⚠️ 1,9k word
Karena dokumen perpanjangan kontrak nya sudah ditandangani oleh Willy jadi mau tak mau ia harus kembali ke rumah sakit, sebenarnya ini bukan hal yang merepotkan karna ia suka profesi ini. Dan orang yang sedang koas atau semacam pelatihan di sana.
"Morning?" sapa Sunghoon dari dapur, ia sedang memasak sarapan untuk mereka.
Adeline yang baru bangun tidur dengan piyama kebesaran milik Sunghoon mengucek matanya yang berair, kemudian duduk di meja makan.
"Kamu ngga mandi dulu?" tanya Sunghoon sambil meletakkan makanan di meja setelah makanan jadi.
"Im hungry" ucapnya lirih, karna serak bahkan matanya masih setengah mengantuk.
Sunghoon tertawa kecil, lalu mengelus rambut Adeline lalu mencium nya, "no, nanti kamu makan sambil tidur, mending kamu mandi aja dulu," lalu Sunghoon mengangkat Adeline dan menggendong nya, membawanya ke kamar mandi di kamarnya lalu mendudukkan nya di wastafel kamar mandi. Sunghoon menata mata kantuk Adeline dengan senyum tipis.
"Ayo mandi, sebelum aku yang mandiin kamu," bisik Sunghoon tepat di telinga Adeline, hal itu tentu saja membuat Adeline segera melotot karena kaget, ia bahkan memukul pundak Sunghoon.
Alih alih kesakitan lelaki itu justru tertawa pelan setelah membuat dirty joke kepadanya.
"Yaudah kalo gitu aku keluar dulu, jangan tidur lagi, kamu harus berangkat pagi hari ini" ucap Sunghoon kemudian keluar kamar mandi dan menutup pintu nya.
Tentu saja bujukan Sunghoon berhasil, mengingat ia juga harus ke rumah sakit karena ada penilaian hari ini jadi ia harus tiba tepat waktu di sana. Begitu keluar kamar mandi ia melihat setelan baju rumah sakit berwarna maroon, ia ingat sekali ia tidak membawa baju kemari. Lalu bagaimana bisa?? Apa Sunghoon yang menyiapkan nya?.
"Ini bajunya buat aku?!!" seru Adeline dari dalam kamar.
"Iya, pake aja!" balas Sunghoon dari luar.
Setelah mendapat jawaban, Adeline segera memakainya kemudian keluar kamar. Ia bisa melihat Sunghoon dengan benar sekarang, dengan seragam rumah sakit dan rambut yang model ke atas membuatnya terlihat rapi dan tampan tentunya. Di tambah saat dirinya meminum morning coffe sambil membaca artikel di pad nya, so attractive.
"Sini duduk, terus sarapan" bahkan saat ia berbicara tanpa melihat nya, di mata Adeline ia masih sangat tampan tanpa celah.
Adeline duduk dan makan makanan buatan Sunghoon, sangat simple dan tinggi protein. Avocado egg toast dan bacon, minum nya susu putih alih alih kopi seperti nya. Hal itu membuat Adeline menyipitkan matanya pada Sunghoon.
"Milk is good for babies, like you" kali ini Sunghoon menjawabnya sambil menatap mata Adeline dengan senyum tipis.
"Im adult right now."
"But you're still baby to me, my baby."
Tak kuasa menahan degup jantung yang berdetak kencang akibat satu kalimat Sunghoon, membuat Adeline mengalihkan pandangan nya dan kembali memakan makananmu. Sunghoon tertawa kecil lalu kembali fokus dengan pad nya.
Setelah Sunghoon dan Adeline sudah siap, mereka akhirnya berangkat bersama menuju rumah sakit dengan tepat waktu. Begitu sampai di sana dan Sunghoon memarkir mobilnya, Adeline yang hendak keluar terdiam melihat Sunghoon diam di sana, jadi ia menunda keluar dari mobil dan melihat Sunghoon.
"Kenapa kamu ngga keluar juga?" tanya Adeline.
"Kamu duluan saja."
"Kenapa?" paksa Adeline meminta penjelasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Solon the assassin [3]
RandomCinta, adalah perasaan yang sulit dijelaskan dan mampu mengacaukan hubungan Sunghoon si pembunuh bayaran dengan Adeline si mahasiswi kedokteran. Sebenarnya ada apa dibalik hancurnya hubungan dua orang itu?