Assassin - 5

402 66 12
                                    

⚠️ 2k word

"Ready to die?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ready to die?"









Matahari belum lama turun, cahaya matahari tergantikan sinar bulan purnama yang terang membantu lampu jalan kini menjadi lebih terang dari biasanya. Sedari tadi Solon sibuk mengurus tugas yang diberikan oleh dosen untuk hari ini di kamarnya, karna ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan Adeline dari siang hingga sore.

"Masa iya sih?..." Gumam Sunghoon tak percaya karena tiba tiba memikirkan Adeline, lantas ia menjeda aktifitasnya.

Jujur, terkadang ia merasa tidak percaya dengan perasaannya sendiri, tapi jika tidak melihat Adeline hidupnya terasa seperti ada yang kurang maka dari itu Sunghoon mulai percaya jika ia jatuh cinta pada Adeline. Tapi Solon mengingatkan hal penting padanya mengenai pekerjaannya selama ini, ia tidak ingin membuat Adeline dalam bahaya karna pekerjaan nya.

Mempunyai musuh tentu saja dimiliki semua orang bahkan pada orang yang tidak melakukan apa apa kan? Terkadang orang lain selalu merasa iri pada kita dan memilih menjalankan ego nya untuk membahagiakan hati.

Bahkan meski dengan cara yang kejam sekalipun.

Soal pistol, tidak ada yang perlu di khawatirkan. Solon sudah memasukkan nya kedalam mobil nya jadi tidak ada yang perlu di khawatirkan.

"Ralat, ni tugas gue yang perlu di khawatirin, tolol lo hoon" ucap Sunghoon dengan sangat kesal menjawab soal uang diberikan dosen.

"Tinggal 20 menit jink, nyampe ga ya?" Perasaan cemas kembali melanda saat waktu dengan perlahan berkurang.

"Gue aja yang ambil alih" ucap Solon.

"Ha? Yaudah deh" setelah mendapat izin, Solon langsung mengambil alih badan Sunghoon dan mendominasi nya.

5 menit kemudian Solon menekan enter dimana tugasnya sudah selesai, lalu menghembuskan nafas lega.

"Kepintaran Solon emang gak perlu di raguin lagi" setelah mengucapkan kalimat itu dengan penuh gaya, Solon memang lebih pintar dari Sunghoon maka itu bukan hal yang perlu diragukan lagi.

Solon turun kebawah dengan pakaian rapi sambil menenteng laptop dan satu buku tak lupa pulpen di saku kemejanya kini sudah saat nya ia berangkat.

Simple.

Tapi boong, soalnya tas nya Solon ada dimobil barengan sama pistol nya biar gampang.

Setelah menggabungkan barangnya dengan pistol dan merapikan kembali semuanya di bagasi tanpa diketahui orang lain, Solon segera menutup pintu bagasi dan hendak masuk ke dalam mobil.

"Solon!"

Lagi lagi suara favorit nya terdengar di telinga Sunghoon, lelaki yang sedang bertukar pribadi membalikkan badannya dan tersenyum manis pada wanita didepannya setelah berlari untuk mengejarnya sebelum masuk kedalam mobil.

Solon the assassin [3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang