Sabtu, 10 April 2022
Berpindah tempat adalah hal yang selalu dilakukan oleh Solon —sebuah nama samaran yang ia gunakan untuk menutupi identitas aslinya yaitu, Sunghoon. Jika ia mendapatkan sebuah job dan hal itu selalu ia lakukan jika target yang akan ia tembak bukan sekedar orang biasa. Simple nya ia harus terlihat seperti warga sekitar yang tidak tau apa apa sebagai penyamaran agar tidak ketahuan.
Karna tempat target berkumpul ada di gedung pencakar langit, maka Sunghoon harus mencari tempat dan menyeleksi posisi tepat untuk menembak Yohan.
Sudah ditentukan setelah 30 menit berkeliling dengan mobilnya, ia akan tinggal di sebuah kos kosan elit yang dihinggapi mahasiswa yang bisa dibilang sangat berkecukupan dengan lokasi tak jauh dari gedung yang Jino bilang untuk rapat sesuai dengan yang dikirim kan dari Jino. Dan tentunya ia telah menyiapkan tempat yang pas untuk menembak Yohan, nanti.
Sunghoon akan menyamar sebagai salah satu mahasiswa di universitas terdekat dengan identitas palsu nya. Jadi bisa di bilang Sunghoon akan menembak dari atas gedung universitas.
Sunghoon langsung pindah ke kos kosan hanya membawa dua kardus untuk bajunya, barang barang yang di butuhkan mahasiswa dan gitar case. Hanya gitar case nya saja, karena didalamnya berisi pistol yang akan ia gunakan untuk menembak Yohan nanti.
Setelah merapikan kamar kos nya, ia segera turun untuk mencari makan karna Sunghoon butuh tambahan energi setelah menyusun barang pindahan tadi.
Mie instan adalah pilihan yang sangat tepat untuk mengenyangkan perut nya dengan cara yang mudah untuk si simple Sunghoon, jadi tujuan Sunghoon sekarang adalah ke minimarket membeli dua bungkus mie dan minuman, kemudian setelah membayar makanannya Sunghoon memutuskan pulang untuk makan di kos kosan. Lagi pula sudah terlalu larut malam jika ia makan di minimarket dan ia juga sedikit lelah karna membereskan barang-barang.
Saat keluar dari minimarket seorang perempuan menghampiri nya dengan wajah senyum kaku yang terlihat gelisah, lalu telapak tangannya dilebarkan di depan perutnya seperti disembunyikan, lantas itu mengambil atensi Sunghoon untuk melihat ke arah tangannya.
Telapak tangan yang semulanya melebar tiba tiba jempolnya ditekuk di ikuti dengan keempat jarinya secara bersamaan.
Tentu Sunghoon tau artinya, sebuah tanda untuk meminta pertolongan.
Lantas Sunghoon melirik ke depan melihat lelaki dengan topi hitam yang menutupi wajahnya, tengah bersandar di tembok pembatas minimarket sesekali melihat ke arah perempuan didepannya. Sepertinya perempuan itu diikuti oleh laki laki itu.
"Ini bener Mary kan?" Akting Sunghoon sembari menyipitkan matanya seolah ia mengetahui perempuan didepannya.
"Iya! Beruntung banget kita ketemu disini!" Ucap perempuan itu berusaha menyembunyikan getaran disuaranya karna ingin menangis.
"Banget, kamu mau kemana?" Tanya Sunghoon.
"Aku sebenernya mau ke dalem beli minum"
"Gausah, aku abis beli minum nih, ke kosan aku aja gimana? Aku baru aja pindah deket sini gak jauh kok" ucap Sunghoon dengan senyum hingga terbentuk eye smile pada matanya membuat perempuan itu sedikit terpaku dengan matanya.
"Oh iya? Mau dong"
"Oke ayo" lantas setelah menyetujui ajakan Sunghoon, ia merangkul pundak perempuan itu seolah Sunghoon melindunginya dari laki laki itu.
Lalu berjalan dengan tenang melewatinya, hingga tak terasa langkah mereka sudah lumayan lama. Dengan hati hati Sunghoon melirik ke belakang memastikan apakah laki laki penguntit itu masih mengikutinya, kabar baiknya penguntit itu tidak mengikutinya dan suasana jalan jadi lumayan ramai.
"Solon" ucap Sunghoon memperkenalkan dirinya, sembari melepaskan rangkulannya.
"Adeline, makasih ya Solon" ucapnya berterima kasih sembari menunduk.
"Sure, kok bisa?" Tanya Sunghoon penasaran dengan hal yang terjadi.
"Aku juga gak tau, aku baru aja selesai minum tapi gak sampai mabuk kok! —terus waktu keluar dari resto pinggir jalan dia ngikutin aku sampe minimarket tadi"
"Ah.. yaudah gakpapa, tenang aja sekarang kamu tinggal dimana? Biar aku yang anterin tapi sebelumnya kita ke GBOGH karna mobil ku ada disana, gak terlalu jauh kok" ucap Sunghoon.
"Wait—kos kosan go big or go home?" Tanya Adeline sembari mengerutkan keningnya.
Sunghoon mengangguk kaku "iya."
Adeline menghela nafas lega, "kebetulan, aku juga tinggal disana" ucap Adeline.
"Oh~ , mahasiswi kampus juga kah?" Tanya Sunghoon mulai tertarik mencari tau tentang Adeline.
"Iya, jurusan kedokteran, kamu?"
"Hukum"
"Oh, tapi aku gak pernah liat kamu sebelumnya di kosan".
"Iya aku baru aja pindah tadi sore, ini keluar cari makan" Sunghoon menunjukkan kantong plastik yang berisi makanan nya.
"Gimana kalo kita makan di rumah ku sebagai tanda terimakasih?"
Langkah mereka berhenti di depan gerbang kos kosan, saling bertatapan. Mata Adeline terlihat seolah tidak ingin mendapatkan tolakan yang keluar dari mulut Sunghoon, sedangkan Sunghoon juga ingin menerima nya tapi apakah tak apa?. Rasanya sulit untuk menolak Adeline, keduanya seperti sudah sangat dekat padahal hanya mengobrol biasa.
"Oke"
Senyuman terpancar dari wajah Adeline yang menyembunyikan nya dengan menundukkan kepalanya sejenak dan kembali menatap Sunghoon.
"Ayo masuk" ajak Adeline malu malu.
"By the way, kamu di lantai mana?" Tanya Adeline membuka obrolan.
"Dilantai 3, kamu?"
"Yah sayang banget, aku dilantai 2"
Sunghoon terkekeh lalu menatap Adeline, "gakpapa kan masih bisa ketemu"
"Oke" jawab Adeline membalas senyuman Sunghoon.
To be continued
🦋 © crxdiaBtw bentuk kos kosan modelnya dari luar kaya rumah susun gitu, bayangin aja yang bagus wkwkw pokok nya gitu deh aku juga bingung (ᗒᗩᗕ).
Hope you enjoy for part 2, dont forget the feedback oke?!
KAMU SEDANG MEMBACA
Solon the assassin [3]
RandomCinta, adalah perasaan yang sulit dijelaskan dan mampu mengacaukan hubungan Sunghoon si pembunuh bayaran dengan Adeline si mahasiswi kedokteran. Sebenarnya ada apa dibalik hancurnya hubungan dua orang itu?