🐺Sasa is Demon🐺

1.5K 68 25
                                    

Para Warewolf kini tengah berusaha untuk melindungi sang calon Luna ini, beberapa penyihir hitam tidak dengan segan-segan menyerang para warrior yang kini melakukan pengamanan yang cukup ketat.

Kesya yang kini berada di tempat itu seketika langsung melakukan shifnya menjadi seorang serigala berwarna abu-abu, ia tidak bisa tinggal diam ketika pack ini di serang, meskipun tidak suka untuk membantu Sasa ia terpaksa harus melakulannya.

Sasa hanya terdiam dan menatap kejadian di depannya tanpa ada rasa takut di depan matanya, rawud wajahnya masih terlihat sangat tenang, gadis itu melangkahkan kakinya maju kedepan.

"Dasar manusia sialan, kau ingin mati" ucap Kesya kesal menatap Sasa yang kini berada didepannya.

Medengar suara dari Kesya membuat Sasa berbalik dan menatap Kesya datar "Apa ia mendengar ucapan ku?" lanjut Kesya bertanya

"Kau berisik" ujar Sasa membuat Kesya mengeram marah

Sasa tidak mempedulikan ucapan Kesya dan kini berdiri didepannya sambil mengangkat tangannya dan mengarahkannya pada sosok pria yang bisa di tebak pemimpinnya.

"Luna! Ah salah, calon Luna dari pack gold moon" ucap pria itu dari kejauhan "Apa pack ini begitu lemah sampai harus memiliki calon luna yang merupakan seorang manusia!" tambahnya sambil tersenyum sinis menatap Sasa.

Sasa hanya diam dan menatap pria paruh baya itu yang terlihat sangat menganggap remeh dirinya, dengan sangat tenang Sasa hanya menatap pria itu tampa berniat untuk melakukan apa pun pada pria itu.

Seekor serigala besar tiba-tiba saja mendekat ke arahnya, dalam seketika serigala itu terkoyak sampai hancur dan darah dari serigala itu mengenai dirinya. Sasa seketika berbalik menatap sosok pria yang kini berjalan dengan dengan sangat cepat mendekatinya, tanpa mengatakan apa pun kini Sasa sudah berada dalam dekapan pria itu.

"Syukurlah aku tepat waktu" ucapnya sambil memeluk erat gadis itu

"Sean lepasin tanganmu dari gadisku" ucap Ian yang kini terlihat sangat kesal menatap pria itu.

Sean berbalik dan menatap datar Ian yang seenaknya menarik adiknya dari dirinya "Apa masalahmu?" tanya Sean menatap datar pria itu

"Dia mateku dan kau tidak berhak memeluknya" ucap Ian dengan aura yang mulai tidak bersahabat

Sean tersenyum menyeringai, ia menarik tangan Sasa dan kini memeluk gadis itu lagi, Ia sengaja melakukan hal itu untuk mengetahui seberapa besar pria itu mencintai adik satu-satunya ini.

Emosi Ian kini tidak terkendali pria itu seketika langsung saja merubah dirunya menjadi Xander untuk merebut kembali gadisnya, melihat Ian yang saat ini telah menganti shifnya menjadi Xander membuat Sean terkekeh pelan namun sesaat kemudian ia tersadar akan sebuah simbol di dahi Xander.

"Apa kau cemburu aku memeluk adikku" ucap Sean membuat Xander yang tadinya hampir menyerang Sean kini terhenti dan menatap Sean penuh selidik.

Bukan hanya Ian tapi yang lain pun juga sama terkejutnya dengan ucapan Sean, Sean kini berbalik dan menatap para penyihir hitam dan Warewolf pemberontak lainnya yang kini terdiam di tempat mereka masing-masing dan kini dalam posisi untuk mundur.

Salah satu vampir kini mendekati Aron pria paruh baya yang kini terdiam menatap salah satu vampire itu, Perlahan ia membisikan sesuatu pada Aron, seulas senyuman tipis terukir di bibirnya "Kita kembali, misi selesai" ujarnya dalam seketika pack itu menjadi aman.

Sean kini berahli menatap semua orang yang kini menatap dirinya meminta penjelasan, Xander kini berjalan menujuh ke sebuah pohon besar dan merubah dirinya menjadi Ian dan segera memakai pakaiannya kembali kemudian berjalan mendekati Sean yang masih terdiam di tempat itu.

"Jelaskan" ucap Ian yang terlihat meminta penjelasan.

Sean melipat kedua tangannya di depan dada dan menatap malas Ian, ia mengambil nafas dalam dan menghembuskannya.

"Sasa adalah adikku, kami terpisah saat ia masih sangat kecil, ia terpaksa harus di asingkan karena terlahir sebagai manusia dan tidak memiliki kekuatan apa pun" jelas Sean membuat semua orang terdiam.

"Bagaimana bisa?" tanya Kesya yang kini mulai ikut penasaran.

"Ibu kami manusia dan Sasa mewarisi darah ibu kami" tambah Sean

Sasa sedari tadi hanya terdiam, wajahnya terlihat masih sangat tenang, sejak mimpinya itu dan kekuatan yang telah di bangunkan sifatnya sedikit berbeda.

Carissa dan Darrell kini berjalan mendekati semua orang yang berada di tempat itu, Carissa kini menatap lekat Sasa yang masih terdiam dan pandangannya yang terlihat sedang memcari sesuatu.

"Luna anda baik-baik saja?" tanya Carissa membuat Sasa berbalik menatapnya

"Ada sesuatu yang terjadi! Bahaya!" seru Sasa membuat semua orang menatap tidak mengerti pada gadis itu.

Sasa memengang dadanya entah kenapa tiba-tiba dadanya berdenyut sakit, dalam seketika ia langsung saja jatuh terduduk dan meremas dadanya yang terasa sangat sakit.

"Sasa! Ada apa dengan mu?" tanya Ian yang terlihat sangat panik.

Varrell dengan tergesa-gesa menghampiri Ian yang kini tengah menatap Sasa khawatir "Ian Rara....Rara....Rara dia...dia..."

"Ada apa dengan Rara?" tanya Ian menatap Varrell yang masih terlihat sangat panik

"Dia menghilang" ucap Varrell membuat Ian dan yang lainnya menatap terkejut pada Varrell.

Darrell dan Sean tiba-tiba saja jatuh terduduk perasaan nyeri yang sama kini terasa di dada mereka sama seperti Sasa, sebuah simbol muncul di kening Darrell sebuah simbol berbentuk bulan dengan warna emas yang terlihat begitu indah.

Roland pengikut setia Sean kini menghampiri Sean dengan wajah panik, entah apa yang akan di sampaikan pada sang penguasa dunia importal ini.

"Lord! Ada kabar buruk" ucap Roland membuat Sean menatap pria itu dan meminta dia melanjutkan ucapannya "Penyebab anda menjadi seperti ini, itu karena....Queen telah di culik" ujarnya membuat Sean terlihat menjadi tersulut emosi

"Dimana Ara dan Ira! Bukannya aku menyuruh mereka untuk melindungi Queen" ucap Sean penuh amarah

"Ara dan Ira kini tengah sekarat, Orang yang mereka lawan itu Azka pemimpin dari  kaum hitam" jelas Roland membuat warna mata Sean tiba-tiba saja berubah menjadi hitam pekat.

Sean melebarkan sayapnya dan bersiap untuk pergi meninggalkan tempat itu, Ia berahli menatap Sasa yang terlihat masih kesakitan.

"Ian jaga adikku" ucapnya kemudian meninggalkan tempat ini.

🐺🐺🐺

Seorang pria dengan pakaian kebesarannya kini berjalan mendekati dua orang gadis yang kini tengah di ikat, seulas senyuman tipis terukir di bibirnya. Ia kini berahli menatap sosok pria di sampingnya, kemudian berahli menatap kedua gadis itu yang masih tidak sadarkan diri.

"Kerja bagus Azka! Kita tidak mendapatkan Adiknya Sean tapi matenya kita mendapatkannya" ucapnya tersenyum puas

"Tapi kita masih harus membutuhkan Sasa yang merupakan pemilik Demon dengan keturunan murni dan kita juga belum menemukan sang malaikat" jawab Azka

"Sang penyihir kita telah mendapatkannya, kita harus membunuh sang pelindung agar kekuatannya tidak dapat terbagi lagi"

"Aku akan mencari siapa pelindung" ucapnya

TBC

📚My Mate Is Fake Nerd Girl📚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang