Jujur Adeline lelah sekali dengan perubahan tubuh Sunghoon dan Solon yang tidak menentu seperti awal nya.
Kini lelaki yang sedang melahap sarapannya adalah Solon, melahap makanan nya dengan riang seolah tidak peduli dengan tatapan kesal yang di berikan Adeline. Lelaki itu terlihat menjadi 80% menyebalkan dari 50%.
"Kenapa sih?" akhirnya lelaki menyebalkan itu bersuara.
"Bukan nya kamu udah muncul lama banget bahkan hampir seharian loh? Kenapa malem ini muncul lagi??"
"Segitu ngga suka ya?"
"Padahal waktu masi di kos, lo lebih sering ketemu gue dari pada Sunghoon," sambungnya cuek.
Mendengar pernyataan Solon, membuat kedua alis Adeline menyatu. Padahal ucapan Solon bohong, Solon dan Adeline hanya bertemu beberapa kali dulu.
"Calm down, itu cuma bohongan," jawabnya diakhiri kekehan.
"Lagian kenapa Sunghoon bisa suka sama lo yang gampang di tipu gitu?"
"None of ur business!" sahutnya kesal.
Sebenarnya alasan perubahan Sunghoon dan Solon menjadi tidak menentu karena jam wajib mereka yang terus bertukar terus menerus dalam sehari terutama semenjak adanya Adeline, Sunghoon hampir tidak berubah dengan Solon. Maka dari itu saat Solon dapat mengambil alih tubuhnya, Solon juga enggan bergantian. Itu yang membuat pertukaran tubuh mereka menjadi tidak teratur dan tidak sefleksibel dulu yang bisa berubah sesuai kemauan keduanya.
"Jangan ngambek, nanti gue yang dimarahin Sunghoon," ucapnya terdengar tidak peduli padahal sebaliknya.
"Makanya tukeran lagi sama Sunghoon" mohon nya.
"Engga, dan gue ngga bakal tidur jadi lo gak perlu cariin gue."
"Lo mau kemana lagi??!"
"Ke sirkuit kemarin."
"Ikut."
"Engga ah! Repot lagi kalo ada elo"
"Engga kok!! please please please" mohon Adeline sambil menggosokkan kedua tangannya.
"Enggaa"
"Atau gue nangis aja nih?"
Seperti tebakan kalian, Adeline akhirnya ikut. Dengan rengekan andalannya membuat Solon tidak bisa mengatakan tidak. Dan disinilah mereka sekarang, sirkuit yang terakhir kali ia dan Solon datangi.
"Udah tau keluar malem kenapa sih ngga pernah bawa jaket??" omel Solon sambil memasangkan leather jaket nya untuk Adeline.
"Iya bawel."
Solon membalasnya dengan mencubit hidung Adeline, sampai Adeline berseru kesakitan karena cubitan Solon yang membuat hidung nya memerah. Sedangkan lelaki itu tanpa merasa bersalah justru malah tertawa dan itu membuat Adeline kesal.
"Solon!!" perhatian keduanya teralihkan pada seorang laki laki yang meneriaki nama Solon sambil memberi kode untuk mendatanginya.
"Sini aja jangan kemana mana, tolak semua cowo yang ngajak lo ngobrol oke? inget ucapan gue sebelumnya-
"Kalo gue ilang lo ga bakal nyari gue, iya inget sana pergi."
"Hati hati," ucap Solon sedikit risau lalu segera pergi.
Dan sekarang part paling menyebalkan telah tiba, yaitu menunggu Solon selesai balapan.
Sudah tau menyebalkan kenapa tetap ikut??
KAMU SEDANG MEMBACA
Solon the assassin [3]
RandomCinta, adalah perasaan yang sulit dijelaskan dan mampu mengacaukan hubungan Sunghoon si pembunuh bayaran dengan Adeline si mahasiswi kedokteran. Sebenarnya ada apa dibalik hancurnya hubungan dua orang itu?