6

147 23 55
                                    

Yoga membuang napas. Ia menutup laptop, kini ia berada di ruang kerja yang berada di dalam rumahnya.

Perkataan Ibu mertuanya membuat Yoga terus kepikiran.

Kepergiaan Karina sudah hampir tiga bulan yang lalu, dan dihidupnya ada Gee sebagai pengganti Karina. Walaupun hati Yoga masih untuk Karina.

Pria itu berusaha untuk melihat Gee sebagai seorang wanita, tetapi sulit ia lakukan.

Di tempat lain, di kamar Gee.

Gee merasa menyesal.

Ia menyesal sudah mulai membuka hati kepada Yoga.

Sejak kejadian laki-laki itu menepuk kepalanya di balkon, dan perilaku Yoga yang kadang membuat Gee salah paham.

Pria itu baik kepadanya, tetapi ia malah menaruh hati. Seharusnya ia sudah terbiasa akan kebaikan Yoga, dari awal Yoga memang baik, bahkan ketika masih pacaran dengan Karina.

Gee memang mencintai Asa, tetapi lelaki itu hilang bak ditelan bumi, sama sekali tidak ada kabar walaupun Gee berusaha menghubunginya.

Ia mulai menaruh harapan kepada Yoga, tetapi ia menyesal, ia merasa bersalah kepada Asa.

Gadis itu memutuskan untuk menonton televisi di ruang keluarga. Siapa sangka Yoga juga ada di sana.

"Kak, boleh ngomong sesuatu gak?" Tanya Gee pelan.

"Iya, kenapa?" Gee duduk di sebelah Yoga.

Gadis itu menundukan kepalanya, sedangkan Yoga sudah menunggu apa yang ingin dibicarakan oleh istrinya itu.

"Mau ngomong apa, Gee?" Tanya Yoga lembut.

Benar-benar siapapun yang akan diperlakukan baik oleh Yoga akan salah paham, termasuk Gee.

"Ini, Kak. Hmm... Gue tau lo masih di kondisi berkabung akan kepergiaan Kak Karin, gue juga. Bahkan gue harus melepaskan Asa. Tapi kita gak bisa begini terus, Kak. Gue... maksudnya gini—"

"Ngomong yang jelas, Gee." Potong Yoga agak greget melihat Gee yang berbelit-belit.

"Gini... entah seiring jalannya waktu, kita sering ketemu bahkan kita satu atap. Gue sadar, ini gak tau diri. Tapi..." Gee menggantungkan ucapannya, ia mengambil nafasnya dalam-dalam. "Tapi, bisa gak gue berharap sama hubungan kita? Bisa gak kalo kita belajar menerima ini secara lapang dada dan berusaha untuk... menerima satu sama lain?" Gee menggigit bibir bawahnya, gadis itu cemas.

Yoga menghela napas. Ia tahu tidak ada yang tidak mungkin ketika laki-laki dan perempuan yang tidak memiliki hubungan darah sering bertemu, bahkan satu atap tidak memiliki perasaan.

"Gue dari awal bilang, lo jangan berharap lebih sama hubungan ini. Gue ngelakuin ini karena gue cinta sama Karin. Gue minta maaf, tapi bisa lo buang jauh-jauh perasaan lo itu?"

Gee mengangguk paham. Sakit, ia tertolak.

Tapi itu hak Yoga, dia tidak bisa memaksa.

🐯🐯🐯

Gee sedang kerja kelompok bersama teman kuliahnya. Ketika teman kelompoknya sedang sibuk mengerjakan tugas masing-masing, Gee malah sibuk melamun.

Sampai Somi, salah satu temannya berkata, "eh, gue mau kasih tau kalo gue lagi hamil!" Ucap Somi menunjukan senyum bahagianya.

"Wah! Selamat, Som." Balas Juan.

"Selamat ya, Som." Timpal Gee, ia tersenyum tipis.

"Tokcer juga lo. Lo kapan Gee?" Tanya Nancy kepada Gee.

Kebahagiaan || Kanemoto Yoshinori (Treasure)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang