🐺Plan🐺

1.5K 77 6
                                    

seperti biasa suasana kampus nampak sangat ramai, semua orang kini sedang menatap aksi yang terjadi di koridor dekat Toilet, banyak pasang mata yang  menatap kasus pembulian di hadapan mereka, sorang gadis kini hanya bisa duduk tersimpuh dengan wajah yang sembab.

"Hentikan ini, kalian terlalu berlebihan" ucap seorang gadis yang tidak lain adalah Jessy "tapi,  kurasa ini terlihat lebih bagus dari sebelumnya" sambung gadis itu

Sasa gadis yang tidak lain korban dari Bully kini tengah duduk dan menangis sesenggukan. "Apa-apaan ini" teriak Ian menatap Sasa yang kini sedang duduk dengan kondisi yang terlihat begitu lemas.

Ian mendekati Sasa dan menatapnya, pakaian Sasa saat ini bisa dilihat basah kuyup karena siraman air oleh Jessy dan kedua teman-temannya. Ian melepaskan jaketnya dan memakaikannya pada Sasa, ia kemudian berdiri dan menatap mereka semua satu-persatu.

"Sasa adalah gadis ku, jika ada yang berani menyakitinya lagi akan ku buat hidup mereka menderita" ujar Ian kemudian mengendong Sasa meninggalkan tempat itu, semua orang yang berada di sana hanya diam menatap terkejut dengan kejadian barusan.

"Apa barusan aku salah dengar?" Tanya Tiffany menatap Jessy dan Ritha bergantian

"Gadis itu, akan ku buat ia menderita" ucap Jessy dengan kekesalan yang memuncak

"Kau benar  gadis itu harus di beri pelajaran" sambung Ritha

"Jika itu sampai terjadi, aku akan membunuh kalian" ucap Sean tiba-tiba membuat ketiga gadis itu memekik terkejut, Sean hanya menatap datar mereka dan segera pergi meninggalkan Toilet yang semulanya sangat ramai.

Sean menatap kejadian barusan, ia tersenyum tipis kini ada sosok lain yang juga melindungi Sasa, setidaknya ia bisa mempercayakan Sasa pada Ian sang Calon Alpha, jika bertanya mengenai hubungan Sasa dan Sean keduanya adalah Saudara, Karena suatu kejadian membuat ia berpisah dengan saudari perempuannya yang telah menghilang selama bertahun-tahun.

🐺🐺🐺

"Kau baik-baik saja?" Tanya Ian

Sasa masih dengan setia menatap Ian tanpa berkedip, pasalnya ia juga sangat terkejut dengan apa yang baru saja ia dengar, Ian mengatakan ia adalah gadisnya, apa ia sedang bermimpi? Pikiran itulah yang kini ada dalam benaknya.

"Perkataan tadi, apa kau bercanda?" Tanya Sasa

Ian tersenyum tipis menatap Sasa, Lagi-lagi Sasa kembali di buat terdiam sungguh untuk pertama kalinya ia bisa melihat Ian tersenyum padanya dan senyuman itu sangat indah ia bahkan sampai tidak bisa mengalihkan tatapannya dari Pria didepannya.

"Aku tau aku tampan. Tapi, jangan menatap ku seperti itu" ucap Ian membuat Pipi Sasa bersemu merah karena ketahuan menatap pria itu tanpa berkedip.

"Untuk perkataan ku tadi serius" lanjut Ian membuat Sasa menatap dalam manik mata milik Ian

"Tapi...kenapa harus aku?" Tanya Sasa

"Kau berbeda" jawab Ian

🐺🐺🐺

Rara kini berada di taman belakang Kampus, entah apa yang sedang terjadi ia terlihat seperti sedang mengumpati seseorang.

"Eh Ra, kau kenapa?" Tanya Varrell

"Bukan apa-apa" jawab Rara, namun dari sorot matanya ia terlihat sangat kesal.

Rara menghembuskan napas kasar kemudian bangun dari duduknya dan segera pergi meninggalkan tempat itu, Varrell hanya menatap bingung dengan sikap saudari kembarnya itu.

"Darrell Givano. Pria menyebalkan" umpat Rara mengingat kejadian semalam saat pertemuan Clan.

Flashback

Semua orang kini sudah berada di kediaman sang Lord Sean, karena pertemuan wajib setiap Clan setiap 5 tahun sekali, seperti biasa Rara seorang gadis yang tidak suka berurusan dengan namanya urusan Clan. Ia bahkan lebih memilih untuk berjalan-jalan di istana Samudra, dan membiarkan mereka semua mengatur urusan Clan.

Dari kejauhan ia melihat seekor kelinci yang tengah terluka, Rara pun berjalan mendekati kelinci itu untuk di obati, namun sebelum sampai di sana ternyata ada sosok yang lebih dulu berada di sana. Pria itu mengambil kelinci yang terluka.

"Vampire" gumam Rara dengan segera merebut kembali kelinci itu.

"Kau ingin membunuh kelinci ini?" Tanya Rara kesal, pria itu sama sekali tidak menanggapi ucapan Rara dan malah menatapnya datar.

"Itu makanan ku kembalikan" ucap pria itu

"Hei cari makanan lain, kau tidak lihat hewan ini sedang terluka?"

"Apa peduliku"

"Dasar manusia tidak berpenghuni kemanusiaan"

"Aku bukan manusia"

Rara menatap kesal pria itu dan segera pergi meninggalkan tempat menyebalkan itu bersama dengan kelinci yang berada di genggaman nya.

🐺🐺🐺

Kondisi Sasa kini sudah cukup baikan setelah beberapa saat ia beristirahat, tidak lupa juga Ian dengan setianya berada di samping Sasa yang tengah tertidur dengan pulas.

'Ian perasaan ku tidak tenang, akan ada bahaya' ucap Xander

"Kita harus lebih waspada" ucap Ian melalui miliknya

"Ian datanglah segera ke Pack, sesuatu telah terjadi" ucap Valen tiba-tiba memindliknya

TBC

📚My Mate Is Fake Nerd Girl📚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang