🐺Demon🐺

1.7K 85 6
                                    

berbagai buku di berjejer rapi, Lody terdiam menatap Sasa yang terus menyusuri setiap buku di rak yang berjejeran "Kau mencari buku apa Sa?" tanya Lody yang melihat Sasa yang suda hampir 30 menit terus saja berputar-putar dan belum mendapatkan buku incarannya.

"kau tau buku mengenai Demon?" tanya Sasa membuat Lody menyeritkan dahinya, entah kenapa Sasa mulai bertanya soal demon, biasanya ia sering bertanya soal hal lain dan kini mengenai demon.

"ada apa? mengapa kau bertanya mengenai Demon?" tanya Lody

"entalah, aku merasa sangat penasaran dengan Demon" seru Sasa

Lody terdiam menatap Sasa, ia jalan menuju kesalahan satu rak dekat pojok kanan, ia mengambil buku yang terletak di paling atas kemudian menyodorkannya pada Sasa.

"Apa maksudmu buku ini?" Tanya Lody, Sasa menerima buku itu dan mulai membaca kulit buku kemudian isinya, ia tersenyum tipis saat membaca buku tersebut.

"Makasih Lo, buku ini yang sedang ku cari" jawab Sasa

"Oh ya untuk apa kau mencari buku itu?" Tanya Lody

Sasa terdiam sesaat "aku sering bermimpi aneh mengenai Demon jadi aku ingin mencari tau apa maksudnya" jelas Sasa

"Kau memimpikan Demon? Aku rasa ada yang aneh" seru Lody "ok kita abaikan yang itu, Sampai kapan kau akan berpenampilan Nerd seperti ini terus?" Tanya Lody

Sasa tersenyum tipis menatap Lody, ia menarik napas pasrah "entah, akan lebih baik tidak ada satu pun yang mengetahui penampilan asliku" jawab Sasa

"Tapi, kau sering sekali di bully karena berdandan seperti itu Sa" jelas Lody

"Biarkan saja" jawab Sasa membuat Lody hanya bisa menatap sahabatnya yang sangat keras kepala.

🐺🐺🐺

Setelah selesai mandi Sean menatap pantulan dirinya di depan cermin, rambutnya yang terlihat masih basah dan rahang-rahangnya terlihat kokoh menambah ketampanannya bertambah kali lipat. Hembusan napas keluar dari mulutnya, ia melirik ponsel yang berada di atas nakas di depannya.

Jam menunjukan pukul 18.00 tepat, dengan segera ia bersiap-siap untuk pergi melakukan pertemuan dengan orang-orang dari setiap Clan.

"Lord, semua persiapan sudah di lakukan" ucap seorang pria bersurai silver menatap Sean, pria itu Sean ia mengangguk dan berahli menatap sang tangan kanannya, Roland pria yang sudah bekerja dengan Sean sudah sangat lama.

"Bagaimana dengan Ibu dan ayah ku?" Tanya Sean

"Mereka mengatakan besok akan berkunjung ke tempat ini" jawab Roland

Sean mengangguk menatap Roland "Nyonya mengatakan jika Lord belum menemukan Mate, maka mereka akan mencarinya sendiri untuk Lord" ucap Roland

Sean mendengus kasar ketika mendengar ucapan dari Roland, orang tuanya terlalu memaksakan kehendak mereka, Sean memijat pangkal hidungnya.

"Dasar" gumam Sean

"Apa lord sudah menemukan Mate?" Tanya Roland

Sean terdiam sesaat "Hm, aku suda menemukannya beberapa hari yang lalu" jawab Sean membuat Roland tersenyum senang

🐺🐺🐺

Varrell, Rara dan Ian, ketiganya kini sedang berada di kamar milik Ian, Rara dan Varrell kedua nya terus saja menatap Ian tanpa berkedip.

"Berhentilah menatap ku seperti itu" seru Ian tanpa berahli menatap kedua saudaranya, ia masih saja fokus dengan berkas yang berada di genggamannya

📚My Mate Is Fake Nerd Girl📚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang