🌞 43 | D-3

15 5 0
                                    

Xiuhan membawa dua kardus dalam sekaligus lalu meletakkan tepat depan pintu masuk gedung dan disusul oleh Zhao Yang, Xue Feng, Xingchen, Zhang Xue dan Luxi secara bergantian. Dua orang terkapar di anak tangga dengan keringat yang terus bercucuran dari dahinya setelah empat kali naik-turun dari lantai tiga.

Ia menarik kedua tangan Xue Feng ke atas menolongnya berdiri, namun dia melambaikan bendera putih sambil mengeluh lelah dan tidak sanggup.

Dia melepaskan tangannya dan malah merangkul tiang besi tangga seperti anak kecil. "Kak, ampunilah aku hari ini! Aku sudah sangat lelah, sungguh!"

"Ayolah, kurang sedikit lagi! Semangat sedikit. Padahal aku sempat berpikir untuk mengajak makan namun kau seperti ini mungkin aku akan ...."

"Ok! Aku bawa lagi, semangat!" seru Xue Feng menyemangati diri sendiri dan berdiri seakan tidak lelah sama sekali lalu melanjutkan perkataannya, "jangan menarik ucapanmu ya, Kak! Kau sudah berjanji padaku."

"Baik! Cepat pergi sana," balas Zhang Xue sambil tersenyum melihat dia lari ke atas dengan kegirangan dan sudah menanti makanannya.

"Kakak kelas, apakah ada barang lain yang harus di angkut ke truk?" tanya seorang pria dengan hati-hati.

Ia membalikkan badan lalu berkata, "masih ada dua kardus lagi, tunggu sebentar, ya."

"Ok! Kalau begitu, aku akan memulai memasukkan barang ke dalam truk," balasnya dan berlari keluar sembari berteriak, "mari kita mulai!"

Sepuluh orang pria muda membuat barisan dari pintu sampai truk dan memulai mengoper satu kardus dari orang paling dekat pintu sampai truk hingga habis. Dia berlari mendatangi Zhang Xue berpamitan sebelum akan pergi menuju Desa Cheng mengirim barang-barang yang akan disumbang kepada anak-anak dan orang dewasa di sana lalu masuk ke dalam truk.

"Wen Jing!" panggil Zhang Xue ketika melihatnya berjalan di depan gedung sendirian, ia menghampirinya. "Apa kau sudah makan siang?" tanyanya dengan niat mengajak makan dan juga mengobrol singkat.

"Kenapa? Kalau kau ingin bertanya padaku, kau katakan saja sekarang. Aku sangat sibuk," ucapnya ketus sambil melipat tangan di bawah dada.

Zhang Xue tertawa canggung. "Ok, ok! Kalau begitu, apa kau tahu Meiling ada di mana?"

"Untuk apa kau mencarinya? Kalian kan tidak berteman, ah, lebih tepat kalian adalah musuh bebuyutan. Ck!"

"Aku ada urusan dengannya. Bisakah kau beritahu aku di mana dia?" tanya Zhang Xue sambil senyum menahan kesal melihat perlakuan Wen Jing tak jauh beda dengan Meiling, pantas saja mereka bisa berteman.

Wen Jing memutar bola mata malas dan menaikkan ujung bibirnya. "Aku juga kurang tahu karena sangat sibuk tugas, tapi, yang pasti dia pasti sedang latihan untuk besok. Lalu, kenapa kau mencari dia?"

"Aku perlu memberikan ini pada dia untuk acara sukarelawan," jelasnya dan menunjukkan baju di tangannya kepada Wen Jing.

Dia berdecih dan tertawa mendengar perkataannya. "Apa? Sukarelawan? Dia? Mustahil! Bagaimana mungkin orang angkuh seperti dia melakukan acara hina seperti ini .... Aku berikan saran padamu, jangan terlalu percaya dengannya dan berharap acara yang kalian susun susah payah ini berjalan dengan lancar. Dia akan buat kalian kesusahan karena keangkuhan dan suka semaunya sendiri."

"Terima kasih atas sarannya," balas Zhang Xue senyum ramah. "Apakah dia tidak memberitahumu tentang acara sukarelawan?" tanyanya yang cukup penasaran dari sudut pandang Wen Jing kepada Meiling.

"Jangan tanyakan lagi. Dia itu hanya memikirkan dirinya sendiri dan tak mau orang lain ikut campur, lagipula, dia sangat suka memerintah orang bahkan pada temannya sendiri mana ada orang yang berteman dengan dia kalau begitu caranya. Lupakan saja semua omong kosong ku! Aku pamit pergi dahulu,"  ungkap Wen Jing dan langsung mengalihkan pembicaraan lalu pergi meninggalkan Zhang Xue.

YOU ARE MY SUNSHINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang