Sasa dan Ian kini berada di pack mereka atau lebih tepatnya di pack gold moon Pria itu kini menatap Sasa dengan tatapan yang tidak terbaca.
Darrell dan Rara kini berada di ruangan terpisah dengan beberapa perlengkapan obat-obatan. Manik mata milik Ian menatap Sasa yang kini tengah memejamkan matanya, namun gadis itu sama sekali tidak tertidur.
"Bagaimana kekuatan mu bisa bangkit?" Tanya Ian membuat Sasa membuka matanya dan menatap pria di sampingnya.
"Kekuatan ku bangkit saat aku melihat kamu berduaan dengan Kesya dan kalian.... saling bercumbu." Jawab Sasa kemudian mengalihkan tatapan matanya.
Ian tercengang mendengar penuturan Sasa, ia tidak percaya bahwa mate-nya itu melihat adengan dirinya dengan Kesya.
"Jangan percaya dengan apa yang kamu lihat itu, semuanya tidak benar." Jelas Ian membuat Sasa tersenyum tipis.
"Tak apa, berkat itu juga kekuatan ku bisa bangkit, setidaknya aku bukanlah gadis lemah yang tidak pantas bersanding dengan mu." Jawab Sasa membuat seulas senyuman tipis terpatri di bibir Ian.
"Bisa kamu jelaskan apa yang terjadi di tempat itu tadi, kenapa semuanya berantakan dan di mana para penculik itu?" Tanya Ian beruntun membuat Sasa terdiam sesaat.
Terdengar desahan nafas kasar keluar dari bibir Sasa, gadis itu tetap mengalihkan tatapan matanya.
"Mereka berusaha untuk membunuh kami bertiga, kau tahu kami bertiga adalah reinkarnasi dari kehancuran untuk mereka, jika kami tiada maka rencana mereka akan berjalan dengan lancar dan dunia ini akan berada dalam ketidak seimbangan. Saat ini kami benar-benar belum sepenuhnya kuat, kekuatan kami yang lain juga masih tersegel, beruntung dengan kekuatan dari Lody tadi kamu berhasil melarikan diri." Jelas Sasa
"Kekuatan kalian masih tersegel? Bagaimana cara melepaskan semuanya sepenuhnya?" Tanya Ian
"Dengan menemukan pelindung kami dan juga senjata peninggalan reinkarnasi sebelumnya." Balas Sasa sambil menatap Ian dengan tatapan hangat.
Sebuah ketukan pintu terdengar membuat keduanya kini beralih ke arah pintu.
"Masuk," Ian menyahuti dari dalam membuat sosok yang tadi mengetuk pintunya kini terbuka. "Ada apa?" Tanya Ian menatap Valen yang kini tengah menunduk.
"Sean dan Darrell ingin bertemu, mereka ingin membicarakan sesuatu dengan anda." Tukas Valen membuat Ian terdiam sesaat, ia menatap Sasa yang kini tengah tersenyum menatapnya.
"Pergilah, aku juga ingin menemui Lody dan Rara, ada yang ingin ku bicarakan dengan mereka." Sahut Sasa
"Baiklah, tapi Valen akan tetap bersama dengan mu untuk menjaga diri mu sampai aku kembali." Ian menatap Sasa dengan tatapan lembut, tatapan yang sangat jarang ia tunjukan kepada gadis-gadis lainnya.
Sebuah kekehan kecil keluar dari bibir Sasa "Iya iya Valen akan bersama dengan ku, kamu pergilah mungkin ada pembicaraan penting." Tidak mengusir tapi yang di katakan oleh Sasa ada benarnya.
Tidak mengatakan apapun lagi, Ian pergi meninggalkan Sasa di kamar itu. Sasa bangun dari tempat tidur dan mengambil jubah berwarna hitam kemudian memakainya.
"Anda mau kemana Luna?" Tanya Valen membuat anestesi Sasa kini beralih menatapnya.
"Antarkan aku pada Rara dan Lody." Perintah Sasa, Valen tidak menolak pria itu dengan segera memimpin jalan didepan untuk membawa Luna-nya pada kedua gadis itu.
🐺🐺🐺
Lody dan Rara kini berada di kamar yang sama. Awalnya Lody berada di kastil Sean, tapi karena keadaan mendesak Sean harus pergi menemui Ian untuk membicarakan sesuatu, demi keamanan dari mate-nya juga akhirnya ia memutuskan untuk membawa Lody ke tempat ini. Mungkin dengan ketiganya berkumpul setidaknya mereka dapat di lindungi dengan perlindungan yang sangat ketat, dari kaum warewolf, witch dan Demon.
"Sasa di mana?" Tanya Lody menatap Rara yang kini tengah berbaring di sebelahnya.
"Dia berada di kamarnya kak Ian, tidak sembarang orang yang bisa masuk ke sana." Jawab Rara yang kini masih berbaring sambil memejamkan matanya.
Lody nampak menarik nafas kasar "Aku tidak mengerti kenapa harus kita yang di pilih?" Ungkap Lody membuat Rara yang semulanya berbaring kini duduk dan menatap gadis itu.
"Aku juga tidak tau, tapi kita tidak bisa menolak bahwa kita yang terpilih. Karena nasib semua orang berada di tangan kita, jika sampai kita gagal semuanya berakhir." ujar Rara
"Ya aku tau itu, hanya saja aku tidak percaya, apa yang selama ini aku pikir kan bawah semua ini hanyalah omong kosong, namun nyatanya sebuah kenyataan. Dan lagi, hidup kita akan selalu berada dalam bahaya."
Mendengar perkataan Lody membuat Rara terdiam, tidak mengelak karena itu memang benar apa adanya.
"Kapan semua ini akan berakhir, aku ingin hidup dengan tenang juga." Tukas Rara
"Semuanya bisa berakhir jika klan hitam bisa di musnahkan." Rara dan Lody beralih menatap kearah pintu ketika mendengar Suara Sasa yang kini tengah berjalan mendekati keduanya.
Menghentikan langkahnya, Sasa kini beralih menatap Valen. "kau bisa kembali Valen, aku akan bersama dengan kedua gadis ini, jika tidak kau bisa menunggu didepan." Ucap Sasa menatap Valen dengan wajah datarnya
"Saya akan menunggu di depan Luna," Jawab Valen kemudian menutup kembali pintu didepannya.
Rara dan Lody saling bertatapan kemudian menatap Sasa "Hawa yang kamu keluarkan benar-benar mirip seperti seorang pemimpin Sa, aku tidak berpikir bawah gadis pemalu seperti kamu bisa berubah sebanyak ini." Tukas Lody membuat Sasa tersenyum tipis.
"Tidak tahu juga bagaimana aku bisa seperti ini, tapi semuanya menjadi berubah saat kekuatan ku di aktifkan sendiri sama moon godness." Jawab Sasa sambil terkekeh.
"Tapi ini lebih baik dari pada kamu di tindas terus, kamu juga putri dari Clan demon kedudukan kamu juga bukan orang sembarang." Tukas Rara menimpali.
"Lupakan soal itu untuk sekarang, aku datang menemui kalian karena ingin mengatakan sesuatu." Ujar Sasa dengan nada serius.
Lody dan Rara menatap serius dengan apa yang akan di ucapkan oleh Sasa, sepertinya apa yang akan di bicarakan ini benar-benar berhubungan dengan reinkarnasi mereka.
"Apa kalian sudah menemukan peninggalan dari reinkarnasi sebelumnya?" Tanya Sasa dan mendapatkan gelengan kepala dari kedua gadis itu.
Sasa menarik nafas kasar "Kita harus menemukan peninggalan itu, sebelum di temukan oleh mereka. Jika sampai peninggalan itu jatuh ke tangan mereka, semuanya akan sangat sulit, untuk sekarang seperti mereka belum tau mengenai peninggalan itu, kita harus bergerak cepat untuk menemukan nya."
"Ini akan sulit, apa lagi kekuatan kami juga baru di aktifkan, butuh waktu untuk mengontrol dulu kekuatan kami, untuk mencari peninggalan itu juga penting tapi bagaimana caranya?" Tanya Lody
"Itu dia yang masih ku pikirkan, akan cukup sulit menemukan peninggalan itu." Balas Sasa.
"Sepertinya tidak." Ujar Rara tiba-tiba membuat kedua gadis itu kini menatap serius pada nya
"Maksud dari ucapan kamu apa Ra?" Tanya Lody dengan tatapan penasaran nya
"Dari buku kuno yang ku baca, senjata itu di simpan oleh pelindung kita, tapi aku tidak yakin apa kah senjata itu benar-benar ada atau kah hanya bualan saja." Tukas Rara membuat kedua gadis itu lagi-lagi terdiam.
Lody tiba-tiba saja bangun dari duduknya membuat Rara dan Sasa kini menatap binggung padanya.
"Aku tau dimana kita bisa menemukan senjata itu." Tukasnya tiba-tiba membuat kedua gadis itu menatap dirinya dengan senyuman yang mengembang.
Dilain tempat terlihat sosok gadis yang kini tengah mengepalkan tangannya dengan sangat erat, sorot matanya terlihat penuh kebencian.
"Ini benar-benar tidak bisa di biarkan, posisi yang dulu seharusnya menjadi milik ku kini di rebut oleh gadis manusia itu, sialan! Tidak akan ku lepaskan kamu Sasa, gadis rendahan seperti nya kenapa harus menjadi mate dari Ian, kenapa bukan aku." Gadis itu mengacak-ngacak rambut nya dengan penuh kekesalan.
"Akan ku gunakan segala cara agar Ian menjadi milik ku, dan kau Sasa. Aku tidak akan melepaskan mu, meskipun kau reinkarnasi dari demon." Tambahnya sambil tertawa jahat.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
📚My Mate Is Fake Nerd Girl📚
WerewolfSasa gadis Nerd adalah Mate dari Cristian, pria yang memiliki wajah bak pahatan dewa Yunani, berwajah Datar dan minim ekspresi, selalu bersikap dingin dengan orang-orang dan bahkan selalu di kejar oleh gadis-gadis cantik, apakah ia akan menerima Sas...