🌞 33 | be a volunteer

22 8 0
                                    

Dua orang mahasiswi jalan beriring-iringan di tengah koridor sekolah, ia membawa laptop dalam dekapannya dan memakai tote bag, sedangkan dia hanya memakai tas ransel dan ponsel dalam genggaman tangannya. Mereka mengobrol satu sama lain.

Luxi menanyakan kejadian hari Sabtu pada teman dekatnya dengan pasang muka penasaran dan bingung karena dia tiba-tiba menghilang begitu saja.

Tak punya pilihan, dia menceritakan semua kejadian kemarin lusa kepada Luxi untuk meringankan beban dari bahu kecil miliknya meskipun hanya sedikit saja. Tentu saja, Luxi langsung menanggapi semua keluh kesahnya di sepanjang perjalanan menuju gedung utama untuk menemui seorang guru.

"Apa! Menikah?" seru Luxi dan kedua matanya membelalak terkejut karena cerita teman dekatnya yang satu ini.

Zhang Xue menutup mulut Luxi dan mendesis sambil melihat sekeliling di koridor sekolah, ia takut seseorang di dekat sini mendengar omongan Luxi lalu membuat topik hangat di forum sekolah seperti biasa.

"Lalu, bagaimana jawaban Xiuhan? Dia setuju?" tuntut Luxi dan melipat kedua tangan di bawah dada melihat wajah Zhang Xue dengan serius juga menantikan jawabannya.

"Menurutmu?" balas Zhang Xue dan menatapnya malas lalu jalan dahulu masuk ke dalam gedung utama.

"Hei! Jangan bilang, dia menolakmu?" ucap Luxi dan mengejarnya masuk ke dalam gedung utama.

Zhang Xue mengetuk pintu pelan dan masuk mencari guru dosen, ia berdiri di samping meja lalu buka suara.

"Profesor, ada apa kau mencariku? Apa ujianku ada yang gagal?" tanya Zhang Xue sopan dan berdiri tegak di samping meja sedikit canggung.

"Ah, tidak ada apa-apa. Hanya saja ... apa kau ada waktu selama liburan musim dingin ini?"

Dia memainkan jari jemari. "Profesor, soal ini ... aku tidak tahu. Ada apa?"

"Bisakah kau mewakili jurusan bisnis dan manajemen pergi ke desa Cheng untuk mengajar anak-anak dan juga membuat perpustakaan kecil? Ah, ada jurusan seni, arsitek, kedokteran dan IT yang juga pergi ke sana," jelasnya lalu memberikan satu lembar kertas untuk mengisi formulir pada Zhang Xue dan dia menerimanya.

"Paling lambat kumpulkan besok, ya. Ah, iya, kau akan mendapatkan nilai tambahan," tambahnya.

"Baiklah, terima kasih, Profesor. Aku coba pikirkan lagi," balas Zhang Xue lalu keluar dari ruang guru sembari menghela napas, ia langsung ditanyai oleh Luxi yang menunggunya di luar dari tadi sambil memainkan ponsel.

"Ada apa? Kau gagal ujian kali ini?"

Zhang Xue berdecak kesal. "Ck! Kau pikir aku apa? Tentu saja, lulus dan mendapat nilai sempurna."

"Lalu, ada apa? Kau ...."

Zhang Xue mendapat satu pesan dan membukanya, sedangkan Luxi ikut melihat isi pesannya dengan saksama.

"Gagal audisi ...," gumam Luxi lalu ia melihat raut muka Zhang Xue yang kecewa dan sedih setelah membaca pesan.

Dia mengambil kertas yang di pegang oleh Zhang Xue dan membaca dalam saksama lalu melirik ke arahnya. Di atas kertas putih tertulis dengan tinta hitam berisi para sukarelawan untuk membuat perpustakaan dan mengajar anak-anak di desa Cheng mulai dari tanggal 16 sampai 26 Desember.

"Tidak apa-apa, Xiao Xue. Aku rasa, kau lebih baik memilih jadi seorang sukarelawan dan mencari hiburan di sana. Aku akan temani kau pergi ke desa Cheng!" ujar Luxi coba untuk menghibur Zhang Xue.

"Baik! Mari kita pergi ke desa Cheng!" serunya dan mengiyakan ajakan dari Luxi dengan semangat.

🐏🐏🐏

YOU ARE MY SUNSHINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang