Xiuhan membuka kedua mata secara perlahan sambil mengambil handuk yang berada di atas dahinya dan ia merasakan tangan kiri yang sangat berat membuat ia coba melihat ke sebelah kiri, ia mendapati Zhang Xue yang tidur di atas tangan kirinya dan kembali menidurkan kepalanya di atas bantal sambil menghela napas.
"Apa yang terjadi semalam?" batin Xiuhan dan melihat warna bajunya yang berbeda dengan ia ingat. "Dia ... jangan bilang ... menggantikan bajuku semalam. Tidak mungkin,'kan ...?" lanjutnya di dalam hatinya sambil ia melirik ke arah Zhang Xue.
Zhang Xue mengerutkan keningnya karena merasa sedikit terganggu lalu ia membuka kedua matanya secara perlahan sembari duduk tegak di atas kursi dan melihat mata Xiuhan yang masih tertutup namun handuk di atas dahinya ada di tangan kanannya. Tapi ia tak mau mengambil pusing lalu ia mencoba menempelkan tangan kanan di dahi Xiuhan dan dahinya sendiri dengan tangan kirinya.
"Demamnya sudah turun, itu bagus," ucap Zhang Xue yang merupakan kalimat pertamanya hari ini lalu ia mengambil handuk dari tangannya dan membawa baskom berisi air ke kamar mandi.
Xiuhan kembali membuka kedua matanya dan melihat punggung Zhang Xue dari belakang perlahan menghilang dari pandangannya, ia melihat plafon di atas sambil mata yang berkedip beberapa kali.
"Kurasa dia memang menggantikan bajuku semalam," gumamnya lalu ia menutupi wajah dengan selimutnya.
Setelah Zhang Xue mencuci handuk dan mengembalikan baskom pada tempatnya, ia masuk ke dalam kamar memakai jaketnya lalu ia pergi keluar sebentar hendak beli dua porsi bubur panas untuk sarapan pagi, sedangkan Xiuhan melanjutkan tidurnya setelah menutup wajahnya dengan selimut.
Tiga puluh menit kemudian, Zhang Xue kembali masuk ke dalam rumah sambil membawa kantong plastik yang berisi dua porsi bubur polos dan cakwe, ia menaruh bubur panas yang sudah diganti dengan mangkok itu di atas meja makan dengan hati-hati dan meletakkan cakwe di atas piring serta mempersiapkan sendok.
Di sisi lain, Xiuhan membuka pintu kamarnya dan melihat Zhang Xue yang terlihat sibuk sekali menata makanan di atas meja makan, ia duduk di kursi dalam diam sampai menunggunya selesai.
"Terima kasih," ucap Xiuhan sebelum mereka mengambil sendok pertama lalu ia memakan bubur polos yang masih panas dengan sangat canggung.
"Sama sama, kau tidak perlu merasa aneh dan canggung. Bukankah sudah sepatutnya saling membantu orang di satu atap yang sama?" celetuk Zhang Xue membuat dia tersedak dan mulai batuk-batuk karena ucapan barusan.
"Tolong hati-hati dengan perkataan yang baru saja kau katakan, kau bisa membuat orang salah paham," balas Xiuhan setelah minum air putih.
Zhang Xue mengangguk mengerti dan melihat ke mangkok bubur yang ada di depannya. "Baik."
Xiuhan berdeham. "Apakah kau semalam yang mengganti bajuku?"
"Ya, tapi aku berani bersumpah kalau aku sama sekali tidak melihat perut six-pack milikmu," balasnya lalu ia melebarkan matanya saat menyadari perkataannya yang salah.
Dia melebarkan mata dengan tatapan menyala sambil memegang sendok di tangan kanannya.
"Tidak, tidak, maksudku adalah aku sama sekali tidak melihat apa-apa saat menggantikan bajumu kemarin malam, sungguh! Aku hanya tak ingin kau sakit karena aku tak mengganti bajumu yang basah karena keringat, itu saja," lanjutnya dan kali ini ia memperhatikan kata-katanya.
"Aku sudah selesai makan, tolong kau bantu bereskan milikku. Aku harus pergi ke kantor sekarang," ucapnya dan berjalan ke kamar.
Zhang Xue memiringkan kepalanya bingung sambil ia bergumam, "apa aku tak salah dengar? Kantor? Ah ... mungkin, dia kerja magang untuk memasukkan ke dalam skripsi."
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MY SUNSHINE
RomanceDi sebuah Universitas Baiyue ternama, ada seorang mahasiswi cantik serta pintar mendapat julukan sebagai si Ratu Baiyue dan sedangkan mahasiswa tampan, pintar dan dingin itu mendapat julukan sebagai si Raja Baiyue. Mereka berdua secara tak sengaja b...