🐺Play with Me🐺

425 36 8
                                    

Senyuman bak iblis terukir di bibir Sasa, gadis itu melebarkan dan mengepakan sayapnya membuat ruangan itu seketika hancur berkeping-keping berkat hembusan angin dari sayapnya. Ia kembali menatap pria paruh baya tersebut dan mengucapkan beberapa kalimat yang tidak di pahami oleh mereka semua, hampir semua orang yang berada ditempat itu mematung dan tidak melakukan apa pun karena masih terkejud dengan apa yang baru saja mereka alami.

Sasa membuka matanya dan tersenyum lagi "Time to play with me" ujarnya

Suasana yang berada di tempat itu seketika menjadi begitu mencekam, tawa yang tadi terdengar kini menghilang, mimik wajah mereka semua menjadi berbeda-beda, membuat Sasa gadis itu sangat bersemangat untuk menghabisi mereka semua. Inilah sisi lain dari gadis demon berdarah murni itu.

Demon, mereka telah salah mengusik sosok seperti Sasa, dengan mengusik kedua gadis yang sangat berarti bagi Sasa sama saja mencari mati. Entah siapa pun mereka, kuat atau lemah, baik atau jahat, dan sebagaimana pun orang itu tetap saja akan membalas dengan nyawa karena itulah prinsip demon yang di kenal tanpa ampun. Berbeda dengan Penyihir dan Malaikat, hati mereka masih masih ada belas kasihan.

"Kalian pikir aku akan berbaik hati? Ouh tidak, aku bukan tipikal gadis lembut dan berbaik hati, kalian telah menganggu punya ku. Nyawa kalian melayang" seru Sasa lantang

Wajah Alex yang tadinya begitu senang kini berubah menjadi pucat  karena panik, ia sendiri tau dari semua keturunan murni Demonlah sang penghancur, seharusnya mereka menangkap Demon keturunan murni terlebih dahulu.

Malaikat (Angel) dikenal sebagai pelindung, Penyihir sebagai penyembuh sedangkan iblis (Demon) penghancur. Ketiganya adalah satu, jika mereka telah bersatu, maka tidak ada yang bisa mengancurkan mereka, oleh karena itu keberadaan mereka kini di anggap berbahaya.

"Kalian semua, tangkap dia." Teriak Alex

Sementara itu Lody dan Rara tengah mencari cara untuk membebaskan diri dari kurungan itu. Rara mengerahkan semua kekuatannya namun ia sama sekali tidak berhasil.

"Shit! Mantra yang di gunakan sangat kuat, aku tidak bisa membukanya." Ujar Rara

"Biarkan aku mencobanya," Seru Lody membuat Rara menatap gadis itu dengan tatapan aneh.

"Aku dari kaum Witch tidak bisa melakukannya, sedangkan kau hanya manusia bisa melakukannya?" Tanya Rara membuat Lody menyengir.

"Lalu apa yang harus kita lakukan?" Tanya Lody kembali

"Kita tunggu saja, kakak ku mungkin akan segera menolong kita." Jawab Rara

"Tapi, bagaimana kau bisa di tangkap?" Tambah Rara bertanya

"Karena aku mate dari Sean." Jawab Lody membuat Rara menatap tidak percaya.

"Kau mate dari king? Berarti kamu target utama untuk menjatuhkan king, bagi kaum Demon, hubungan mate bukan hubungan sembarangan, jika salah satu pasangan terluka atau mati bisa berpengaruh sangat fatal dengan pasangannya." Jelas Rara membuat Lody membeku.

Ia mengerti kenapa keamanannya sangat di perketat waktu berada di kastil Sean.

"Jika kita terlalu lama disini nyawa kita dalam bahaya juga." Ujar Lody

Brak....
Rara dan Lody berbalik dengan serentak menatap kearah pintu yang di buka dengan kasar.

Baik Lody dan Rara terkejut melihat Sasa yang kini berada didepan mereka dengan penampilan yang jauh berbeda dengan penampilan sebenarnya Sasa.

"Sasa, kau ada apa dengan kau?" Lody bertanya pada nya dengan tatapan tidak percaya.

Tanpa menyentuh rantai yang mengikat penjara itu pun lepas, Rara dan Lody berlari mendekati Sasa. Masih dengan tatapan tidak percaya keduanya.

"Demon," gumam Rara menatap Sasa

"Angel, Witch." Gumam Sasa

Lody dan Rara saling bertatapan "Apa maksud mu Sasa?" Tanya Lody

"Kita pergi dari sini dulu," jawab Sasa kemudian memimpin jalan didepan.

Rara dan Lody saling bertatapan kemudian mengikuti langkah Sasa yang kini cukup jauh.

"Sasa!" Panggil Lody membuat langkah gadis itu terhenti.

"Apa yang sebenarnya terjadi? Kau kenapa bisa seperti ini?" Tanya Lody tidak mengerti

Seulas senyum tipis terukir di bibir Sasa, ia menatap sahabatnya dengan hangat.

"Ini aku yang sebenarnya Dy, Putri dari seorang Demon." Jelasnya

"Mereka datang," potong Rara membuat Sasa dan Lody mengikuti arah tatapan gadis itu.

"Kita lawan," balas Sasa tenang.

"Mereka terlalu banyak, kita saja tidak cukup, apa lagi aku hanya manusia biasa, tidak sama seperti kalian berdua." Ujar Lody membuat.

"Kata siapa?" Tanya Sasa dan Rara bersamaan membuat kening Lody berkerut.

"Apa maksud kalian?" Tanya Lody tidak mengerti.

"Kau sama seperti kami berdua Lody," sahut Rara

"Kalian?" Beo Lody

Sasa dan Rara menganggukan kepala mereka, Sasa melangkahkan kakinya maju ke depan Lody, sedikit membungkuk ia membisikan sesuatu dengan menggunakan bahasa asing.

Ξύπνα άγγελε, σε φωνάζω.

Mata Lody yang semulanya berwarna coklat terang kini berubah menjadi biru keabu-abuan, penampilannya menjadi berubah, sayap berwarna putih dan rambut yang terurai membuat ia terlihat seperti sosok Dewi dari Romawi.

"Rara, Ξύπνα μάγισσα, σε φωνάζω." Penampilan Rara dan Lody tidak kalah berbeda hanya saja Rara tidak memiliki sayap, kedua tangannya memiliki sebuah cahaya yang sangat terang.

"Mereka telah bersatu, apa yang harus kita lakukan?" Suara itu terdengar samar-samar, Azka dan lainnya mengepalkan tangannya dengan erat.

"Jangan mundur, tangkap mereka selagi pelindung mereka tidak berada disini." Tukasnya.

Sasa, Lody dan Rara berbalik menatap para makhluk importal itu dengan tatapan yang berbeda.

"Berani heh?" Ejek Rara

"Kita lihat siapa yang menang," sinis Sasa.

"Lody, kau tetap disini, jangan lengah." Ucap Rara menatap gadis itu.

"Kau tenang saja," balas Lody

Sementara itu Darrell, Sean dan Ian tengah mencari keberadaan ketiga gadis itu. Ian mengaktifkan shifnya menjadi Xander, Sean dan Darrell juga menggunakan kekuatan mereka untuk melacak keberadaan mereka semua.

"Kalian menemukan mereka?" Tanya Darrell

"Tidak," sahut Sean dan Xander yang kini menggelengkan kepalanya.

Xander mengangkat kepalanya dengan cepat, aroma yang tidak asing kini tercium. Dengan cepat ia berlari menuju asal aroma itu. Darrell dan Sean saling bertatapan, tidak tinggal diam akhirnya mereka memilih untuk mengikuti Ian.

Mata mereka seketika membulat ketika melihat sesuatu yang tidak terduga itu, Dengan cepat Ian dalam rupa wolfnya berlari melindungi Sasa yang kini terluka cukup parah.

Ia berbalik melihat Rara dan Lody juga tidak kala terluka, dengan gesit Sean dan Darrell menghampiri kedua gadis itu.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Sean.

"Kita pergi dari sini, cepat." Ujar Lody membuat mereka saling bertatapan.

Tidak membantah, Sean mengucapkan sebuah mantra dalam seketika mereka semua berpindah tempat.

Ian sudah berganti shif kemudian berjalan mendekati Sasa, Rara dan Lody kini sudah di tangani oleh Sean dan Darrell.

"Apa yang sebaiknya terjadi?" Tanya Ian.

"Dia ada di sana, jangan sampai lengah." Ucap Sasa misterius membuat Ian menatap tidak mengerti, sebenarnya apa maksud gadis itu.

TBC

📚My Mate Is Fake Nerd Girl📚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang