Di sisi lain, David panik karena sedari tadi Yela belum pulang ke rumah. Ia sudah menelepon semua temannya, tapi mereka mengatakan bahwa Yela sudah pulang sekolah sejak tadi. Hanya satu orang yang belum ia hubungi. Lita.
David segera mencari kontak Lita dan menghubunginya. Di deringan pertama masih belum ada jawaban. Hingga di deringan ketiga terdengar suara Lita yang serak. Tapi David tidak memedulikan hal itu, sekarang yang terpenting hanyalah mencari keberadaan Yela.
"Lo tahu dimana Yela?," Tanya David langsung
"Dia belum pulang ke rumah sedari tadi" tambah David
Lita yang mendengar hal itu terkejut, ia juga ikutan khawatir. Wanita itu menyesal, ia yang sudah membuat Yela seperti itu.
"Gu-gue gak tahu kak, tapi tadi Yela dateng ke rumah gue dan setelah itu gue gak tahu dia dimana" Jawab Lita
"Ngapain dia ke rumah lo?"
"Maaf kak, gue gak bisa cerita soal itu." Ucap Lita kemudian mematikan panggilannya secara sepihak
Setelah penggilan terputus, David mengerutkan keningnya. Sebenarnya apa yang terjadi antara keduanya?
Tak mau berlama-lama, David sudah tidak punya cara lain. Ia mencari kontak seseorang dan langsung menghubunginya. Di deringan pertama terdengar suara seseorang di seberang telepon.
"Cari tahu keberadaan Yela. Sekarang." Perintah David
"Baik" Ucap seseorang
Kemudian panggilan terputus
***
Hari sudah semakin larut, namun Yela tak kunjung pulang. Kini David berada di kamarnya dengan perasaan khawatir.
Tiba-tiba handphone David berdering, segera David mengambil handphonenya di atas nakas. Terdapat sebuah panggilan, tanpa berlama-lama David langsung mengangkatnya.
"Bagaimana?" Tanya David
"Dia berada di club XXX"
David langsung mematikan panggilannya dan mengambil kunci mobil. Apa yang lo lakuin di sana yel? Batin David.
David mengendarai mobilnya menuju tempat yang seseorang tadi katakan. David kalang kabut, ia khawatir terjadi sesuatu pada Yela.
Sesampainya di sana, David langsung masuk dan mencari Yela. Cukup sulit untuk mencari Yela, karena banyak nya manusia yang berada di club malam itu.
Hingga akhirnya, David menemukan wanita yang dicarinya sedari tadi. Ya, itu Yela. Wanita cantik itu duduk di salah satu kursi dalam keadaan mabuk. Entah apa yang membuatnya seperti itu, David tak tahu. Biarkan nanti ia yang akan bertanya pada Lita.
Segera saja David menghampiri Yela. Sesampainya di depan Yela, David mengamati keadaan wanita itu. Lelaki itu menggeram marah. Siapa yang sudah membuat wanitanya seperti ini. Yela, mata wanita itu memerah. Sepertinya ia sudah menangis sedari tadi.
Yela mengangkat wajahnya melihat siapa yang ada di depannya. Saat menyadari itu David, Yela langsung berhambur ke pelukannya.
David terkejut, lelaki itu hampir saja jatuh ke belakang jika ia tidak segera menahannya. Yela menangis sesenggukan di pelukan David.
"Mereka berdua jahat kak," ucap yela di tengah tangisannya
"Mereka berdua tega sama gue." Lanjut Yela
Yela memeluk David semakin erat, ia menyembunyikan wajahnya di ceruk leher David.
David mengelus kepala Yela, "Apa yang terjadi?" Tanya David
"Bilang sama gue, siapa yang udah buat lo jadi kayak gini?" Tambah David masih dengan mengelus kepala Yela lembut.
Yela tak menjawab, ia justru menangis semakin kencang. Karena sekarang mereka masih berada di dalam club, hampir semua mata mengarah kepada mereka.
"Kita ke mobil dulu ya" ajak David karena sekarang mereka sudah menjadi pusat perhatian
Langsung saja, David menuntun Yela keluar dari club dan menuju mobil. Di mobil, Yela masih tak berhenti menangis.
David berpikir, mungkin ia akan menanyakannya besok saja. Karena melihat keadaan Yela sekarang, ia tak tega. Tanpa pikir panjang, David langsung melajukan mobilnya menuju rumah.
Dalam perjalanan tidak ada yang membuka suara. Yela hanya menangis, sedangkan David hanya diam.
Sampai di rumah, langsung saja David membantu Yela ke kamarnya.
"Lo ganti baju dulu ya?" Tanya David
Yela hanya diam tak berniat menjawab pertanyaan David. David mendekati Yela yang duduk di ranjang.
"Lo ganti baju dulu, habis itu kita makan malam. Gue tau lo belum makan." Ucap David sambil mengelus puncak kepala Yela.
Yela yang masih dalam keadaan mabuk, ia berbicara tak jelas.
"Dia jahat," ucap Yela sambil tertawa tak jelas
"Dia khianati gue." Setelah mengatakan itu Yela menangis lagi. Sungguh Yela seperti orang gila saat ini.
"Dia brengsek! Dia pria brengsek!" Ucap Yela sambil menangis.
David langsung membawa Yela ke dalam pelukannya. Lelaki itu berusaha menenangkan Yela. David menepuk pelan punggung Yela.
Yela melepaskan pelukannya, ia menatap dalam mata David.
"Kak.. cium gue" ucap Yela
David terkejut dengan ucapan Yela. Apa maksudnya? Menciumnya?
"Gue bilang cium gue kak!" Ucap Yela dengan nada sedikit tinggi.
David ragu, mereka memang sudah pernah melakukannya bahkan lebih dari ciuman. Tapi sekarang keadaannya berbeda, kini Yela yang meminta nya langsung.
Tanpa berlama-lama, David mulai mendekatkan wajahnya ke wajah Yela. Lelaki itu mencium dan melumat bibir Yela.
Yela langsung membalas lumatan David. Bahkan, Yela melumat bibir David lebih rakus. Ada apa sebenarnya dengan Yela? Pikir David.
Hingga beberapa menit kemudian. Yela menghentikan kegiatannya.
"Kak lakuin bareng gue lagi ya?" Ucap Yela
David menyatukan kedua alisnya, bingung dengan maksud Yela.
"Maksud lo apa?" Tanya David
"Lakuin hal yang pernah kita lakuin waktu itu di kamar lo." Jelas Yela
Sungguh, Yela sudah gila sekarang.

KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE SIBLING
Romance"Kak, seharusnya kita gak boleh ngelakuin ini. Kalau lo lupa kita ini saudara. Kita sedarah kak, dan semesta gak akan ngerestuin hubungan kita" Jelas Yela "Persetan dengan itu semua Yel. Gue cinta sama lo, dan gak akan ada yang bisa cegah gue!" ucap...