🐺Fake🐺

1.2K 65 0
                                    

Ian membaringkan Sasa di tempat tidurnya dan kini menatap lekat gadis itu, dandannya terlihat jauh berbeda, kaca mata bulat yang biasanya ia gunakan kini entah berada di mana, rambut panjangnya yang biasa di ikat kini di biarkan terurai, gadis itu terlihat sangat cantik namun entah kenapa Ian lebih suka dengan dandanan gadis itu saat menjadi nerd girl.

Mata yang semula terpejam kini terbuka dengan perlahan, Sasa kini menatap Ian yang tertidur di sebelahnya dengan posisi duduk dan kepalanya yang bertopang pada kedua tangannya.

"Kau milikku Ian, tetap milik ku. Tidak ada siapa pun yang boleh mengambil mu dari ku" batin Sasa

Sasa kini membelai lembut rambut Ian, kini ia menatap lekat Ian yang terlihat sangat nyaman dengan perlakuan Sasa. Perlahan Ian membuka matanya dan menatap lekat Sasa yang kini tersenyum tipis menatapnya.

"Pagi my love" ucap Ian

"Bagaimana aku bisa di sini? Semalam bukannya aku di hutan?" tanya Sasa tidak mengerti

Ian kini duduk menghadap Sasa dan menatap lekat gadis itu "para warrior menemukan kamu di sana dalam keadaan tidak sadarkan diri dan banyak rogue yang mati di sana, entah siapa yang telah membuhuh mereka semua" jelas Ian

"Itu! Bukan mimpi, kekuatan itu nyata" gumam Sasa tidak percaya

"Kekuatan?" tanya Ian menatap lekat Sasa

"Em bukan apa-apa" sahut Sasa mencoba tersenyum tipis menatap pria itu

"Bagaimana dengan dandanan kamu yang sekarang ini?" tanya Ian

Sasa terdiam sesaat, tekatnya sudah bulat, ia tidak akan berdandan sebagai nerd lagi, karena tempat ia tinggali saat ini tidak ada lagi Jessi atau pun ibu angkatnya yang akan menghukumnya saat ia memakai dandanan aslinya.

"Ini adalah diri ku yang sebenarnya" ujar Sasa membuat Ian menatap tidak mengerti

"Fake nerd! Selama ini aku harus hidup sebagai fake nerd girl karena Jessi dan ibu angkat ku" jelas Sasa

"Berarti selama ini my mate is fake nerd girl kenapa bisa seperti itu?" tanya Ian

"Karena mereka tidak suka" sahut Sasa

🐺🐺🐺

Kesya duduk di bawah pohon besar, gadis itu terdiam dan menatap tidak mengerti dengan ucapan Ian malam itu, jika bukan Ian lalu siapa yang bersama dengannya.

"Argh...ini salah" pekik Kesya tidak terima

"Ini tidak mungkin, aku harus bertanya pada Valen, yang di katakan oleh Ian tidak mungkin benar"

Kesya bangun dari duduknya dan kini berjalan menemui Valen yang kini berada di ruang inap sosok gadis vampire itu.

Kesya menatap Valen yang kini menatap dirinya dengan tatapan tanda tanya, gadis itu sama sekali tidak mengatakan apa pun dan itu membuat Valen seperti membuang waktu berharganya.

"Apa yang ingin kau katakan?" tanya Valen

"Semalam kau bersama Ian atau tidak?" tanya Kesya

"Semalam aku bersama Ian di tempat ini, untuk apa kau bertanya?"

"Jika Ian bersama dengan kau di sini lalu, semalam yang bersama dengan ku itu siapa?"

"Apakah ada orang yang menyamar menjadi Ian?" tanya Valen

Kesya tidak menanggapi dan memilih pergi meninggalkan tempat itu, Valen hanya terdiam dan menatap punggung Kesya yang kini pergi meninggalkan dirinya.

Kesya kini menatap sosok gadis asing yang kini berdiri tepat di depannya, Kesya cukup terkejud dengan penampilan gadis itu yang terlihat sangat cantik, ia menepis pikirannya dan kini menatap Sasa dengan seringai.

"Kau bisa merubah penampilan mu, tapi kau hanyalah gadis biasa yang tidak memiliki kekuatan selain manusia lemah itu" ejek Kesya

Sasa hanya terdiam dan tidak membalas ucapan gadis itu "satu hal yang harus kau tau Ian itu milik ku dan akan ku buat dia menjadi milik ku" tambahnya dengan penuh seringai

Sasa kini menatap tajam Kesya, tangan kananya kini sudah mencekik Kesya dan merapatkannya pada sebuah pohon besar di belakangnya, gadis itu tersenyum kecil menatapnya, bola mata Sasa pun sudah berubah menjadi hitam pekat.

"Sial kenapa kekuatan gadis manusia ini sangat kuat"  batin Kesya

"Ian milik ku, tidak ada yang bisa mengambil sesuatu yang telah menjadi milikku, akan lebih baik kau tidak macam-macam dengan ku, karena aku bukanlah gadis lemah" ucap Sasa memperingati

Ia melepaskan tangannya dari leher Kesya, dan menatap lekat gadis itu "Ku rasa kau tidak tau apa pun mengenai diriku" ucapnya kemudian pergi meninggalkan Kesya yang kini diam terpaku

"Sialan siapa sebenarnya gadis itu, aroma tubuhnya mengatakan dia manusia biasa tapi, kekuatannya bukanlah seorang manusia biasa" gumam Kesya

🐺🐺🐺

Lody kini terdiam dan menatap Sean yang kini terlihat sangat sibuk dengan berkas-berkasnya, gadis itu sama sekali tidak di izinkan keluar, Sean selalu saja mengatakan semua orang akan mengincar dirinya untuk melemahkan penguasa dunia importal ini.

"Sean aku hanya ingin menemui Sasa" ujar Lody

Sean berbalik dan menatap Lody dan tersenyum tipis menatapnya "Nanti kau akan bertemu dengannya, saat ini dia baik-baik saja" ucap Sean lembut

"Baik-baik bagaimana, Sasa selalu saja di perlakukan tidak adil oleh Jessi dan ibu angkatnya" sahut Lody

"Sasa tidak tinggal bersama mereka lagi" jawab Sean yang kini berahli menatap berkas-berkas di tangannya

"Ha! Jika dia tidak bersama dengan ibu tirinya lalu dia dengan siapa? Sasa tidak memiliki siapa pun dan tempat yang dia tujuh"

"Dia tinggal di pack gold moon, dia aman di sana"

"Pack! Ada Warewolf juga, astaga ini tidak mungikin, aku mungkin terlalu banyak baca novel"

Sean menggelengkan kepalanya dan kini menatap Lody, Sean mengacak-acakan rambutnya Lody membuat gadis itu mendengus kasar.

"Ini dunia importal sweetheart, lagi pula Sasa aman dalam pengawasan Ian yang merupakan mate dari Sasa"

Lody membelak matanya saat mendengar ucapan yang di lontarkan oleh Sean "Ian Warewolf? Sasa adalah mate dari Ian?" ucap Lody tidak habis pikir

Suara ketukan puntu terdengar, Sean menatap Lody kemudian berahli menatap keasal suara ketukan itu.

"Masuk" ucap Sean

Pintu terbuka dan menampakan sosok pria yang kini membungkuk hormat menatapnya.

"Ada apa?" tanya Sean dengan Nada datar

"Rumor mengenai 3 keturunan murni telah menyebar" ucap Roland menjeda sesaat "Ramalan mengenai kejadian 700 tahun sepertinya akan terjadi lagi" tambah Roland membuat Sean terdiam

Lody hanya terdiam dan mendengar ucapan kedua pria itu, ia hanya bisa menyimak lagian apa yang biasa ia bicarakan, ini adalah masalah mereka yang sama sekali tidak di mengerti oleh gadis manusia sepertinya.

"Apakah paman ku mulai bergerak?" tanya Sean

Roland mengangguk "Ia bekerja sama dengan penyihir hitam dan juga beberapa tetua dari setiap clan yang ada" ucap Roland menjelaskan

Sean menganggukan kepalanya kemudian berahli menatap Lody "Tetaplah di sini, jangan kemana pun" ujar Sean dan di angguki oleh Lody, Sean berahli menatap Roland yang kini masih berdiri didepannya "Kumpulkan semua Clan, ada yang harus kita bicarakan" ujar Sean

"Baik lord" sahutnya kemudian pergi meninggalkan Lody dan Sean di tempat itu.

"Ara, Ira" panggil Sean

Kedua pelayan dengan wajah yang identik kini menatap Sean dan menunduk dalam "Temani Queen jangan sampai dia sedirian" titah Sean kemudian pergi meninggalkan tempat itu.

📚My Mate Is Fake Nerd Girl📚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang