matanya dengan kedua tangan malu, namun masih ada celah di antara jari tengah dan manis untuk menonton tubuh indah Xiuhan yang jarang terjadi saat di rumah. Dia tersenyum miring dan mengambil tas kertas berisi baju gantinya dari Zhang Xue lalu berkata, "apa terlihat bagus?"

"Hmm, bagus," jawabnya secara tidak sadar sambil menatapi otot perutnya yang tidak kalah dengan pria-pria di internet sana, rasanya ingin sekali di pegang dan merabanya, kesadarannya kembali langsung berdalih, "kenapa kau bisa menginap di sini? Lagi pula, empat porsi sarapan? Untuk siapa?"

Xiuhan berhenti mendadak membuat dia menabrak punggung lalu mundur dua langkah, tersenyum tipis melihat sisi Zhang Xue yang cemburu seperti ini, membalikkan badan ke belakang lalu mendekati wajahnya mendadak sambil tersenyum nakal.

"Ada apa? Cemburu, ya?" godanya tak bisa menahan diri dari menggoda si Istri yang pertama kali cemburu.

"Siapa yang cemburu? Aku khawatir kau ada apa-apa di sini dan juga kau makan segitu banyaknya, apakah kau tidak menyayangi otot perutmu yang susah payah kau buat?" dalihnya dan mendorong dadanya pelan lalu duduk di sofa sedikit melemparkan tubuh ke kursi empuk warna coklat, letakkan sarapan di atas meja kaca.

"Owh, benarkah?"

"Benar, benar, aku cemburu karena kau menginap di hotel padahal aku menunggumu di rumah! Apakah kau sudah puas, Tuan Wang? Cepat ganti bajumu, nanti masuk angin," jawab Zhang Xue kesal dan menyuruh sang suami untuk segera memakai baju sambil melipat kedua tangan dibawah dada, melihat ke arah jendela.

YOU ARE MY SUNSHINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang