🐺Stay here🐺

1.8K 101 1
                                    

Sasa terdiam saat mendengar perkataan Ian yang mengatakan akan memutuskan hubungan kerja dengan pria tua itu, Rasanya Sasa tidak percaya hanya untuk menyelamatkan dirinya ia bahkan memutuskan untuk tidak bekerja sama lagi.
Dari kejauhan Varrell dan Rara tersenyum penuh arti pada Ian saudara mereka.

"Aku semakin yakin jika gadis Nerd itu Matenya Ian" ucap Varrell

"Dia punya nama Ka, Sasa Namanya" ucap Rara menjelaskan

"Mana aku tau" jawab Varrell acuh

"Tadi di UKS kan udah ku tanya namanya dan ia mengangguk" jawab Rara memutar kedua bola matanya

Diam sesaat mengisi suasana tempat itu "Untuk pertama kalinya ka Ian bisa memeluk seorang gadis dengan sangat Possesive" ucap Rara menatap Ian, mendengar perkataan Rara membuat Varrell ikut berbalik menatap Ian.

"Sungguh, Gadis itu Sasa adalah Mate dari Ian, tapi kenapa Ian mengatakan Tidak?" tanya Varrell, Rara mengangkat kedua bahunya acuh dan kembali menyirup minumannya, Rara kemudian berbalik menatap Varrell sang Kakak.

"Ka Sendiri sudah menemukan Mate kakak sendiri?" tanya Rara, Varrell menggeleng "aku belum merasakan keberadaannya" jawab Varrell.

🐺🐺🐺

Ian dan Sasa kini berada di depan Kafe, Sasa diam menunduk tanpa menatap Ian sedikit pun, Ian hanya diam dan menatap Sasa dengan dingin seperti biasanya, namun percayalah ia sekarang sedang deg degan, meskipun ia menolak Sasa tapi kekuatan yanh terikat antara mereka sebagai seorang Mate membuat dirinya sangat gugup namun di tutup dengan wajah dingin dan Flatnya Sasa sama sekali tidak berani menatap matanya.

"Kau bodoh atau apa?" tanya Ian membuat Sasa menatap polos dirinya

"Bodoh?" tanya Sasa

"Membalas mereka" jawab Ian, Sasa terdiam sesaat, ia tersenyum tipis menatap Ian, melihat senyuman tipisnya membuat Ian tertegun, senyumannya sangat Indah.

Sasa menggeleng pelan "Aku tidak bisa, rasanya sangat aneh saja jika aku membalas mereka" jawab Sasa, Ian terdiam.

Terlalu baik atau apa, sampai di bully juga tidak ingin di balas pikir Ian.

"Setidaknya Mate kita tidak seperti kau, yang tidak bisa mengendalikan emosinya" ejek Xander

Ian memutuskan Mindliknya dari pada harus berbicara pada wolf yang suka menjatuhkannya sendiri.

"Jadi kau akan diam, disaat mereka ingin membully mu?" tanya Ian

Lagi-lagi Sasa terkekeh menatap Ian, ia tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya, untuk pertama kalinya ada seseorang yang menghawatirkannya dan juga berbicara padanya.

"Untuk pertama kalinya ada seseorang yang menghawatirkan ku" gumamnya, Ian menganggkat sebelah alisnya dan menatap Sasa dalam diam.

"Hidupku selalu seperti ini, jadi untuk apa aku mencoba membalas mereka" jawab Sasa tanpa menatap Ian, ia mendongkak menatap langit biru.

"Jangan kepedean, aku tidak khawatir padamu" jawab Ian, Sasa tersenyum.

"Aku harus kembali bekerja, terima kasih suda menolong ku" ujarnya kemudian kembali ke kafe. Ian lagi-lagi terdiam menatap sosok gadis Nerd yang sudah masuk di dalam Kafe.

'Valen. Kau cari informasi tentang Arsasa Clarisa Alexaner' Ian menghubungi Valen melalui minliknya.

'Baik tuan' jawab Valen calon Beta dari Ian.

"Kau mengatakan akan merejetnya, lalu kenapa kau mencari informasi tentangnya?" tanya Xander

"Kau diam saja" jawab Ian ketus, Xander hanya bisa menertawakan sikap Ian yang menurutnya sangat aneh.

🐺🐺🐺

Lody menatap Sasa yang baru saja memasuki pintu Kafe, ia bernapas lega saat melihat Sasa yang baik-baik saja.

"Astaga Sa, aku pikir kau di apa-apain tadi oleh pria hidung belang iti" ucap Lody sedikit kesal, Sasa terkekeh melihat ekpersi Lody yang imut menurutnya

"Apa yang lucu?" tanya Lody, Sasa menggeleng "bukan apa-apa" jawabnya

"Oh ya Sa, yang tadi tolongin kamu tadi Ian lagi yah?" tanya Lody

"Ya, dia yang menolong ku tadi, tapi aku sedikit binggung dengan sikapnya terkadang ia mengataiku dan di sisi lain ia selalu menolongku" ucap Sasa

Lody diam dan nampak sedang berpikir "sudalah nanti baru kita pikirkan, kita harus selesaikan pekerjaan kita" sahut Lody karena malas berpikir yang cukup banyak, untuk apa ia berpikir jika hasilnya pun ia tetap tidak tau.

Setelah selesai dengan pekerjaan mereka di Kafe, Sasa dan Lody berjalan beriringan pulang kerumah, suasana jalanan nampak sepi, malam semakin larut, cahaya bulanlah yang menyinari gelapnya malam, suara kicauan burung hantu pun terdengar.

"Sa, suasana malam ini rasanya sangat mengerikan" ujar Lody

"Jangan di pikirkan, akan lebih baik jalan tanpa memikirkan aneh-aneh agar sampai di rumah dengan selamat" ujar Sasa

"Tapi, aku takut" cicit Lody "Sa, menurut kamu bangsa Warewolf  itu ada tidak?" tanya Lody tiba-tiba, Sasa menghentikan langkahnya dan menatap Lody tajam "tadi katanya takut, tapi tiba-tiba tanya soal Warewolf, apa kamu waras Lody?" tanya Sasa

Lody cemberut menatap Sasa "dari pada aku takut, akan lebih baik aku bertanya-tanyakan" sahut Lody

"Hm, terserah kamu saja" jawab Sasa

"Jadi bagaimana menurutmu?" tanya Lody lagi

Sasa mendongkak menatap langit malam yang di taburi banyak bintang yang indah dan sangat banyak, ia menarik napasnya sesaat dan menghembuskannya.

"Jika ada aku ingin menjadi salah satu pasangan dari Warewolf, karena menurut cerita yang ku baca mereka sangat setia dan selalu melindungi Mate mereka" jawab Lody

"Jadi kau sangat percaya mereka ada?" tanya Lody dan di angguki oleh Sasa

"Aku hanya bisa berharap agar bisa mendapatkan pasangan yang memiliki sifat seperti seorang Warewolf yang tidak akan membuat ku terluka dan selalu melindungi ku" ujar Sasa

"Sepertinya kita terlalu banyak membaca cerita seperti itu dan alhasil ingin mendapatkan sesuatu yang sama sekali tidak ada" lanjut Sasa terkekeh

"Hhhh kau benar Sa, oh ya Sa, sampai kapan kau akan tinggal di tempat itu?" tanya Lody

"Sampai aku mengetahui semua mengenai siapa aku? Dan orang tuaku" jawab Sasa

Lody menatap Sasa cukup lama, ia sendiri tau bagaimana kehidupan sahabatnya, bahkan setiap permasalahannya sendiri ia juga tau.

"Semua pasti ada waktunya, kau hanya perlu bersabar" ucap Lody

"Ya aku tau, jujur aku suda lelah menjalani hidup seperti ini, rasanya aku tidak sanggup lagi" ujar Sasa tersenyum lirih "kau tau hari ini aku di bully habis-bahisan oleh Jessi" ucap Sasa

"Dan beruntung sang malaikat pelindung datang dan menyelamatkan kamu" ucap Lody membuat Sasa terkekeh.

"Sa, menurut aku Ian sepertinya menyukai mu?" ucap Lody membuat Sasa menatap datar gadis itu.

"Mana mungkin ia menyukai gadis seperti ku Lo, kau tau sendiri aku ini gadis Nerd mana mungkin ia bisa menyukai ku" ucap Sasa

Lody membantah "jika ia tidak menyukai mu kenapa setiap ia menolongmu ia meluk mu dengan Possesive dan bahkan mengatakan wanitanya" ucap Lody

Sasa tertawa menatap Lody sedangkan gadis itu hanya cemberut menatap Sasa "Mungkin itu satu-satunya cara agar bisa menolongku" jawab Sasa

"Ya suda dari kau saja yang penting kita tetap bersama The stay hare" ucap Lody pasrah

Dari kejauhan seseorang tengah mengawasi Sasa dan Lody, seulas senyuman tipis menghiasi bibirnya.

"You are my Mine"

TBC

📚My Mate Is Fake Nerd Girl📚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang