Lisa sekarang sedang menuju kamar Somi—Anak pertamanya. Sedangkan Jennie menemani Lia tidur siang. Sehabis makan siang tadi, anaknya itu terus saja memasang wajah badmoodnya.
*Ceklek
Lisa membuka knop pintu. Menampilkan anaknya yang terbaring tengkurap diatas kasur.
Ia menghampiri anaknya, lalu duduk disudut kanan somi yang tengkurap.
"HALO BOS!" Sapa Lisa semangat menepuk kecil punggung anaknya.
"Hm." Tanggap somi tidak berminat bermain dengan papa nya.
"Okay.. Jadi kamu masih marah sama papa mama gara-gara makan siang tadi?"
Mendengar itu, Somi dengan muka datarnya lansung mendudukkan dirinya menghadap Lisa.
"Iya! Somi marah! somi kesel! Somi nahan laper nunggu kalian ke ruang makan tapi ga dateng-dateng! Papa sama mommy terlalu manjain Lia! Seenggaknya jangan biarin somi nahan laper dong!" Kesal Somi membuat Lisa tersenyum.
"Papa sama Mommy sebenarnya gamau liat kamu nahan laper.. Tapi hari ini adik kamu di Bully—
"SIAPA YANG BULLY ADIK AKU?!!" Potong somi cepat dengan mata melotot tak suka.
"Papa dapet kabar dari mami Irene Tadi disekolah makanannya Lia dijatuhin sama rombongan temen kelasnya. Terus Lia di ejek terlalu manja, sombong, terus tulisannya jelek. Untung aja Ryujin nolongin Lia."
Tangan somi mengepal, ia mendengus kesal.
"Ini semua salah papa!!"
Lisa menaikkan alisnya bingung, "Lho kok papa yang salah?"
"Iya! coba somi sama Lia satu sekolah! Pasti udah somi hajar sampe mulut mereka gabisa ngomong lagi!"
Sadis. Lisa melihat somi seakan-akan benar-benar berkaca dengan dirinya sendiri.
"Kalo papa masukkin kalian satu sekolah, Lia bakalan lebih nempel sama kamu—
"Biarin! Kan aku kakaknya!"
"Eyy.. Iya kamu kakaknya.. Tapi kamu tau sendiri kalo Lia itu introvert sama pemalu kan? Dia bakalan lebih gabisa bersosialisasi.. Udah ya. Jangan emosi lagi.. Papa besok mau ketemu sama Orangtua dan Anak-anak yang ngebully Lia kok.." Lisa menenangkannya dengan cara mengusap-ngusap punggung anaknya.
"Somi gamau tau! Besok somi yang nganter Lia sampe ke kelas!" Kekeuh somi membuat Lisa mencolek dagu nya tersenyum jahil.
"Cieeee peduli banget sama adiknyaa ciee~" Goda Lisa membuat somi lansung memerah lalu menepis tangan papa nya.
"Haish!"
"HAHAHA!"
"HYAK!"
Lisa tertawa lepas membuat somi memukul lengannya.
Setelah cukup tertawa, Lisa menggengam kedua tangan anaknya dan menatap dalam mata somi.
"kamu anak yang cerdas, Baik, dan bertanggung jawab. Kamu tau kan kalo kamu kebanggaan papa sama mommy?"
Somi menganggukkan kepalanya.
"It's okay buat cemburu tapi jangan sekali-kali kamu iri sama Lia ya. Karena Papa sama Mommy nunjukkin rasa sayang dan cinta sama kalian dengan cara yang berbeda tapi ga ada yang dibedain, kurang ataupun lebih."
Lisa berkata jelas membuat Somi diam mendengarkan,
"Kamu tau kalo adik kamu itu mudah sakit kondisi fisiknya lemah. Ga kek somi yang kuat."
