11

133 20 0
                                    

Hai guysss aku lagi mau upload nih. Kayanya setiap upload aku mau double up dehh. Masih inget kan sama ceritanya?

So, happy reading~






Suasana di sana sedikit canggung, tetapi sedari tadi Mark dan Asa sibuk ngobrol berdua perihal bisnis yang akan mereka jalani.

Sampai Mark sadar akan kehadiran mereka, Somi juga sudah bete dianggurin Mark.

"Oh iya, tadi istri saya ingin bertanya tentang lukisan utama galeri kamu." Ucap Mark sembari memegang tangan Somi yang duduk di sebelahnya.

"Tadi kamu tanya apa?" Lanjut Mark kepada Somi.

Somi sedikit memikirkan apa yang ingin ia katakan, lagi lagi ia menatap Gee yang duduk paling ujung, wanita itu sedari tadi hanya menatap ke arah bawah saja.

"Hm... kenapa namanya 'Miracle Eleven'? Dan apa hubungannya sama cewek di dalam lukisan itu?"

Asa membenarkan posisi duduknya yang kini berhadapan dengan mereka. Juan dan Nancy juga tertarik akan obrolan mereka. Gee juga, tetapi ia tetap pada posisinya.

"Sebuah keajaiban yang melebihi kesempurnaan angka sepuluh, itu filosofinya. Dan, hubungan dengan lukisan itu..." Asa tampak sedang memikirkan apa yang selanjutnya ia katakan, "objek yang saya pakai sesuai dari namanya. Wanita adalah salah satu contoh keajaiban yang sempurna. Tanpa seorang wanita, kita gak mungkin ada di dunia." Jelas Asa.

Semuanya mengangguk paham. Sampai Mark izin keluar sebentar menemui rekan bisnis lainnya yang membawa Somi juga.

Kini di ruangan tersebut hanya ada Gee, Juan, Nancy, dan Asa.

"Gimana kabar lo, bro?" Tanya Juan kepada Asa untuk mencairkan suasana.

Asa sedikit terkejut, lalu ia tersenyum simpul menampilkan lesung pipinya. Sudah lama Gee tidak melihat senyuman Asa, pria itu semakin kurus pikir Gee.

"Baik. Sorry tadi kaya gak kenal, kaget ternyata kalian tamu-tamunya Mr. Tuan." Asa masih memasang wajah senyum manisnya.

"Gue juga kaget lo ada di sini. Keren, Sa lo udah bisa buat galeri sendiri," ucap Juan.

"Ini juga dibantu sama perusahaan tempat magang gue, terus dapet sponsor juga dari suaminya Somi."

"Sukses terus ya, bro."

Asa hanya mengangguk, ia menatap wanita yang sudah hampir setahun tidak ada kabar. Wanita yang selalu ia rindukan sampai saat ini.

"Gimana kabar lo Gee?" Tanya Asa kepada Gee yang sedari tadi diam.

Gee menengok ke arah Asa, hatinya sedikit sakit dan asing ketika Asa memanggilnya dengan sebutan "lo-gue".

"G-gue? Ah, baik kok. Congrats ya atas galerinya." Jawab Gee sesantai mungkin, padahal ia ingin menangis dan memeluk pria itu.

Melihat suasana yang agak canggung, Nancy membuka suara.

"Gue laper, tadi gue liat ada prasmanan. Itu untuk tamu termasuk kita kan, Sa?" Tanya Nancy.

"Oh iya. Mungkin Mr. Tuan dan Somi juga udah di sana. Yuk kita ke sana juga." Asa menuntun teman-temannya ke ruangan yang khusus untuk tamu VIP, di sana ada berbagai hidangan enak.

Semuanya sudah mencar, termasuk Gee. Gee lekas menghampiri Juan yang lagi lahap makan pudding dengan khidmat.

"Lo tau kan?" Tanya Gee to the point.

"Tau apa?" Kaget Juan sampai ia hampir tersedak pudding.

"Asa ada di Aussie. Kenapa dia tiba-tiba di Aussie? Dia kan di Amrik seharusnya."

Kebahagiaan || Kanemoto Yoshinori (Treasure)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang