Jujur

978 25 0
                                    

Drrtt.. Drrtt.. Drrtt..

Suara telfon terdengar dari benda pipih yang saat ini berada di atas nakas. Sang pemilik benda itu pun berdiri dan segera mengambil benda itu.

"Halo"

Ucap seseorang dari seberang sana.

"Halo ma, ada apa?" Ucap Yela

"Sayang, bisa jemput mama dan papa di bandara? Kita dalam perjalanan ke Indonesia sekarang"

"Mama pulang? Kenapa gak bilang dulu sama Yela?" Tanya Yela

"Ini mama udah bilang. Udah sana cepet, kasih tahu David juga ya"

Kemudian panggilan pun berakhir, Yela menghembuskan nafas pelan. Duh, kenapa mama sama papa pulang sih. Kan gak bisa berduaan lagi bareng kakak. Batin Yela.

Kebetulan mereka berdua baru pulang dari sekolah. Yela turun dari tangga dan mengunjungi David yang saat ini sedang berada di ruang keluarga.

"Kak.." panggil Yela

"Hm, ada apa?"

Yela menghampiri David dan disambut oleh David dengan membawa Yela ke pangkuannya.

"Mama sama papa pulang, sekarang lagi dalam perjalanan. Terus kita disuruh jemput ke bandara" jelas Yela

"Hah? Tiba-tiba? Kok gak bilang dulu" ucap David

"Gak tau, gue aja kaget tadi" Wajah Yela tampak muram.

"Kenapa, hm? Kok wajahnya gitu? Ada masalah?" Tanya David

"Gak papa, cuman kalau ada mama sama papa kita gak bisa berduaan lagi kayak gini"

"Kata siapa? Nanti gue yang bilang sendiri ke mama sama papa tentang hubungan kita" David berusaha menenangkan Yela

"Jangan kak, nanti mereka bisa marah. Gue gak mau mereka kecewa sama kita" ucap Yela sendu dengan menundukkan kepalanya.

"Udah tenang aja, percaya sama gue,"

"Sekarang mau main?" Ucap David ambigu.

"Hah? Maksud kakak?" Yela kebingungan.

Setelah itu tanpa babibu lagi David meraup bibir Yela yang membuat sang empu terkejut.

David melumat dan menghisap bibir Yela lembut namun menuntut. Sedangkan Yela masih membeku dan berusaha menetralkan detak jantungnya.

Karena tak segera mendapat balasan, David menggigit bibir bawah Yela. Yela mengerang pelan kemudian membuka sedikit mulutnya.

Beberapa menit mereka saling melumat dan bertukar saliva, Yela tersadar bahwa mereka harus menjemput kedua orang tuanya. Yela melepaskan ciuman itu.

"Udah kak, ayo sekarang kita jemput mama papa" ucap Yela sambil terengah-engah

David tak menjawab, ia melihat bibir Yela yang memerah dan membengkak akibat ulahnya. Pria itu mengusap lembut bibir Yela.

"Iya, ayo.."

Mereka berdua pun berangkat ke bandara.

***

"MAMAAA.. PAPAA.. YELA KANGEN SAMA KALIAN" Teriak Yela sembari berlari kearah kedua orangtuanya.

Yela memeluk erat kedua orangtuanya dan dibalas tak kalah erat oleh mereka. David tersenyum melihat pemandangan didepannya.

"Apa kabar anak mama yang cantik ini?" Tanya mama Yela yang bernama Elena.

"Baik ma, kok mama sama papa pulang cepet? Katanya masih sibuk" tanya Yela

"Kami kesini karena lagi ada urusan bisnis. Sekalian ketemu sama kalian" bukan Elena yang menjawab, melainkan papa mereka yang bernama Ando.

Yela mengangguk paham, kemudian Elena dan Ando berpelukan dengan David dan setelahnya mereka pun pulang bersama.

***

Setibanya di rumah, kedua orangtua Yela dan David pergi ke kamar untuk membersihkan diri. Sedangkan dua sejoli itu menunggu di ruang keluarga, David berniat untuk memberitahu mereka mengenai hubungan keduanya.

Tak butuh waktu lama, kedua orangtua mereka turun dan ikut bergabung di ruang keluarga. Dan saat inilah David harus jujur, ia sedikit ragu namun percuma saja jika harus dipendam. Ia tak berbicara kepada Yela mengenai niatnya ini.

"Ma.. Pa.. ada yang mau David omongin" ucap David

"Apa nak?" Jawab sang Mama

David melirik sebentar ke arah Yela, sedangkan Yela mengernyitkan dahinya bingung.

"Aku dan Yela.. "

"Saling mencintai dan sekarang kami menjalin hubungan" ucap David

Elena dan Ando mematung seketika, rasanya roh mereka seperti tertarik ke dunia lain. Apa-apaan ini?!.

Yela pun terkejut dan hanya bisa menunduk. Ia berdoa kepada Tuhan supaya tidak terjadi apa-apa kepadanya dan juga David setelah ini. Mengapa kakaknya ini bisa senekat itu.

Tiba-tiba..

Plakk

Terdengar tamparan yang keras menggema di ruangan itu. Ya.. Elena menampar David dengan keras, ia tak habis pikir dengan putranya itu. Ando hanya bisa terdiam seraya memegang pangkal hidungnya.

"APA YANG KAMU BICARAKAN DAVID?! DIA ITU ADIK KAMU! KENAPA BISA KALIAN MENJALIN HUBUNGAN?!!" Teriak Elena emosi

David terdiam sembari memegang pipi kirinya yang baru saja di tampar. Elena hendak menampar kembali David namun Yela menahannya.

"Cukup ma, disini yang salah bukan hanya kakak. Tapi Yela juga salah, Yela juga cinta sama kakak. Seharusnya mama tampar Yela juga." Ucap Yela sendu

Elena menggelengkan kepalanya, dosa apa yang telah ia perbuat hingga kedua anaknya bisa seperti ini.

"Ma, ikut Papa" ucap Ando menarik tangan Elena ke kamar mereka

Setelah kepergian kedua orang tuanya, Yela menghampiri David dan mengelus pipi bekas tamparan itu. Ia menatap David dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Yela takut, entah mengapa ia merasa akan terjadi hal yang besar setelah ini.

"Shhh.. udah jangan nangis, gue gak suka lo cengeng gini" David mengusap lembut air mata yang mengalir di pipi adik kecilnya itu.

Setelah itu terdengar derap langkah kedua orangtuanya yang menuju ke ruang keluarga. Mereka kembali duduk berhadapan dengan Yela dan David.

"Kami berdua sudah berdiskusi mengenai masalah ini" terang papa mereka-Ando.

"Kalian berdua tidak boleh bersama lagi.."



LOVE SIBLING Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang