"Selamat Pagi, Presiden, Nyonya."
Semua pegawai yang ada diperusahan setiap Lisa dan Jennie berjalan melewati tiap sudut ruangan segera menyapa dan membungkukkan badan dengan hormat kepada mereka.
Jennie balas menyapa dengan ramah sementara Lisa hanya tersenyum tipis dan menganggukkan kepalanya saja.
Ini sudah yang ke - 10 kalinya Lisa mengajak Jennie tiap istri tercintanya itu ada waktu luang.
Di perusahaan dalam ruangannya, tiap sepuluh menit sekali bekerja, ia akan menyisihkan waktunya tiap lima menit untuk memanjakan dan mengobrol ringan dengan sang istri.
Jujur saja, meskipun anak sendiri, Jennie merasa cemburu kepada Lia yang banyak memonopoli Lisa ketimbang dirinya saat di mansion. Tapi sekarang, ia merasa adil dan sangat bahagia karena suaminya itu akhirnya peka juga terhadap perasaannya.
Saat sudah berada di lift bersama sekretaris, Lisa membuka suara, "Baby, aku lupa nanyain ini ke kamu tadi."
Jennie segera menatap Lisa dengan dahi mengerut, "Apa Lili?"
"Tidur kamu semalem nyenyak? Ga mimpi buruk kan?"
Gummy smile Jennie mengembang, ia memeluk lengan Lisa dengan manja, "Tidur J nyenyak dan ga mimpi buruk kok Lili~"
"Oh ya? Emang kamu mimpi apa semalem?"
"Eum..." Nampak berpikir sejenak, Jennie akhirnya menyengir, membalas, "J lupa hehe..."
Terkekeh pelan, Lisa mencubit kecil hidung Jennie. "Haha~ terus gimana kamu bisa tau kalo kamu ga mimpi buruk baby..."
"Iih J tau Lili! Kalo J mimpi buruk kan J biasanya lansung bangun terus nangis nyariin Lili! Iiih~~" Rengek Jennie sebal sambil menghentak - hentakkan kakinya.
Tidak hanya Lisa, sekretaris prianya ; Kim MinGyu yang melihat pun tidak bisa tidak tersenyum melihat tingkah Jennie yang sangat menggemaskan.
Ia sempat berpikir jika bos nya itu menikahi gadis remaja tujuh belasan.
"Iya - iya maaf ya baby J."
Merapikan helai rambut sang istri, Lisa memberikan ciuman di pucuk kepala Jennie lalu merangkul posesif pinggul sang istri.
Ting!
Mereka bertiga keluar dari lift, sembari berjalan menuju ruangan, Lisa bertanya kepada sang sekretaris, "Mingyu-ssi, jadwalku hari ini sampai pukul berapa?"
"Hanya sampai pukul 3 sore, Presiden."
"Jinjja?!!!" Pekik Jennie senang lalu menoleh ke arah MinGyu untuk memastikan.
"Ne Nyonya."
Lisa mengulum senyum begitu Jennie kembali menatapnya sambil beraegyo.
"MinGyu-ssi bukannya malam ini ada pertandingan baseball? Kau penggemar olahraga itu bukan?"
MinGyu lansung tersenyum cerah lalu menganggukkan kepalanya cepat. "Ye, Presiden! Hari ini klub favoritku akan bertanding. Presiden ingin menonton?"
"Pesankan tiketnya untuk——"
"NO! ANDWE!"
Dengan cepat Jennie memotong kalimat Lisa. Ia menajamkan matanya menatap Minkyu membuat pria itu lansung kesulitan menelan ludahnya.
"Jangan dengarkan istriku, segera pesankan tiketnya satu. Menonton baseball secara lansung sepertinya akan seru."
"Ye, Presiden sesuai perintah."
Lisa lansung masuk kedalam ruangannya memasang tampang tanpa dosa dengan Jennie yang lansung menyusul dengan emosi yang mengebu - ngebu.
BRAK!
