Hembusan angin menerpa wajah seorang gadis berkepang dua dan matanya yang memakai kaca mata bulat. Gadis itu Arsasa Clarisa Alexander, gadis yang selalu berpenampilan culun dan sering menjadi bahan bully-bullyan seluruh anak kampus, gadis itu sangat pendiam jarang sekali berbicara, selalu menyendiri mungkin itu kegemarannya, di kampus ia tidak memiliki banyak teman hanya satu orang saja yang mau berteman dengannya Lodya Cristina Aaron, sahabat Sasa dari kecil. Sasa mengambil jurusan Bisnis dan Manajemen sedangkan Lody bidang kedokteran, mereka berdua tidak berada di satu kelas, biasanya jika Sasa di Bully maka Lodylah yang akan membelanya, namun jika ia sendiri siapa yang mau membelanya. Sasa hanya bisa pasra saat di bully oleh Jessi Armija William saudara angkatnya, gadis yang berkuasa dan selalu membullynya, Sasa hanya bisa diam apa daya baginya, jika ia melawan maka pulang nanti ia tidak akan selamat.
Sasa memejamkan matanya menikmati seminar angin di taman belakang kampus, ia membuka matanya perlahan-lahan mendongkak menatap langit biru yang sangat cerah dan awan-awan yang menghiasi langit, Sasa tersenyum tipis menatap burung yang berterbangan dengan bebas.
"Aku ingin bebas seperti burung itu" gumam Sasa
Sebuah tepukan halus mendarat di bahu Sasa, ia berbalik menatap seseorang yang menepuknya dari belakang.
"Lody? Ada apa?" tanya Sasa menatap Lody
Lody mengeleng pelan, ia ikut duduk di samping Sasa dan menatap gadis itu, ia tersenyum tipis menatap Sasa.
"Em! Sa, kamu tau tidak hari ini kita kedatangan mahasiswa baru, anak dari Alvaro Conner dan Istrinya Reananda Conner pemilik Universitas ini" ucap Lody histeris, Sasa menatap aneh Lody, temannya yang satu ini sangat mengidolakan Anak-anak dari Keluarga Conner. Cristian Alberto Conner, Varrelio Alrick Conner dan Rara Lucinda Conner ketiga anak dari keluarga terlahir dengan wajah yang sangat rupawan, bahkan siapa yang tidak mengenal keluarga Conner, keluarga paling kaya dan sangat berpengaruh dalam bisnis bukan hanya itu, mereka juga memiliki wajah yang sangat cantik dan tanpan layaknya pahatan dewa Yunani.
"Hm!, kau terlalu berlebihan Lody, mereka memang sangat tampan. Tapi, aku tidak ingin membicarakan mereka" jawab Sasa
"Ya, aku tau. Oh ya Sa! Pulang kampus kita langsung ke kafe untuk kerja bareng kan?" tanya Lody
Sasa mengangguk tersenyum "itu sudah pasti, lagi pula ini satu-satunya pekerjaan yang bisa ku lakukan agar bisa membayar uang Kampus" jawab Sasa
Lody mengangguk mengerti, ia bangun dari duduknya dan menatap Sasa. "Sa sebaiknya kita kembali kekelas" ujar Lody dan di angguki Sasa. Kedua gadis berbeda surai tersebut berjalan beriringan ke kelas, Sasa gadis bersurai hitam panjang dan memiliki manik berwarna Keabu-abuan, memiliki kulit yang putih dan bibir mungil yang sangat indah, namun ia sangat suka berdandan layaknya Nerd sudah bisa baginya berpenampilan seperti itu. Lody Gadis bersurai hitam sebahu memiliki manik mata berwarna Hitam pekat dan tergolong gadis yang cantik, ia juga salah satu seorang kaya raya namun ia tidak suka memakai uang orang tuanya dan alhasil ia bekerja bersama dengan Sasa di salah satu Kaffe dekat dengan Kampus.
Sasa dan Lody melewati parkiran yang terlihat sangat ramai, Sasa tidak mempedulikan apa yang terjadi di tempat itu dan segera melanjutkan langkahnya kembali ke kelasnya, Lody terdiam menatap para Keluarga Conner yang sudah berada di lapangan parkiran, ia menatap banyaknya kerumunan gadis yang bergerombongan melihat ketiga anak dari Keluarga Conner.
"Eh Sa" teriak Lody tiba-tiba
Sasa terhenti dan berbalik menatap sahabatnya "ada apa Lo?" tanya Sasa menatap Lody yang kini berdiri di depannya
"Tungguin, kamu jalan cepat bangat" seru Lody membuat Sasa terkekeh menatap gadis itu.
🐺🐺🐺
Cristian, Varrell dan Rara, ketiga anak tersebut menatap para gadis yang berdiri di depan mereka, Cristian yang kerap di sapa dengan Ian hanya menatap datar para gadis yang kini berada di depannya yang menatapnya dengan tatapan lapar dan bahkan ada yang sudah bergelantungan manja di lengannya, Ian hanya menatap jijik para gadis tersebut. Sedangkan Varrell pria itu hanya tersenyum tipis menatap para gadis meskipun sejujurnya ia juga sangat risih dengan perlakuan mereka yang sangat menyebalkan menurutnya, untung saja mereka semua manusia jika tidak, ia suda membuat para gadis tersebut mungkin sudah berada di rumah sakit atau mungkin ada yang sudah berada di dalam tanah, Varrell hanya bisa tertawa kecil meningat apa yang di pikirkannya. Rara hanya tersenyum lebar kemudian segera berjalan meninggalkan tempat itu, jika ia masih berlamaan di sana mungkin sedikit lagi ia bisa saja gila karena tatapan lapar yang di tujukan para lelaki untuknya."Rara, tungguin kita" teriak Varrell mengikuti adiknya
"Jalannya yang cepat, aku tidak suka berada di sana. Rasanya sangat menakutkan" ujar Rara
"Kau benar, mereka semua sangat menyeramkan, terutama para gadis" lanjut Varrell
Ian hanya diam, ia sama sekali tidak berniat untuk ikut campur bersama dengan pembicaraan kedua saudaranya.
"Oh ya, Ian Ra, kalian berdua mengambil jurusan apa?" tanya Varrell
"Bisnis dan Manajemen" jawab Ian, ia harus mengambil jurusan itu karena ayahnya, ia juga yang harus mengambil ahli pekerjaan ayahnya suatu saat nanti dan juga harus mengurus Pack mereka nanti.
"Aku juga Bisnis dan manajemen" jawab Rara
"Berarti aku sendiri yang berbeda" ujar Varrell, Ian dan Rara hanya menyeritkan dahi mereka menatap saudaranya "aku menggambil jurusan Kedokteran" lanjut Varrell
"Baiklah kita berpisah di sini, pulang nanti kita bersama, jika tidak pulang nanti kita harus menyiapkan telinga kita akan khotbaan yang sangat panjang" ucap Rara terkekeh
🐺🐺🐺
Sasa terdiam di tempatnya pandangan matanya menatap keluar jendela, tiba-tiba Sasa merintih kesakitan karena rambutnya yang tiba-tiba di jambak.
"Lepasin Jessi, sakit" rintihnya kesakitan
"Sakit yah, ckckck kasihan sekali" ujarnya Sasa hanya diam, Jessi melepaskan jambakannya saat menatap 2 orang gadis dan pria di depannya, Rara hanya diam di ambang pintu sedangkan Ian entah kenapa wajahnya berubah menjadi kesal namun sesaat kemudian ia kembali menetralkan wajahnya, dengan langkah yang santai ia melangkahkan kakinya ke tempat duduknya yang berada di belakang Sasa dan diikuti Rara duduk di samping Ian.
Sasa hanya diam pandangan matanya menatap keluar jendela, ia lebih tertarik menatap keluar dari pada menatap orang-orang yang berada di dalam kelas. Suara memuja terdengar di telinganya
Apa keluarga Conner berada di kelas ini, ah mungkin saja Sasa hanya memikirkannya sesaat, ia melipat kedua tangannya di atas meja dan meletakan kepalanya di atas tumpuannya. Sasa merasa sedari tadi ada yang terus menatapnya, ia hanya diam menurutnya itu mungkin karena pandangan seseorang yang membencinya namun sepertinya tatapan ini sangat aneh, meskipun ia tidak tau siapa yang menatapnya.Brakk
Suara pukulan meja terdengar di belakang Sasa, Sasa terlonjat kaget saat mendengar suara pukulan meja tersebut, ia perlahan-lahan berbalik dan menatap seorang cowo yang berdiri dari duduknya dan menatap tajam Sasa.
"Gadis Nerd ya tetap Nerd" ucap Ian kemudian pergi meninggalkan semua orang di tempat itu, Sasa hanya menatap binggung, ia tidak mengerti apa yang terjadi. Pria itu mengatai dirinya, apa salahnya? Ia sendiri tidak tau apa yang sudah di perbuatnya pada cowo itu. Seisi kelas kini berbalik menatap tajam Sasa
kali ini apa lagi batin Sasa bertanyaTBC
KAMU SEDANG MEMBACA
📚My Mate Is Fake Nerd Girl📚
WerewolfSasa gadis Nerd adalah Mate dari Cristian, pria yang memiliki wajah bak pahatan dewa Yunani, berwajah Datar dan minim ekspresi, selalu bersikap dingin dengan orang-orang dan bahkan selalu di kejar oleh gadis-gadis cantik, apakah ia akan menerima Sas...